Sedikit membosankan untuk melalui waktu selama tiga bulan pertama di sekolah. Tak ada yang signifikan dari Tzuyu, kegiatannya ataupun pertemanan. Tetapi, tidak semenyedihkan sebelumnya karena sedikit banyaknya Tzuyu mulai bisa beradaptasi.
"Kira-kira kemana kegiatan sekolah tahun ini?" tanya Arin yang masih asik meminum cola nya sambil berjalan di samping Tzuyu.
Tzuyu mengerutkan kening dan menoleh ke arah Arin. "Kegiatan sekolah? Maksudnya?"
"Memangnya kau tidak tau, kalau setiap tahun Ceylon school mengadakan tur tahunan keluar, tiga tahun lalu kakakku juga lulusan sini dan dia mengatakan bahwa acaranya sangat menyenangkan. Aku yakin tahun ini pasti lebih menyenangkan."
"Memangnya kegiatan seperti apa Arin?" tanya Tzuyu, Arin hanya mengedikan bahunya.
"Tidak tau, pasti berbeda setiap tahun. Kau ikut kan Tzuyu" tanya Arin menjauhkan minumannya, sekarang mereka sedang duduk di salah satu bangku di taman sekolahnya.
"Aku tidak tau, aku belum pernah mengikuti acara seperti itu."
"Ayolah Tzuyu, ini pasti sangat menyenangkan. Dulu waktu aku kecil, aku pernah ikut sekali dalam kegiatan kemah di sekolah dan itu sangat menyenangkan" bujuk Arin membuat Tzuyu tampak menimang.
"Hm baiklah, akan aku pikirkan"
♔ ♔ ♔
Satu per satu murid turun dari bus, kegiatan sekolah di bagi menjadi tiga tempat sesuai dengan tingkat kelas masing-masing. Dan di sinilah anak-anak kelas sepuluh termasuk Tzuyu, di area dengan banyak sekali pohon pinus yang menjulang tinggi dan jauh dari kebisingan. Di depan mereka sekarang berdiri kokoh sebuah bangunan klasik yang terlihat sangat tua, namun walau begitu tempat tersebut terlihat sangat mewah.
"Ini adalah salah satu gereja yang biasa digunakan untuk tempat ibadat para kaum bangsawan jaman dulu. Mungkin sekarang usianya berkisar 450 tahun" jelas Keumjo, guru mereka yang mengundang decak kagum dari beberapa siswa.
Mereka mulai berjalan melewati gerbang tinggi yang membatasi area gereja dengan tempat mereka berdiri tadi, mereka melihat ke area sekitar memandang takjub semua hal yang berada di gereja ini.
"Bukankah ini sangat menyeramkan?" bisik Arin menyikut tangan Tzuyu. Tzuyu mendesah seandainya Arin tahu bahwa semua hal mengenai keluarganya juga lebih klasik dari ini.
"Tapi aku merasa seperti seorang ilmuan yang menemukan harta berharga peninggalan peradaban, betul tidak" Arin meminta persetujuan Tzuyu yang kini malah fokus menatap menara di samping gereja tersebut.
"Aku akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari empat orang" ucap Keumjo menarik perhatian lagi para siswa untuk mendengarkannya. Satu per satu orang memisahkan diri ketika nama nya disebut untuk bergabung dengan kelompoknya.
"Joochan, Arin, Tzuyu" ucap Keumjo membuat Arin memekik senang karena ia satu kelompok dengan Tzuyu dan Joochan.
"Dan Xiong Jun, kau bergabung dengan mereka" membuat Arin berhenti dari tawanya.
Sekilas Tzuyu kembali mengerutkan dahi melihat tatapan aneh dari Xiong Jun terhadapnya, seperti biasanya. Ya, Jun lah yang selalu menatap Tzuyu penuh selidik sejak ia masuk kelas.
"Baiklah, kalian boleh menyebar ke sisi manapun di area gereja ini kecuali pagar pembatas di belakang karena itu menuju ke hutan, kita akan bertemu di sini lagi dalam waktu dua jam setelah kelompok dibubarkan. Catat apa yang kalian temukan dan diskusikan mana hal yang paling menarik untuk kalian bagi di kelas nanti, ingat hasil ini akan mempengaruhi besar nilai mata pelajaran sejarah kalian"
"Baik, mam" jawab semua siswa.
♔ ♔ ♔
Sudah sepuluh menit mereka berjalan menyusuri lorong dengan langit-langit yang sangat tinggi. Entah mengapa mereka setuju saja mengikuti langkah Joochan yang memang menyukai barang-barang antik. Lelaki itu tak berhenti bergumam bahkan terang-terangan menunjuk kekagumannya mengenai barang-barang indah yang mereka temui. Tak ada yang bicara kecuali Joochan dan juga Arin yang terlibat perbincangan mengenai keindahan di dalam gereja yang mereka masuki. Sedangkan Tzuyu dan Jun mereka sama-sama diam, bedanya Tzuyu terus saja memerhatikan setiap ukiran yang ada sedangkan Jun tetap memandang lurus ke depan tanda ekspresi apa-apa.
Langkah Tzuyu berhenti ketika menemukan satu lorong yang lebih gelap dengan banyak anak tangga menuju ke bawah.
"Apa yang kau lihat Tzuyu?" tanya Arin, dua lelaki itu menghampiri Tzuyu dan juga Arin. Kini, mereka sama-sama memerhatikan anak tangga itu sebelum akhirnya Jun berdeham membuat lamunan mereka terpecah.
"Ayo pergi" ucap Jun datar sambil melangkahkan kaki. Tiga orang lainnya hanya saling bertatapan dan berakhir melihat punggung Jun yang mulai menjauh.
"Aku rasa ada yang menakjubkan di bawah sana, kalian mau masuk?" tanya Arin membuat langkah Jun terhenti. Tzuyu menggelengkan kepala.
"Kita tidak tau ada apa di bawah sana"
"Ayolah Tzuyu, kita tidak akan tau sebelum kita mencari tau, lagipula waktu kita masih sangat banyak bagaimana denganmu, Joochan?"
"Ide bagus"
Arin menarik tangan Tzuyu untuk turun lebih dulu, disusul oleh Joochan meninggalkan Jun yang semakin menatal dingin ke arah mereka. Pria itu mengepalkan tangannya sebelum memejamkan mata.
"Kalian cari mati"
▪️▪️▪️▪️
#CuapCuapAuthor
Hai! Di sini cerita fantasinya dimulai. Bagi yang bertanya-tanya kenapa Jungkook belum ada tanda-tanda, setelah ini kita akan menemukan keberadaannya.
Jangan lupa vote dan coments nya, karena setiap voments kalian itu sangat berharga untuk saya :)
💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Der Thron
FanfictionAwalnya, Tzuyu mengira bahwa keanehan yang ada dalam diri kakek dan juga neneknya adalah sebuah kewajaran mengingat usia renta. Namun, justru setelah mengenal dunia luar Tzuyu tak tahu kata apa yang bisa menggambarkan lebih dari suasana aneh di ruma...