Pengkhianat #22

28 8 2
                                    

Jangan jadi side readers -_-












"Cepat siapkan mereka"






"Pastikan mereka berdua benar-benar mati"








"Ku harap dendamku terbalaskan dengan tindakan ini. Aku benci orang yg sudah membunuh sahabatku sendiri"







"Hendry! Dimana kau menaruh pedangku?!"








"Hey,kalian! Tenanglah..kita ingin membunuh dua orang sekaligus,bukanya bertengkar seperti anak kecil"







"Apa kita melakukannya sekarang?"







"Kalian semua!! Ayo berkumpul,kita habisi dua jalang sekaligus!!"






"Apa aku tidak mimpi? Aku takut aku menjadi pembunuh hanya karena mereka membunuh salah satu dari kita"







"Kita semua pembunuh. Pembunuh yg baik untuk membunuh pembunuh yg jahat. Jangan takut"








"Ini akan menjadi hari yg panjang dan menyenangkan"












Suara bising kini terdengar semakin ramai,membuat dua orang yg duduk terlemas ini bangun dari tidurnya. Semoga saja itu adalah orang suruhan mereka untuk menyelamatkannya dari ruangan yg sangat amat panas ini. Tidur pun itu terpaksa,bukannya terlelap tapi malah sibuk mengeluh karena keringat yg terus menetes


Srriieett

Srriieettt

Srriieett

Sriieeettt

Bunyi benda tajam yg menghantam besi terdengar perih ditelinga mereka. Apa tidak cukup dengan menaikkan suhu ruangan ini? Memangnya harus menyiksa lebih dari ini? Kedua wanita ular itu memang sangat sensitif bila mendengar suara benda tajam yg digoreskan di besi. Suara itu sangat nyaring dan memekik telinga mereka. Percuma saja

Marlin. Bocah itu mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian dalam ruangan ini,sama sekali tidak ada jendela atau fentilasi. Hanya lubang kecil dibawah pintu. Entah apa yg ia lakukan tapi sedari tadi ia terus saja menggeliat untuk melepaskan tangannya dari borgol itu

Yeji. Ia hanya menatap Marlin jengah,percuma saja dia menghabiskan tenaganya untuk lepas dari borgol itu. Yeji memilih untuk diam seraya menunduk,ia mencoba menahan panas ditubuhnya,tenggorokannya mengering dan perutnya yg minta diisi


Cklek~~


Pintu besi itu terbuka. Menampakkan sesosok Jung Yunah yg berdiri disana,Marlin dan Yeji hanya menatap sesosok itu dengan tatapan tajam. Tapi itu sama sekali tidak membuat orang bermarga Jung itu takut sedikit pun

Yunah berjalan mendekati dua wanita ular itu,tangannya ia simpan dibelakang tubuhnya untuk menutupi sarung tangan yg ia pakai. Alih-alih nanti dua wanita ular itu memberontak,Yunah tinggal menamparnya dengan sarung tangan yg mempunyai duri duri halus nan tajam

1 [ I CAN'T ]✔NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang