Rei benar benar tidak menggubris setiap perkataan Wooyoung padanya.
Laki - laki itu bilang hanya bercanda, namun nantinya ia akan mengeluarkan gombalan gombalan memuakannya pada Rei.
Yang di herankan oleh Rei, setelah memberi gombalan padanya, ia akan memberi gombalan yang lain pada teman sekelasnya.
Pada adik kelas, pada guru, dan pada ibu kantin.
'Ada yang orang kaya gitu...' batinnya.
"Kenapa Rei?" Tanya temannya saat Rei tiba - tiba saja menghentikan acara makannya.
"Gapapa kok"
"Yaudah, buru habisin. Mau masuk soalnya" gadis itu mengangguk dan segera menghabiskan makanannya.Tak lama ada seseorang yang sangat dihindarinya datang kemejanya.
"Siang putriku" belum apa - apa ia sudah memberi panggilan aneh untuk gadis itu.
"Ewh"
"Eh Yong, mending lo pergi deh" dengus teman Rei, mengetahui gadis itu terkadang suka risih dengan perlakuan genit Wooyoung padanya."Apasih kalian? Gue hanya memastikan masa depan gue sehat dengan makan makanan bergizi"
Tuh kan, mulai keluar lagi buayanya.
"Halah tai ayam" bukan Rei ya kawan.
"Hus tidak boleh seperti itu, orang cantik didepanku ini sedang makan, jangan membuatnya tak nafsu" teman - teman Rei makin mengernyit, ingin rasanya menampol Wooyoung dengan kelompen mak mereka.
"Makan yang banyak ya Rei biar sehat, aku gamau masa depanku sakit, dadah"
Rei melongo, temannya melongo.
Biasanya Wooyoung hanya melancarkan aksi gombalannya dan langsung pergi.
Namun tadinya laki - laki itu sempat menepuk - nepuk pucuk kepala Rei dan pergi.
"Wah gila, kayanya kita emang harus bikin grup khusus perlindungan Rei"
"Sore adinda, apakah tidak mau pulang bersama pangeran ganteng ini?" Wooyoung tiba - tiba ke meja Rei.
Gadis itu menggeleng pelan.
"Yasudah, lain kali harus mau ya adinda, pangeranmu pulang dulu" Wooyoung mengedipkan satu matanya dan segera pergi.
Sedangkan Rei hanya melongo 'itu anak kenapa si?'
Ia memasukan ponsel ke sakunya lalu segera keluar kelas.
Ia berjalan santai menuju gerbang sekolahnya dan mengeluarkan ponselnnya.
Untuk memesan ojek online tentunya.
20 menit berlalu namun ojek pesanan rei tidak datang datang. Langit mulai mendung, gadis itu cemas sendiri.
Banyak tugas yang di bawanya pulang hari ini, mau ia selesaikan.
Kalau hujan bisa mampus dia.Tak lama saat ia mengcek ponselnya, ojek tersebut membatalkan pesanannya.
"Waduh" ujarnya lirih.
"Loh eneng masdep belum pulang?" Rei menoleh, ternyata Wooyoung.
Rei hanya menggelengkan kepalanya.
"Pulang bareng yuk" Rei kembali menggelengkan kepalanya.
"Keburu hujan loh Rei, bawa tugas kan? Nanti basah semua loh" ujar Wooyoung mencoba meyakinkan Rei.
Aih bisa saja anak yang satu ini.
Rei kembali menggelengkan kepalanya, merasa sungkan.
"Rei mendungnya gelap banget loh, nanti hujan terus basah semua, terus tugasmu juga, terusㅡ"
Rei jadi cemas sendiri, ia sempat berpikir sebentar dan akhirnya mengiyakan ajakan Wooyoung.
"Maaf ngerepotin Woo" ujar Rei.
Wooyoung shock.
"yA ALLAH REI SUARAMU LUCU BANGET" wooyoung mencubit pipi Rei.
Gadis itu semakin kaget.
Segitunya dia jarang ngomong ya sama anak lain?:(
"Woo beneran gapapa?" Tanya Rei merasa super duper tak enak.
"Gapapa kali Rei, lagian gue gamau lo sakit gara gara ujan" Rei mendengus pelan.
Di perjalanan Wooyoung terus mengomel, Rei sampai kewalahan mau nanggapin gimana.
"Udah Woo, di depan itu" ujar Rei sembari menunjuk rumah dengan pagar berwarna hitam.
"Oke oke"
Rei segera turun saat sudah sampai di depan rumahnya.
"Makasih ya" ujar Rei.
"Iyaa, buruan mandi sama makan, semangat nugasnya Rei"
"Terus banyak - banyakin ngomong ya Rei, jangan diem aja"
Wooyoung tersenyum dan menepuk pucuk kepala gadis itu.
Setelahnya ia segera melesat pulang.
Rei hanya diam. Wooyoung beneran bercanda kan? Lalu gadis itu hanya mengendikan bahunya dan segera masuk kerumahnya.
'Whatever'
Iyak bapak uyong melancarkan aksinya, namun tidak semudah itu malih
KAMU SEDANG MEMBACA
whatever ㅡj.wooyoung
Fanfiction"Tau nggak apa yang lebih bersinar dari bintang?" "...." "Kamu!" "Whatever..." Berawal dari candaan, cerita percintaan wooyoung berubah. Semi Lokal ©snowhven_