Happy Reading Guys ❤
Jam pulang akhirnya tiba. Sore hari pun menyambut siswa-siswi SOLYYAN. Sesuai perkataan Bryan yang akan membawa Maya ke Mansion keluarganya, dikarenakan Mommy Bryan yang rindu kepada calon menantunya. Bryan dkk pun menunggu Maya dkk keluar dari dalam kelasnya.
"Udah selesai?" tanya Bryan memasuki kelas Maya disusul kawan-kawannya.
"Ehh, ini udah selesai kok." ucap Maya setelah mendengar pertanyaan Bryan yang memasuki kelasnya.
"Kok lama sih?" Tanya Denis setelah berada di samping Golvita.
"Handphone aku heheh, tadinya aku lupa taro dimana? Eh ternyata ada di tas Maya pas Weina telepon nomor aku." jawab Golvita cengengesan. Membuat Bryan dkk menggelengkan kepalanya.
"Maaf yah lama." Ucap Maya kepada Bryan. Rasanya Maya sangat tidak enak karena Maya membuat Bryan menunggu lama.
"Iya nggak papa. Ya udah ayok. Mommy udah nunggu kamu." ucap Bryan lalu mengecup puncak kepala Maya.
"Ciee, pengen ketemu camer, yuhuii." sorak Golvita dkk dan Denis dkk.
"Apa an sih kalian." Gerutu Maya dengan kesal sambil menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan muka merah menahan malunya.
"Ciee mukanya merah, cieee." Sorak Keyla dan Weina seraya menggoda Maya. Karena kesal Maya pun langsung mengajak Bryan untuk pergi meninggalkan teman-temannya.
"Ihh, udah ah, Yan ayok." ucap Maya lalu menarik Bryan menuju parkiran mobilnya. Bryan yang di tarik seperti kambing oleh Maya hanya terkekeh geli melihatnya. Setelah Bryan dan Maya sudah berada didalam mobil, Bryan dan Mayapun langsung menuju ke kediaman keluarga Fradelyyan.
Setelah sampai depan rumah mewah keluarga Fradelyyan, Maya dan Bryan langsung memasuki rumah hingga di sambut hangat oleh Mommy Bryan dan Daddy Bryan.
"Menantu mommy ternyata udah datang yah." ucap Hareiva setelah melihat kemunculan Bryan dan Maya sudah berada didepannya, tanpa menunggu lama Hareiva memeluk erat dan sayang kepada Maya.
"Mommy apa-apa an sih. Udah ihh Maya nya sesak tuh." ucap Bryan dengan kesal atas ulah mommynya.
"Ck. Kamu ini, kan mommy kangen sama mantu mommy apa an sih kamu. Sana mandi badan kamu bau tau nggak. Nggak malu apa di cium sama Maya pas badan kamu lagi bau?" ucap Hareiva seraya meledek anak semata wayangnya itu.
"Ihh mommy mah, aku gak bau yaah!" elak Bryan lalu mengendus-ngendus hidungnya kearah ketek dan bajunya. Membuat Maya, Grey dan Hareiva menahan tawa. "Ini juga gak bau kok yeuh." Ucap Bryan dan melemparkan tatapan datar dan sinis ke arah mommy dan daddynya.
"Intinya kamu harus mandi sekarang, sana bau tau gak." putus Mommy tidak ingin di bantah.
"Iyah-iyah mommy bawel banget sih, sama kek Maya bawel pake banget." Ucap Bryan sambil menatap Maya, sedangkan Maya yang mendengar namanya dikatakan bawel menbelalakkan matanya.
"Eh, bawel itu artinya sayang loh. Itu artinya Maya sayang sama kamu. Gak mau di sayang sama Maya, hm?" ucap Mommy seraya menggoda Bryan.
"Apa sih mommy, emang yah kalau debat sama mommy gak ada habis-habisnya. Pantes aja daddy selalu ngalah sama Mommy, orang Mommy jago debat." ucap Bryan disusul dengan tawanya. Hareiva hanya menggeram kesal melihat anaknya tersebut tapi walaupun begitu ia tetap menyayangi anaknya. Sedangkan Grey dan Maya hanya menggelengkan kepala melihat anak dan ibu tersebut.
"Sudah-sudah, Bryan sekarang kamu ke atas siap-siap dan turun makan malam." ucap Grey kepada Bryan.
"Siap dad." ucap Bryan lalu menarik tangan Maya ingin membawanya naik ke atas di mana kamarnya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Dini [On Going]
RomanceKami semua menerimanya. Menerima skenario Tuhan yang telah direncanakan, kami semua menjalaninya dengan kepercayaan, kami semua percaya bahwa apapun keputusan orang tua kami, itu pasti adalah demi kebaikan anak-anaknya. Tidak ada keputusan orang tu...