CHAPTER 1

17.5K 1K 544
                                    

Bukan hal yang mudah bagi Lee Taeyong untuk tetap bertahan di kantornya sekarang. Namun kalau sudah mengenai kehidupan, bagaimana ia akan mengelak? Pekerjaan dan uang sulit dicari, nasib baik masih ada yang mau menerimanya di suatu kantor yang agaknya cukup terkenal. Pekerjaannya pun hanyalah seorang karyawan kantor biasa, well ya setidaknya bekerja daripada tidak sama sekali, ‘kan?

Taeyong lebih memilih hidup mandiri seusai kabur dari rumahnya. Tak ada uang yang bisa ia dapati. Modal keluar rumah pun, hanya berbekal baju dan uang sekitar beberapa lembar won. Hidupnya cukup keras, sempat beberapa tahun ia bekerja sebagai pekerja sex demi sesuap nasi hingga lelaki itu memutuskan untuk berhenti. Taeyong ingin sekali hidup normal seperti biasanya.

Walau tak menutup kemungkinan Taeyong berubah menjadi seorang yang hypersex. Ada hasrat untuk ingin kembali menjadi pekerja sex lagi, namun ia entah kenapa malah suka dengan pekerjaan yang ia lakoni saat ini. Duduk di depan meja komputer, lalu mendapat pujian dari atasan karena kinerjanya yang sangat memuaskan. Dirinya pun juga teladan.

Sesekali Taeyong mampir ke bar tempat lamanya bekerja, bertemu dengan Ten -sahabat dekatnya- yang sekarang merangkap menjadi pemilik bar saat ini. Tidak melakukan apapun selain bermabuk-mabukan yang berujung merepotkan Yuta untuk mengantarkannya ke apartemen. Siapa Yuta? Hanya temannya, tidak lebih.

Taeyong memiliki sosial media, akun alter yang dimana ia kerap mampir dan jajan untuk memuaskan hasrat nafsunya. Tidak, ia tidak pernah meminta atau menawarkan sex. Biasanya hanya sekedar cuddle untuk melupakan rasa lelahnya akibat pekerjaan atau depresi atas dirinya.

Baiklah, cukup sampai disini perkenalannya.

Taeyong kini berdiam diri didepan suatu mesin cetak, beberapa dokumen laporan telah ia tuntaskan. Seiring satu persatu kertas telah keluar, ia merapikannya dan siap menuju ruangan kantor atasannya. Setelah masuk, Taeyong segera menyerahkan dokumen-dokumen tersebut. Lagi, ia mendapatkan pujian yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya.

“Bagus sekali, Taeyong. Pekerjaanmu cepat dan bagus.” Ujar sang Direktur Utama. Mata keriputnya belum melepaskan pandangan dari dokumen-dokumen tersebut.

Ia pun mengukir senyuman tipis, “terima kasih, Pak.”

Barang itu ditaruhnya diatas meja, netra sendu tersebut menatap Taeyong. “Saya pikir pekerjaan kamu sudah tuntas. Anggap aja ini reward kecil dari hasil kerja keras kamu, saya kasih libur buat kamu sampai tiga hari kedepan.”

Kedua mata bulatnya seketika berbinar, “y-yang benar, Pak?”

“Iya, saya serius. Terima kasih kerja samanya, Lee Taeyong.”

“A-Ah, iya. Terima kasih banyak juga, Pak.”

Taeyong pun bergegas pamit dari ruangan itu, dalam hatinya bersorak. “Haha, should I doing sex for the next three days?

***

Hari pertama libur Taeyong, ia benar-benar merasa hidup saat ini. Tiga hari cukup baginya untuk sekedar rebahan dan menikmati bangun sore. Sudah sekiranya ia berdiam diri atas kasur beserta sebuah gawai digenggaman tangan lentiknya, ibu jari itu bergesar dari atas kebawah, menikmati isi timeline sosial medianya di akun alter.

Netranya menangkap banyak ajakan cuddle, sex, dan pencarian friends with benefit. Apakah fwb merupakan ide bagus untuk menumpahkan hasrat sexnya yang kerap kali ia bendung? Entahlah, Taeyong masih merasa ragu.

Alter Jung-Lee 🔞 [JAEYONG] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang