14.Sidang

141 13 0
                                    

Sekarang semua duduk dengan tenang, sedangkan biNina masih membuat minuman untuk Ara dan Mark. Mereka bertiga berdiam2, tak ada yang memulai pembicaraan. Sampai akhirnya Ara pun menanyakan sesuatu...

"Bum?"panggil Ara kepada Jaebum yang duduk sembari menonton tv.

"Kenapa?"tanya Jaebum menoleh.

"Nggak mau cerita gitu?"tanya Ara berdecak pinggang.

"Ngapain juga cerita, orang udah tau gitu"ujar Jaebum menirukan cara berbicara Ara tadi ,meledek.

"Uh, Jaebummm"kesal Ara menepuk pudak Jaebum.

"Apa sih Ra, sakit tau"keluh Jaebum mengelus pundaknya yang terasa panas.

"Nyebelin"kesal Ara kembali duduk disamping Mark.

"Mamahh"

"Teoo"Ara langsung mendekatiTeo yang berjalan senang kearahnya. Ara lansung memeluk Teo dan menciumnya seluruh wajah Teo, Ara sangat merindukan malaikat kecilnya.

"Mama, eo anen"(mama Teo kangen) ujar Teo mencium pipi Ara, Ara langsung menggendong Teo kesofa bersama Mark dan Jaebum.
"Papah"kali ini Teo langsung bermaja dengan Mark disampingnya.

"Teo anak papah"ujar Mark menjunjung Teo keudara, Teo tertawa senang.

"Tuan, nyonya, ini minumannya"biNina membawakan 3 teh untuk mereka.

"Makasih bi,"ujar Ara tersenyum melihat bibi yang duduk disamping Jaebum.

"Non, ini adiknya nak Jihyo"biNina menunjuk sebelahnya.

"Iya bi, Ara tau. Kita sekampus"ujar Ara meminum tehnya.

"Loh, non Ara sekolah diluar negeri kayak nak Jaebum?"tanya biNina terlihat senang, Ara menepuk jidatnya kenapa harus keceplosan.

"Mah, Jaebum sekolah disini bukan diluar negeri"ujar Jaebum menatap sang ibu.

"Lho, nak Jihyo yang bilang Jaebum. Kamu juga jarang pulang"ujar biNina mengelus kedua pundak sang anak.

"Kakak bohong mah, dia nggak mau bikin mamah kecewa makanya kakak bilang kayak gitu"

"Gimana ini? Maksudnya gimana?"biNina mulai lemas.

"Mah, udah nggak papa. Jaebum juga mau tinggal disini sama mamah, soalnya rumah Jaebum, Jabum jual buat bayar utang kak Jihyo"ujar Jaebum mengelus punggung sang ibu pelan.

"Maafin mamah ya? Gara gara mamah yang nggak bisa nafkahin kalian, kalian jadi kerja sendiri sendiri"ujar biNina menangis.

"Jaebum nggak masalah mah, yang penting mamah sehat terus"

"Bi, Ara bakal jaga Jaebum sebaik mungkin kok"ujar Ara melihat kedua nya.

"Jaga jaga , gue yang cowok harusnya gue yang jaga"dengus Jaebum meledek Ara.

"Bi, tuh Jaebum yang ngeselin"rengek Ara cemberut.

"Bum, jangan kayak gitu"ingat sang ibu menyentil bibir sang anak.

"Ya udah,bi. Ara sama Mark pamit dulu udah sore"pamit Ara bangun dari duduknya.

"Iya non"biNina dan Jaebum mengantar Ara dan Mark sampai pintu.
"Non, bibi minta tolong ya? Tolong jagain Teo buat nak Jihyo biar tenang disana"ujar biNina memeluk Jaebum disampingnya.

"Pasti bi, Ara pasti jaga Teo. Teo sekarang jadi tanggung jawab Ara dan Mark bi, kita pasti jagain sampai nanti kita ikut bersama Jihyo"ujar Ara memeluk biNina.

"Terima kasih ya non"ujar bibi membalas pelukan Ara.

"Eh, lo juga harus jagaiin gue"ledek Jaebum menoyor kepala Ara.

Married#Mark Tuan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang