Rahasia: Kencan

359 36 14
                                    

Hari ini adalah hari bahagia untuk Danoh. Haru berkata bahwa dia akan mengajaknya untuk berkencan.

Danoh berharap jika hari ini penulis tidak akan mengganggunya dengan adegan tidak jelas antara dirinya dan Baek Kyung.

Yang benar saja, setiap dia akan pergi untuk berduaan bersama Haru. Tiba-tiba scene dengan cepat berubah menjadi adegan antara dia dan Baek Kyung.

Kesal. Dia sangat kesal sekali. Rasanya dia ingin menguliti si penulis lalu memakan bola matanya. Memang selama ini perkataan Danoh terdengar gore. Tapi karena rasa kesalnya yang memuncak gadis itu jadi tidak bisa menjaga ucapannya.
.
.
.
.
Danoh bersiap-siap untuk melakukan kencan dengan Haru. Gadis itu berdandan dengan manis dan mengenakan light make up. Danoh berharap supaya Haru akan terkesan dengan penampilannya. Bagaimana pun bagi Danoh, Haru adalah lelaki yang tampan. Jadi untuk mengimbanginya Danoh berpenampilan manis dan cantik.

Selesai berdandan, perempuan itu bergegas untuk pergi ke Seuli. Mereka berjanji untuk bertemu dibawah pohon legendaris berumur 300 tahun yang terkenal itu.
.
.
.
Hari ini sekolah sedang libur. Oleh karena itu tidak ada orang lain selain Danoh dan Haru. Jadi, hari ini mereka bebas untuk bermain di sekitaran sekolah mereka.

Danoh telah sampai. Gadis mungil itu berjalan mendekati pohon maple tempatnya berjanjian dengan Haru dan melihat lelaki tampan itu sedang duduk sembari memejamkan mata.

Angin yang bertiup ringan memainkan rambut Haru. Matanya yang terpejam seolah-olah menikmati suasana damai dan nyaman. Melihat lelaki itu membuat Danoh terpana. Pipinya dengan cepat menghangat. Gadis itu sudah tahu jika kekasihnya benar-benar memiliki ketampanan diatas rata-rata. Tetapi ada pesona lain selain wajah tampan Haru. Yaitu kebaikan hatinya dan sifat protektifnya yang selalu menjadi nilai plus dimata Danoh. Gadis itu sangat menyayanginya dan menyukainya. Sangat amat suka.

"Haruya..." Panggilan Danoh membuat lelaki itu membuka matanya. Senyuman tipis nan manis terbit dibibirnya.

"Danohya..."

"Kau sudah lama menunggu?"

"Ah, tidak." Haru menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lelaki itu mengamati penampilan sederhana Danoh yang sangat mempesona. Wajah Danoh terpoles oleh sedikit make up membuatnya tampak manis dan cantik sekaligus, membuat Haru tersipu malu. "Kau sungguh cantik hari ini, Danohya."

"A-apa. Mwoyaa... Haruya." gadis itu tersipu malu dan memukul lengan Haru.

Plak!

"Urrghh."

Pukulan itu menyadarkan Haru bahwa... Seberapa manis dan cantiknya Danoh. Pukulannya benar-benar kuat dan tidak bisa diremehkan.

"Danohya... Pukulanmu benar-benar kuat sekali."

"Apakah sakit. Yya... Maafkan aku Haruya..."

"Tidak apa-apa, Danohya. Jadi kau mau memulai kencan kita dimana?"

"Um, hari ini aku ingin kita berkencan dibawah pohon ini. Seperti piknik. Tenang saja, aku membawa perlengkapannya. Aku harap kencan kita hari ini tidak gagal lagi."
Danoh membuka tas yang dibawanya. Dia mengeluarkan segala macam isi tas itu ada tikar, minuman, dan makanan. Danoh berharap hari ini dia bisa berkencan tanpa ada gangguan dari si penulis gila itu.

Dengan cekatan Haru membantu Danoh menata segala macam perlengkapan piknik mereka. Setelah itu Danoh menarik Haru untuk duduk disampingnya.

"Nah, Haruya. Coba makanlah ini. Aku yang memasaknya tadi hehehe."

Danoh menyuapkan ayam goreng madu buatannya pada Haru. Gadis itu berharap Haru akan menyukai masakannya.

"Bagaimana. Apakah enak?"

"Hmnyam..enyammk."

"Telan dulu, Haruya."

"Enak sekali. Kau benar-benar pandai memasak, Danohya."

"Benarkah?" Mata Danoh berbinar senang. Gadis itu bahagia mendengar pujian dari Haru.

"Hmm, tentu saja. Calon istri yang baik."

Bibbibbibbib...
Suara smartwatch Danoh berbunyi kencang. Menandakan debaran jantungnya meningkat drastis.

"Danohya, kau tidak apa-apa?" Haru menatap Danoh dengan khawatir. Lelaki itu mengenggam tangan Danoh.

"Aaa... Aku tidak apa-apa. Haruya." Danoh menatap Haru dengan cemberut."Lain kali jangan katakan hal seperti itu. Kau benar-benar membuatku malu... Yyaaa.."
Dengan pelan, Haru membawa Danoh kepelukannya. Lelaki itu mengelus pelan rambut Danoh. Dan setengah berbisik,"Aku sangat suka menggoda Danoh. Kau sungguh manis jika sedang malu, kekeke."

Bibibibibib...

Suara detakan jantung Danoh makin kencang. Aaah rasanya dia ingin mengubur dirinya didalam tanah. Entah mengapa hari ini Haru begitu senang menggodanya.

Dalam diam Danoh mengeratkan pelukannya dengan Haru. Dia sangat menyukai pelukan Haru. Begitu hangat dan nyaman. Membuatnya terlena.

Saat-saat seperti inilah yang mereka berdua inginkan. Bebas berduaan dan berkencan tanpa gangguan penulis. Jika waktu bisa dibeli, mereka pasti akan membayar banyak untuk membeli waktu ini selamanya.

"Haruyaaa... Aku ngantuk."

"Lhoh... Kau sudah ingin mengakhiri kencan kita?" Haru sedikit cemberut. Dia tidak ingin hari ini cepat berakhir.

"Tentu saja tidak. Aku ingin tidur dipelukan Haru."

Blusssh...

Aah jangan lupa meskipun Haru senang menggoda Danoh. Danoh adalah ahlinya membuat Haru tersipu malu dengan muka semerah kepiting rebus.
.
.
.

.
.

Kencan
End.

Keep supporting me with vote and coment ya guys ♥♥♥ thank you

Hari ini saya update 3 chapter sekaligus. Hope you like it.

Danke...

Extraordinary Us (DanHaru) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang