7. Ancaman Renata

255 94 44
                                    

Tak selamanya sendiri itu menyedihkan.
Tatkala keramaian menjadi beban disaat itulah kesendirian menjadi penenang.

-Lusia Gevanya-

------------------------------------------


"Shhh"

Baru saja membuka mata, Sia merasa denyut kepala nya terasa begitu keras. Spontan Sia memegang bagian kepala nya yang terasa sakit namun sebuah tangan kekar berhasil mencekal tangan nya.

"Udah jangan gerak dulu, mana yang sakit?" ujar Ken setia menunggu di ruang UKS.

Sia sedikit terkejut dengan keberadaan Ken disampingnya.

Ken memijat kecil kepala Sia sebentar kemudian mengambilkan segelar air putih untuk Sia yang tersedia diatas meja.

"Minum dulu"

Sia menerima dan meminum nya setengah. Mungkin dengan meminum air putih rasa sakit dikepala nya akan sedikit menghilang.

"Ngapain Lo disini?" Tanya Sia dengan sedikit kerutan di dahi, masih merasakan nyeri dikepala.

"Lo belum makan dari pagi?"

Bukan nya menjawab pertanyaan Sia, Ken malah balik bertanya.

Sia menggeleng sebagai jawaban.

"Kenapa nggak makan?"

"Serah gue lah," jawab Sia santai tanpa melihat ke arah Ken.

"Kalo ditanya jawab yang bener, Lo punya maag, jaga pola makan, jangan sampai telat."

Sia merasa aneh dengan tingkah Ken. Jujur saja ia sedikit risih, apa peduli nya? Ini kan hidup-hidup nya mengapa ia mengatur? Lagipula bagaimana bisa Ken tahu jika dirinya memiliki riwayat penyakit maag? Tapi Sia merasa ada getar aneh dalam dirinya dan Sia berusaha menepis hal itu.

"Dengerin nggak?" Tanya Ken karena tak mendapat respon dari Sia yang melamun. Bergelut dengan isi pikiran nya sendiri, tak mengerti apa yang tengah terjadi pada dirinya.

"Iya-iya, tadi gue nanya ngapain Lo disini? Terus tau dari mana Lo kalo gue punya maag?"

Lagi-lagi bukan nya menjawab, Ken malah mengambil semangkuk bubur dan menyodorkan sesuap pada Sia.

"Buka mulut nya," Sia memundurkan kepala seraya menutup rapat mulut nya.

Sia sebal, giliran ia bertanya Ken malah tak menjawab, tapi ketika Ken yang bertanya saja ia dipaksa untuk menjawab. Lagian sebenarnya ada apa dengan dirinya? Tak biasanya Sia merasa aneh seperti ini.

"Buka mulut Lo!" perintah nya lagi sedikit dingin.

"Nggak"

"Buka nggak?" Ancam Ken.

Karena sebal Sia dengan terpaksa merebut sendok yang dipegang Ken dan melahap bubur nya sendiri.

"Gue bisa makan sendiri. Tangan gue masih berfungsi."

"Gue yang bawa Lo kesini, tadi petugas UKS yang bilang kalo Lo punya maag." Jelas Ken, menghilangkan rasa penasaran dalam diri Sia.

"Lo bawa gue kesini?" Tanya Sia tak percaya dan mendapat anggukan dari Ken.

'Hah? Demi apa? Dia nolongin gue lagi? Hufth, kenapa dia lagi sih? Kan gue jadi nggak enak' Batin Sia sembari menatap lurus ke depan.

"Kenapa emang nya?"

Bukan nya menjawab Sia justru sibuk kembali dengan isi pikiran nya. Memikirkan kejadian ketika Ken menolong nya tanpa sepengetahuan nya. Sia yang terdiam membuat Ken menatap nya penuh tanya dan mendekatkan wajah pada Sia.

AFTER SAD [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang