💔Lover

95 11 0
                                    

Can I go where you go?
Can we always be this close forever and ever?
And ah, take me out, and take me home
You're my, my, my, my lover

-Taylor Swift (Lover)-


💔💔💔

Pintu UKS terbuka lebar, orang-orang di dalam ruangan itu 'menyambut' Raja dan Ariel dengan gerakan cepat, sigap, dan tanggap.

"Di baringkan disini, Kak" Kata salah satu anggota PMR cowok yang baru saja selesai menyiapkan kasur untuk pasien.

Raja pun membaringkan tubuh Ariel dengan hati-hati.

"Thanks ya, Ja. Sekarang lo bisa balik ke barisan lagi" Ujar sang ketua PMR, Jehan.

Raja panik sekaligus kesal. Masa udah capek-capek gendong Ariel sampai sini tapi disuruh berjemur di lapangan lagi?. Nggak bisa gitu.

"Gue mau disini aja, Jey"

Semua anak PMR langsung melemparkan tatapan bingung. Raja yang peka bahwa ucapannya itu mencurigakan, buru-buru memberi alasan.

"Jadi yang gue denger-denger, Ariel itu suka kejang gitu kalo abis pingsan"

Orang-orang disekitarnya makin bingung.

Bego! Umpat Raja dalam hati. Alasan macam apa sih itu?!.

"Kejangnya gimana, Kak?"

"Kaya orang kesurupan"

Astaga Raja.

Ariel yang saat ini terpejam, hampir saja menyemburkan tawanya mendengar penuturan cowok itu.

"Dan dia tuh harus dibacain Surah Al-Maidah ayat 67-100 dulu kalo lagi kumat begitu, lo semua hafal nggak? Nggak kan? Nah, dari pada pas dia kejang terus kalian sibuk nyari Al-Qur'an, mending gue disini aja buat jaga-jaga. Bukannya sombong nih ya, tapi gue hafal Surat itu"

Mereka saling pandang satu sama lain.

"Itung-itung ngebantu tugas kalian"

"Ya udah, kalo gitu lo isi dulu ya buku kunjungannya. Tulis nama lengkap lo sama nama lengkapnya Ariel" Jehan buka suara. Fiyuh, akhirnya.

"Kalian bertiga, balik jaga-jaga lagi" Tunjuk Jehan pada 2 cewek berhijab dan 1 cowok berkacamata. Mereka pun patuh dan bergegas keluar meninggalkan ruang UKS.

Meskipun badan Jehan terkesan mungil, tapi dia begitu berwibawa dan tegas pada junior-juniornya. Sifat kepemimpinannya sangat nyata. Cewek itu terlihat keren di mata Raja.

Jehan berjalan menghampiri bankar yang ditempati Ariel.

"Biar gue cek dulu suhu badannya Ariel".

Raja bangun dari kursi yang ia duduki untuk memberi Jehan space. Cowok itu memperhatikan gerak-gerik Jehan yang terlihat seperti sudah profesional.

"Suhu nya normal, tapi bibirnya pucat dan badannya keliatan lemes banget" Tutur Jehan seolah dirinya adalah dokter.

Yaa, calon dokter maybe.

"Dia punya maag?"

Raja mengangguk, dia tahu fakta itu setelah mengenal Ariel cukup lama. Tiba-tiba dirinya mendadak khawatir. Jadi, Ariel sedang tidak pura-pura?

Buru-buru ia tepiskan kekhawatiran itu. Seharusnya biasa aja. Tapi kenapa keadaan gadis ini membuatnya kepikiran?

"Gue cari bubur dulu ya, lo jagain dia"

BRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang