Rahasia: Y O U

204 27 12
                                    

Namaku Eun Danoh, dan aku adalah karakter tambahan dalam sebuah komik. Awalnya aku tidak mengerti mengapa aku bisa berpindah-pindah tempat dalam sekejap. Seolah-olah aku memiliki sihir teleportasi. Bahkan aku merasa seolah-olah waktu mempermainkanku.

Setelah mengetahui kenyataan bahwa aku adalah seorang karakter di dalam komik, tentu saja aku sangat syok. Namun, aku berusaha keras mengatasi rasa takutku. Bagaimana pun takdir karakter seperti diriku hanya bergantung kepada sang penulis cerita.

Hari-hariku begitu datar dan penuh drama dengan Baekkyung dan semua itu adalah kehendak dari penulis.

Namun, semuanya berubah semenjak aku mengenal seorang lelaki bernama Haru. Haru tidak pernah digambar oleh author secara sempurna di dalam komik. Dia bahkan tidak memiliki wajah.

Haru, dia adalah lelaki yang menarik perhatianku.
Awalnya aku kira dia adalah orang yang biasa-biasa saja. Sampai kejadian dia menyelamatkanku dengan punggungnya itulah yang mengubah pandanganku kepadanya. Saat itu aku sadar, bahwa dia istimewa.

Haru, Haru, Haru.
Rasanya aku ingin selalu mengucapkan namanya. Ya, akulah yang memberikannya nama karena Haru mengubah hari-hariku menjadi lebih berharga. Aku yang awalnya di diagnosa dengan penyakit jantung hanya bisa pasrah menunggu Tuhan untuk menjemputku, tapi kini berbeda. Aku ingin menghabiskan hari-hariku untuk membuat kenangan indah bersama dengan Haru.

Memang selalu ada rintangan setiap aku dan Haru mengubah jalan cerita komik. Tapi disaat itulah aku merasa bahagia bisa menghabiskan waktuku bersama Haru. Sampai suatu saat aku sadar, bahwa aku tidak semata-mata senang menghabiskan waktu dengan Haru karena dia adalah temanku, tapi... Karena aku memiliki sebuah perasaan kepadanya.

Ya, aku Eun Danoh telah jatuh cinta kepada Haru.

Kenyataan itu menamparku, bagaimanapun umurku di dunia komik ini bisa dipastikan tidak akan lama. Dan jika aku memiliki perasaan kepada Haru... Aku takut. Aku takut jika aku tidak bisa meninggalkannya. Aku takut Haru akan sendirian ketika aku pergi meninggalkannya. Membayangkannya saja membuatku bergetar menahan tangis. Mengingat nasibku yang kurang beruntung di dunia ini.

Disaat aku hampir menyerah seperti ini, Haru selalu berada disampingku. Dia seolah menguatkanku supaya aku berada lebih lama di dunia ini. Haru berjanji akan membantuku untuk mengubah takdirku. Saat itulah aku merasa beruntung selalu memiliki Haru disisiku.

"Haru-ya... Haru-ya." Panggilku kepada lelaki disampingku.

Haru menoleh ke arahku. Senyumannya mewarnai hariku. Tangan besarnya menepuk-nepuk rambutku, membuat diriku terlena atas buaiannya.

"Iya, Danoh-ya?"

"Tidak... Aku hanya ingin memelukmu." ucapku dengan malu-malu.

"Eh?" Haru tidak banyak bertanya dia langsung mendekap ku didalam pelukannya.

Hangat, dan nyaman.
Seolah aku akan terlindungi dari segalanya.

"Apakah ada yang menggangu pikiranmu, Danoh?"

Aku memilih untuk tidak mengatakan apapun kepadanya. Meski begitu Haru sangat pengertian. Dia tidak pernah memaksaku apabila aku tidak mau bercerita.

"Haru-ya... Kau tahu. Aku senang sekali ketika bisa memelukmu."

"...." Haru mengelus kepalaku. Lalu aku melanjutkan kata-kataku yang sempat terputus.

"Itu karena aku bisa mendengarkan detak jantungmu. Detak jantungmu adalah bukti bahwa Haru selalu berada disampingku. Aku harap aku akan selalu mendengar detak jantungmu dan... Detak jantungku bersama dimasa depan."

Haru melepaskan pelukan kami. Entah mengapa, wajahnya terlihat pucat dan matanya berkaca-kaca.

"Danoh, jangan berkata seperti itu. Aku akan selalu disampingmu sampai kapanpun. Bahkan sampai dirimu bosan dengan keberadaanku."

"Tidak aku tidak akan pernah bosan dengan keberadaanmu, Haru-ya. Bagiku, Haru adalah orang yang berharga dalam hidupku. Jadi jangan mengatakan itu ya."

"Aku mengerti. Tapi, kau juga jangan mengatakan itu. Aku tidak suka ketika kau berbicara seperti itu. Kau akan tetap hidup dimasa depan, bersama denganku. Selamanya. Mengerti?" Haru menarik napasnya dalam-dalam untuk menenangkan emosinya. Dia kembali mendekap ku kedalam pelukannya yang hangat

"Iya, aku mengerti. Terimakasih, Haru-ya."

Aku ingin hidup.
Aku ingin bersama dengan dia.
Jika suatu saat kau menghentikan detak jantungku di komik ini, maka kumohon, kumohon padamu untuk mempersatukan kami dimanapun kami berada, hanya itulah harapanku.

Kuharap suatu saat kau mengabulkan permintaan kecilku ini, wahai penulis.

End.

Extraordinary Us (DanHaru) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang