Sechs

692 110 13
                                    

Jam berdentang, menandakan tepat tengah malam. Tzuyu membuka mata, dari kepura-puraan tidur. Ia memfokuskan pendengaran, lalu dengan hati-hati ia menyibak selimutnya. Tarikan napas dalam ia lakukan, guna mengumpulkan keyakinan dan keberanian.

Ayo Tzuyu, kau mungkin tak punya kesempatan lain selain ini.

Tanpa sadar Tzuyu menganggukan kepala, sekadar membenarkan pendapatnya.

Rumah megah itu terlalu sunyi, bahkan dengan dihuni belasan pelayan yang ikut menemani. Gema langkahnya terdengar samar, membuat Tzuyu tahu bahwa di dalam rumah utama hanya dirinya yang terjaga. Tentu, karna para penjaga tengah berdiri di depan pintu utama.

Tzuyu berjalan cepat, walau harus terus memelankan langkah. Dengan hati-hati, ia membuka pintu kamar kakek dan nenek nya. Gadis itu terpejam, membuang napas pelan karena rasa lega.

"Maafkan aku kakek, nenek, aku harus melakukan ini" bisik Tzuyu merasa bersalah karena menambahkan obat tidur pada teh milik kakek dan nenek nya saat makan malam tadi.

♔  ♔  ♔

Ia terpaku, menatap tepat ke arah pintu ganda yang dihiasi tirai sutra berwarna merah di depannya. Tatapannya kosong karena terlalu banyak pertanyaan yang terputar di kepalanya.

Aku tidak pernah ingin mencurigai siapapun, tapi sikap kakek bukanlah patut dicurigai?

Tzuyu menggelengkan kepalanya, mencecar diri sendiri dalam hati.

"Ayo Tzuyu kau terlalu banyak berpikir, waktumu tidak banyak"

Dengan sedikit menahan napas Tzuyu mendorong pintunya, ia memejamkan mata takut jika situasi tak berkerjasama dengan baik. Gadis itu menghembuskan napas lega saat tak ada suara sedikit pun ketika pintu tersebut dibuka.

"Woah!"

Tanpa sadar ia terlalu takjub hingga melangkahkan kakinya dengan terus mengitarkan pandangan ke seluruh ruangan.

"Ini benar-benar menakjubkan, kenapa kakek tidak mau membaginya denganku?"

Sebanyak apapun yang Tzuyu lihat, kata yang bisa mendefinisikan ruangan ini adalah indah. Bagaimana tidak? Ruangan ini menjulang tinggi, berbentuk bundar dengan lampu kristal  mefah yang menggantung di langit-langit. Tidak hanya di ruangan ini saja, banyak lampu kristal yang terdapat di rumahnya, tapi di sini berlainan.

Tzuyu tersenyum melihat bunga-bunga mawar yang mekar dan ditata mengikuti bentuk ruangan, tumbuh dengan sangat cantik di dalam pot-pot keramik berukiran indah. Lalu, tepat dihadapannya ada sebuah air mancur mini yang menimbulkan gemericik air yang menenangkan. Tak lupa yang menjadi pemisah antara ia dan air mancur itu ada satu set sofa dengan beludu ungu yang berada tepat di bawah lampu kristal, melingkari sebuah meja berbentuk bundar dengan patung mawar emas di atasnya.

Tzuyu mendekat, lalu merendahkan tubuhnya di sisi meja. Ia mengamati setiap inci patung tersebut.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Der ThronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang