10🌻 Oh... Halo!

816 139 12
                                    






Melbourne, 2024

Senja mulai menghiasi langit, Christian bergegas membereskan kaleng cat beserta alat lainnya dan masuk ke dalam rumah. Angin berhembus kencang, rasa dinginnya yang menembus hingga tulang membuat pria tersebut merintih kedinginan karna hanya memakai kaus lengan pendek.

Sudah hampir genap dua tahun keduanya menetap di kota ini, tanpa ada gangguan dari orang-orang kiriman yang berkerja dengan cara yang kotor. Dan tentu saja mereka juga meninggalkan orang-orang terkasih yang dulu ada di hidup mereka.

Christian udah engga kerja sama pemerintah lagi, udah bebas tugas alias pensiun. Uangnya di tabungan udah cukup banyak gak tau lagi mau di abisin pake cara apa lagi selain manjain Rosie belanja, hingga  mereka bosen sendiri, terus akhirnya mereka buka bisnis cafe yang di kelola Rosie dan berhasil buka cabang di beberapa kota.

Tabungannya malah semakin numpuk, maka uangnya di donasiin kemana-mana tiap bulan sama Christian.

Pagi ini Christian udah manasin mesin mobil, sementara Rosie nyiapin rice ball buat sarapan di cafe. Selama di perjalanan tak henti-hentinya Christian terkekeh geli melihat Rosie yang mengoceh dengan suara yang di bikin-bikin seperti anak kecil ketika melewati kedai ice cream.

Sampai di cafe Rosie duduk di spot bagian depan, memandangi jalanan kota yang cukup ramai dari balik kaca. Sedang asik menikmati suasana kota, tiba-tiba ia melihat Christian yang tengah menyiram tanaman di depan cafe gak sengaja kesiram air keran. Christian ngomel, lalu menoleh menemukan Rosie yang sedang menertawakannya di dalam cafe, membuat Christian spontan ikut tertawa juga.

"Aduhh bu Rosie, kok gak istirahat aja dirumah? Nanti kecapean lohh" sapa Heejin sang barista cafe yang baru.

"Yang ada bosen saya di rumah terus, gimana kerjanya? Betah gak?" tanya Rosie memastikan.

Heejin mengulum senyum. "Betah kok bu, lumayan saya cari pengalaman juga sambil kuliah disini"

"Bagus deh, nanti saya minta Chris kasih bonus buat musim panas tahun ini" kata Rosie sebelum pandangannya teralihkan pada sosok yang sudah lama ia rindukan.

"Rosie... it's that you?"

"oh... halo!"


















Dimulai dari telpon yang Rosie angkat malam itu, serta jalan yang dipilih Rosie untuk tetap melihat Christian dan menolak untuk melupakan semuanya yang terjadi.

Rosie membulatkan tekadnya untuk tetap bersama Christian, meski ia harus kabur kebeberapa negara, memata-matai sosok penting dari pemerintahan, berlatih segenap olahraga bela diri, melarikan diri dan bertahan hidup dari anggota mafia.

Asalkan bersama sosok Christian ia tak keberatan. Tidak adapun rasa menyesal dalan diri Rosie setelah melalui itu semua. Tawa, tangis, cemas, serta ke khawatiran telah menjadi kenangan yang akan selalu mereka ingat hingga nanti.

Scott yang menjadi saksi atas perjuangan Rosie untuk terus menemani Christian hingga menyelesaikan tugasnya, merasa salut.

"Rosie... you're the stronger woman I ever seen in my life, makasih buat tetap berdiri di samping Christian hingga saat ini" Scott menepuk bahu Rosie pelan, menenangkan. Sebelum ia bergegas meninggalkan keduanya di suatu perbatasan di antara dua negara.

Mehilangkan jejak mereka dari negara tersebut, sedangkan Scott membuat laporan kepada atasan dan meng-informasikan pemberhentian Christian.

Rosie menyelesaikan studinya yang sempat tertunda dengan nilai yang memuaskan di New York University sebagai bentuk terimakasih dari pemerintahan negaranya karna ikut mengungkap sasus suap-nyuap para pejabat tinggi.

MYSTERIOUS DATE PARTNER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang