Maya dan Bryan berjalan menuju Rooftop. Ada sesuatu yang ingin ditanyakan oleh Bryan kepada Maya. Mereka sudah berada di rooftop sekolah, Maya pun duduk diikuti oleh Bryan.
"Kenapa?" tanya Maya.
"Nggak." ucap Bryan sambil tersenyum.
"Terus?" tanya Maya.
"Hmm Selama ini kamu udah pernah ada pacar gak?" tanya Bryan kepada Maya. Maya mengerti arah kemana pembicaraan tersebut. Pasalnya Maya tahu dari Reyhan kemarin bahwa Bryan dan kawan-kawan tidak pernah pacaran. Sedangkan, Bryan dan kawan-kawan tidak mengetahui apakah Maya dan kawan-kawan sudah pernah pacaran atau tidak.
"Hmm gimana yah?" ucap Maya sambil memasang wajah yang tengah berpikir. Menampilkan ekspresi yang menurut Bryan sangat lucu.
"Jujur yah sayang." ucap Bryan sambil mengelus rambut Maya yang berwarna hitam tersebut.
"Belum pernah." Jawab Maya sambil tersenyum kepada Bryan.
"Serius?" tanya Bryan.
"Iyah, pas sekolah di Jerman, aku nggak pernah dekat sama cowok lain, selain opah, bang Reyhan, sama daddy dan orang-orang terdekat lainnya." jawab Maya dengan memasang wajah yang serius.
"Kenapa?" tanya Bryan sambil menatap Maya dengan intens.
"Yah, karena gak minat aja, walaupun yaah temen-temen di sekolah bilang kalau kita berlima lesbi." ucap Maya dengan wajah yang sangat kesal saat mengingat teman-teman SMP mereka yang mengira Maya dan kawan-kawan lesbi. Bryan hanya terkekeh menanggapinya.
"Kamu beneran udah nerima perjodohan ini?" tanya Bryan.
"Iya." ucap Maya singkat sembari menatap Bryan dengan senyum manisnya.
"Aku bakalan berusaha jagain kamu, bahagiain kamu, apapun itu aku gak bakalan buat kamu sedih." ucap Bryan dengan serius.
"Makasih yah." Maya memeluk Bryan karena terharu dengan perkataan Bryan, Bryan membalas pelukan Maya mencium puncak kepala Maya.
"kamu sendiri emang nggak pernah pacaran gitu?" tanya Maya setelah melepas pelukannya dengan Bryan.
"Nggak pernah." ucap Bryan sambil tersenyum kepada Maya.
"Masa sih?" tanya Maya menatap Bryan dengan serius.
"Iya, dari kecil gak pernah deket sama perempuan lain, kata mommy nggak boleh deket sama lawan jenis, nanti bidadariku cemburu." ucap Bryan sambil terkekeh diikuti oleh Maya.
"Kok aku gak tau, kalau selama ini aku dan sahabat-sahabat aku dijodohin sama kalian?" tanya Maya.
"Aku nggak tau, aku pikir kalian juga udah tahu dari kecil." jawab Bryan sembari memeluk Maya dari samping.
"Hmm, curang ih. Masa kalian dikasi tahu sedangkan aku dan sahabat-sahabatku nggak." kesal Maya kepada Mommy dan aunty-auntynya terutama Reyhan dan daddynya.
"Yah aku nggak tau, mungkin mereka ingin lihat perkembangan kalian gimana? Secara kalian tinggal di luar negeri, pergaulan disana juga gak sama kayak di Indonesia, mungkin dengan tidak memberitahu ke kalian akan tahu apakah kalian dekat dengan laki-laki atau tidak, tapi nyatanya yah memang tidak. makanya baru malam itu kalian di kasi tahu." jelas Bryan masih dengan memeluk Maya.
"Hmm, ya udah deh." Maya yang mengerti pun hanya menganggukan kepala.
"Mau pulang gak?" tanya Bryan.
"Loh ini masih pagi dan ini masih pukul 08:35, lagian pulangnya sore, ngajakin bolos yah? Awas yah nanti aku laporin aunty dan uncle." selidik Maya, bisa-bisanya dia mengajaknya bolos pada saat jam pelajaran belum berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Dini [On Going]
RomanceKami semua menerimanya. Menerima skenario Tuhan yang telah direncanakan, kami semua menjalaninya dengan kepercayaan, kami semua percaya bahwa apapun keputusan orang tua kami, itu pasti adalah demi kebaikan anak-anaknya. Tidak ada keputusan orang tu...