Bunga Terompet: Sweet Jealously

876 48 13
                                    

Eun Danoh meneliti hanbok yang dia pakai, apakah sudah rapi atau belum. Hari ini dia akan bertemu dengan Haru, pengawal dari Pangeran Baek Kyung.
Semenjak mendapatkan kesadarannya, Eun Danoh menyadari bahwa perasaannya pada pangeran Baek Kyung hanyalah pemberian author komik alias palsu. Sekarang dia malah lebih bersemangat ketika bertemu dengan Haru.
Haru adalah pemuda yang baik hati menurut Danoh. Lelaki yang selalu menjaganya dan perhatian padanya itu menggetarkan sesuatu pada hatinya. Danoh tidak dapat menyangkal perasaannya. Dia menyukai Haru. Sangat teramat suka. 

.
.
.

"Haruyaa... ." Panggil Danoh pelan. Gadis itu melihat Haru sedang menepuk-nepuk kepala seorang gadis.
Tiba-tiba rasa sesak dan panas muncul di dalam hati Danoh. Biasanya Haru tidak pernah dekat dengan orang lain. Siapa dia? Siapa gadis itu?! Tanpa sadar Danoh menggembungkan pipinya dan berteriak keras-keras,"HARUYAAA ANYEONG!"
Membuat Haru dan gadis itu memisahkan diri.

"Agassi, Apa yang anda lakukan disini?"

"Yak! Haru apa kau lupa? Kau akan menemaniku ke taman bunga hari ini." Danoh cemberut dan melirik gadis disamping Haru,"Apa yang kau lakukan disini,eoh? Dan siapa gadis ini?!"

Haru menatap wajah Danoh yang cemberut dan manyun. Lelaki itu sedikit menyunggingkan senyum. Ah, Agassi benar-benar manis... Pikirnya.

"Maafkan saya, Agassi. Saya tadi juga sedang dalam perjalanan menuju ke rumah anda. Tapi ada masalah saat menuju kerumah anda."

"Lalu gadis ini?!"

"Ah iya, perkenalkan dia Shin Saemi, dia adik teman saya. Saya tadi harus membantu mengantarkan kakak Saemi ke tempat pengobatan. Oleh karena itu, mohon maafkan keterlambatan saya, Agassi."

"Mohon maafkan saya, Agassi. Karena saya Haru oraboeni jadi terlambat mengantarkan anda."

"Hahaha... Iya. Tidak apa-apa."

Aah, setelah Danoh teliti wajah Saemi memang terlihat pucat dan matanya juga sembab. Hmm, mungkin Haru baru saja menenangkan Saemi yang khawatir akan keadaan kakaknya. Harusnya kau tidak boleh cemburu, Danoh! Danoh memukul keras kepalanya supaya tersadar akan tindakan bodohnya yang cemburu tanpa alasan.

"Eh? Agassi, apa yang anda lakukan. Anda bisa sakit jika memukul kepala anda sendiri." Haru menghentikan tindakan Danoh yang memukul-mukul kepalanya sendiri. Lelaki itu kemudian mengusap-usap kepala Danoh dengan lembut, sejenak mereka saling bertatapan membuat Danoh tanpa sadar merona atas perlakuan Haru.

"U..um." Melihat Danoh yang merona malu, membuat Haru tersadar akan tindakannya.

"Ah, maafkan kelancangan saya Agassi." Lelaki itu membungkuk 90°.

"Tidak-tidak, kau tidak lancang. Um, kalau begitu apakah kau sudah menyelasaikan masalahmu? Kalau sudah, ayo kita ke taman sekarang."

"Baik... Agassi. Mari kita bergegas." Haru mempersilahkan Danoh untuk berjalan terlebih dahulu.

"Saemi-ssi sudah pergi?" Danoh baru menyadari bahwa sedari tadi Saemi sidah pergi meninggalkan mereka.

"Eh...sepertinya sudah, Agassi." jawab Haru kebingungan. Sedangkan Danoh terlihat heran. Bukankah tidak sopan pergi tanpa pamit, pikirnya. Ah sudahlah...

Haru dan Danoh melangkah ke taman bunga dengan perasaan bahagia. Interaksi mereka hari ini benar-benar manis sehingga membuat hati mereka berbunga-bunga.

.
.
.

Ah iya soal Saemi. Asal mereka tahu saja, sejak tadi perempuan itu memanggil-manggil Haru dan Danoh tapi keduanya terlarut dalam dunia mereka sendiri.

"Haru-oraboeni? Agassi? Saya pamit dulu."

"...."

"Anyeong?! Halo? Oraboeni? Agassi?"

Merasa dicueki Saemi pun pamit undur diri.

"Dunia bagaikan milik berdua. Yang lain ngontrak." gumam Saemi melangkah pergi.

End.

Extraordinary Us (DanHaru) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang