8🌻 kacau

834 171 19
                                    

(((komen dong)))

"ci, kenapa?" tanya Christian yang sadar sama tingkah Rosie yang gak kaya biasanya dan lebih milih memandang lalu lintas melalui kaca.

Gak ada jawaban dari Rosie, Christian mendesah pelan lalu mengarahkan kaca spion depan ke arah cewek tersebut. Pria itu mencoba bersabar dan menunggu kekasihnya itu cerita dengan sendirinya tanpa desakan tapi Rosie tetap saja terdiam.

"ci, kamu yakin?" tanya Christian kembali meyakinkan cewek itu.

Mobil hitam yang di kemudikan Christian berbelok, memasuki area parkiran basement apartment XXV. Pria itu membukakan pintu mobil untuk Rosie, lalu mereka memasuki pintu masuk apartment dengan kartu yang khusus dibuat untuk mengakses pintu serta lift bagi penghuni apartment tersebut.

Sebelumnya Christian mengantarkan Rosie ke kosan, namun begitu cewek itu mendapati mobil merah di depan pagar yang merupakan milik 'Bang Jeje' sang pemilik kosan yang mulutnya sadis ngalahin malaikat maut, akhirnya cewek itu meminta Christian untuk membawanya ke kediamannya.

Rosie duduk di sofa bersama Christian, menatap kosong uap yang keluar dari mug berisi teh hangat. Sebut saja Christian cupu soal perempuan, karna selama ia hidup tak pernah merayu perempuan yang tengah marah seperti ini dan hanya mendiaminya berharap cewek itu bercerita lebih dulu.

"kamu udah makan?" tanya Rosie setelah memperbaikkan moodnya.

"udah, kamu mau makan? aku gofood-in mau?" tawar Christian dengan senyumannya.

Rosie menggeleng, lalu memainkan jari-jarinya sendiri sambil menunduk.
"b-boleh peluk?" tanyanya dengan suara yang kecil, hampir terdengar sebagai gumaman.

Christian terkekeh. "I'm yours" katanya sambil menarik Rosie ke dalam pelukannya.

Pria mendesis pelan, mengabaikan rasa itu saat bagaimana siku milik Rosie menyentuh bagian perutnya.

"kenapa?" tanya cewek itu begitu sadar sama perubahan raut wajah Christian.

Pria itu tersenyum, "geli hehehe"

"kamu percaya gak kalo aku tuh duda?" celetuk Christian asal.

Rosie melotot, "hah?!

Terus Christian ketawa puas sambil bilang bercanda, sementara Rosie memutar mata kesal.

"ish kamu tuh!" keluhnya.

Christian ngelus pipi cewek itu yang bersandar di dekapannya.
"ci, aku ajak nikah mau gak?"

"ayok, besok ya?" jawab cewek itu sambil nyengir.

Christian terkekeh pelan. "boleh"

"chris, aku mau nanya deh"

"kenapa hmm?"

"Chris tangan kamu kenapa lebam?" Tanya Rosie sambil natap mata Christian dengan lekat.

Pria itu melihat lengannya, "Hah? mana? di tinju setan kali yaa pas aku tidur" katanya.

"Ish ngaco! Tiap ngedate aku liat pasti ada aja badan kamu yang luka... masa iya mamah kamu mau punya anak lagi?" Tanya Rosie heran.

Christian melotot,
"YAA ENGGALAH!!" sewotnya.


"terus kamu tuh ngapain?" tsnya Rosie geregetan.

"aku suka keselandung makanya jadi gitu" jelas Christian, bikin Rosie mengerjap tak percaya.

"tuh kan! mamah kamu beneran pengen punya anak lagi kali?"

"ci, astaga... mamahku udah gak bisa punya anak lagi, udah tua" kata Christian geregetan.

Rosie merenggut, sementara Christian lagi anggat telpon di sampingnya. Selagi mendengarkansang penelpon  Christian melirik ke arah Rosie yang juga memandangnya dengan tanda tanya.

"okee" Christian langsung masukin ponselnya ke dalem kantong celana, lalu menyuruh Rosie untuk memakai jaket dan sepatunya dengan cepat.


Saat ingin membuka pintu apartmentnya, Christian terdiam di depan pintu.

"kenapa sih?" tanya Rosie bingung dengan situasi, namun Christian menyuruhnya diam dengan jari yang di tempelkan ke bibir.

Begitu mendengar suara tombol pin pintu di tekan dari luar, cewek itu seketika sadar akan situasi dan terpaku di tempat. Christian langsung menarik Rosie ke dalam kamar dan bersembunyi di balik pintu yang tidak di tutup rapat dengan sengaja.

Christian tetap mengisyaratkan Rosie untuk tetap diam, sementara di luar sana terdengar langkah kaki dan suara gagang pintu yang di putar.

"lewat lift, act like nothing happens and you will stay safe. I'm promise!" bisik Christian sambil memberikan kartu akses apartment sebelum menendang pintu dengan kencang.

Senjata api terjatuh begitu saja ke lantai, lalu Christian keluar meninggalkan Rosie di balik pintu dengan menahan degup jantungnya karna terkejut dengan kejadian barusan yang begitu tiba-tiba.

Suara pukulan dan benda-benda yang hancur menjadi satu-satunya suara yang terdengar di dalam apartment. Rosie menyelinap keluar dari kamar, mendapati Christian tengah berusaha untuk melumpuhkan sosok pria yang menyelinap masuk ke dalam apartmentnya. Dengan perasaan yang ragu dan tak tau harus berbuat apa, Rosie berjalan terburu-buru melalui lorong apartment.

Rosie menekan tombol lift dengan gelisah, kakinya terus bergerak menunggu lift. Haruskah ia meninggalkan Christian? Pikiran itu kembali menghampirinya.

Kepalanya terasa berdenyut, begitu ia akan memasuki lift deorang pria menggenakan setelan jas tersenyum tipis pada Rosie, lalu melewatinya dan menyusuri lorong apartment.







































Rosie menghela napas kasar, entah untuk yang keberapa kalinya. Membuat Bomin menggelengkan kepalanya beberapa kali, memikirkan betapa bucinnya sosok Rosie.

"udah lah kak, tuh mie lo sampe ngembang gak lu makan dari tadi" sewot Bomin kesel sendiri.

"gak bisa gitu, min! tadi harusnya gue
gak ninggalin Chris gitu aja" bantahnya sambil memandangi kartu akses apartment milik Christian dengan perasaan bersalah.

"tenang aja sih..  lo gak sadar apa kak, badan bang ian sekeker apa?"

"yaa masalahnya kalo yang di bogem badannya seukuran lo sih gue gak bakal khawatir sampe kaya gini anjing!" bales Rosie emosi.

Bomin duduk di hadapan Rosie, menarik piring  berisi mie yang tadi dia masakin buat cewek itu, kemudian di makannya dengan kesal.

"lo tau gak sih? kalo gua capek liat lo ngekhawatirin orang lain mulu!" kata pemuda tersebut.

Bomin melengos, memasuki suapan terakhir lalu mencuci piringnya dan kembali memasuki kamarnya, meninggalkan Rosie sendiri dengan pikirannya yang kacau.

Gimana bisa Rosie memahami pernyataan Bomin sementara ia tengah memikirkan keadaan Christian saat ini.

Ponsel milik Rosie berdering, lantas cewek itu langsung mengangkatnya dan mendengarnya dengan seksama.

"okee, gue kesana sekarang!" Rosie memutuskan telpon lalu segera mengambil tas dan jaketnya, sebelum pergi menemui Christian.

Sementara Bomin yang mendengarnya dari balik pintu kamarnya mendesah kesal.








×××

gak tau lagi ini mau di buat begimana alurnya huhu


MYSTERIOUS DATE PARTNER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang