1/6

7.2K 338 36
                                    

"Woy bogel!!"

Suara teriakan lantang yang berasal dari sudut ruangan membuat dua insan yang tengah bercumbu ditengah-tengah rak buku itu seketika menghentikan aksinya. Masing-masing dari mereka bergerak cepat memisahkan diri saat indera penglihatan mereka menangkap sosok seorang gadis yang tengah berkacak pinggang dan menatap kearah mereka dengan tatapan murka.

Huftt~

Helaan nafas berat itu berasal dari satu-satunya lelaki yang ada disana. Matanya mendelik kesal kearah gadis yang tadi berteriak lantang sambil tangannya sibuk bergerak merapikan kancing kemeja yang ternyata telah dibuka oleh seorang junior yang bahkan namanya saja ia tidak tahu.

Melihat pemandangan itu, junior cantik yang ada didepannya sontak ikut mendengus kesal. Permainannya bersama senior tampan yang populer dikampus mereka itu baru sebentar, namun sudah harus berhenti karena dapat gangguan dari seorang gadis menyebalkan yang masih menatap mereka dengan tatapan tajam dipojok sana.

"Thanks, ya!"

Seruan itu dengan santainya keluar dari bibir tebal Park Jimin, lelaki yang baru saja bercumbu dengan seorang junior disela rak buku perpustakaan. Jimin melangkah pelan kearah gadis disudut ruangan yang tadi meneriakinya.

Sesampainya didepan gadis itu, Jimin ikut berkacak pinggang dan menatapnya tak kalah garang. "Kamu ganggu makan siang aku tau gak!"

Gadis yang dibuat semakin sebal dengan jawaban Jimin itu segera mengangkat tangannya dan menepuk lengan atas Jimin dengan luar biasa kuat.

"Aw! sakit Seulgi!" Jimin meringis sembari mengusap lengannya yang terasa panas. Tepukan itu tidak main-main, dan Jimin yakin setelah ini pasti akan meninggalkan bekas kemerahan.

Gadis bernama Seulgi itu mendengus acuh dan mengalihkan tatapan tajamnya pada junior cantik yang masih memandangi mereka dalam diam. "Ngeliatin apa?!"

Seruan marah Seulgi membuat junior itu tersentak kaget, nyalinya sedikit ciut juga saat seniornya yang terkenal galak itu meneriakinya. Dengan gerakan kilat ia mengambil tas punggung yang tadi diletakannya dilantai dan berlalu pergi sebelum diamuk lebih jauh.

"Ck! kamu mah ganggu terus!" Jimin berjalan meninggalkan Seulgi sembari menghentakan kakinya dengan kesal. Pipinya ikut menggembung membuat Seulgi menatapnya jijik. Lelaki ini penuh drama sekali. Seulgi lalu mengekor dibelakangnya.

"Tadi bunda nelpon aku, katanya malam ini kamu ada acara makan malam sama keluarga tante Im. Terus aku disuruh bawa kamu pulang kerumah sebelum jam 6, jadi kamu gak boleh kemana-mana ya!"

"Nomerku kan ada, kok bunda malah nelpon kamu sih bukannya langsung nelpon anaknya sendiri" keluh Jimin.

Seulgi memutar matanya tidak peduli. "Kelas terakhir aku hari ini selesai jam 5 lewat 20 menit. Pokoknya kamu harus jemput aku biar sekalian kamu langsung pulang juga, gak usah melipir kemana-mana"

"Ck!" Jimin berdecak sebal lalu memperlambat laju langkahnya, dibiarkannya Seulgi berjalan lebih dulu. Setelah ia lihat punggung kecil itu tepat didepannya, Jimin bergerak cepat memeluknya dari belakang.

"Eh?! Bogel lepasin gak!" Seulgi menggeliat kesal berusaha melepaskan diri dari pelukan kuat Jimin.

"Gak" Jimin mengeratkan pelukannya dengan tidak peduli. Koridor yang mereka lewati memang tidak terlalu ramai, namun tetap saja ada beberapa mahasiswa disana yang berlalu lalang dan memperhatikan interaksi mereka yang dianggap sedikit terlalu berlebihan untuk status yang hanya sebatas sahabat.

"Jimin lepas!!!" Teriakan kesal dan malu dari Seulgi hanya dibalas Jimin dengan kekehan ringan. Tidak berniat sedikitpun melepaskan bahkan melonggarkan pelukannya.

One More Time [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang