2

19 0 0
                                    

“ Cantik si…,” jawab Ganen tak sadar

“Biasanya si kalo anak bunda yang ganteng ini cerita tentang cewek, itu tandanya tipenya Ganen banget,”

“Iya bun,”balas Ganen tidak sadar.

“NAH!”pekik wanita paruhbaya tersebut, Ganen baru saja masuk ke dalam jebakkan bundanya.

“Eh enggak enggak!! Apan sih bunda ini,” sungut Ganen

“Hahaha yaudah cepet makannya, keburu ayah pulang. Kasian kalau ayah pulang bunda belum dirumah. Kamu nanti nginep dirumah atau pulang ke Pakubuwono?”Bunda Ganen bertanya

“ Ke rumah aja deh lebih deket juga,”


Ganen memarkirkan mobilnya digarasi rumah, pria itu kemudian memasuki rumahnya. Terakhir kali kembali ke rumah ini sekitar tiga minggu yang lalu. Ganen tidak bisa sering-sering ke rumah karena kerjaannya yang menumpuk. Walaupun jarang pulang ke rumah, Ganen selalu menyempatkan diri untuk mengirimkan pesan ke ayah dan bundanya. Tak jarang juga Ganen melakukan video call bersama bundanya.

“Malam yah…,” sapa Ganen pada ayahnya sembari mencium tangan pria paruhbaya tersebut

“ Wah pulang juga kamu, gimana kantor?”

“ Capek yah,” jawab Ganen sambil mengambil alih Alea yang ada di gendongan ayahnya. Alea adalah anak dari Hauzan, kakaknya.

“ Itu namanya cari nafkah, kalau gak mau capek tidur aja sana,” balas Ayah Ganen sambil tertawa

“Mas Hauzan  kemana yah?”

“ Lagi pergi sebentar, beli buah,“

“Udah makan belum yah?”tanya Ganen pada ayahnya

“Udah kok, baru aja,”

“ Yaudah aku ganti baju dulu”menurunkan bayi sembilan bulan tersebut dari gendongannya, kemudian mengembalikan pada ayahnya.



Frankfurt 09:00 a.m

Pagi itu di stasiun bawah tanah Frankfurt Ganen sudah siap dengan kamera dslr yang berada digenggamannya. Tak lupa ransel yang bertengger manis dibahu lebar Ganen. Ransel itu diisi beberapa lensa yang biasa dia bawa saat berpergian dan juga botol minum biru favoritenya.

Cekrek… Cekrek…

Pria itu tersenyum melihat hasil karyanya. Namun dahinya berkerut membentuk sebuah persimpangan. Foto ke-10 yang baru saja dia ambil. Wanita dengan rambut hitam legam sebahu dan kacamata yang bertengger manis dihidung mungilnya. Ganen berpikir keras, rasanya tak asing melihat wajah itu. Tunggu tunggu, Ganen merasa ia pernah bertemu perempuan itu.

Ganen mengingatnya!!

Dia wanita galak yang beberapa kali bertemu dengannya. Dengan cepat Ganen mengalihkan pandangan sekitarnya, namun sialnya wanita itu sudah berjalan memasuki kereta. Kurang beberapa langkah, pintu kereta itu tertutup secara otomatis. Wanita itu memakai earphone dan juga syal untuk melindungi diri dari dinginnya hawa Frankfurt pagi ini. Entah mengapa harus wanita itu lagi. Dunia ini sangat luas, Ganen saja sampai tidak percaya bahwa ia akan bertemu gadis itu disini. Negara yang sangat jauh dari tanah airnya. Bunda harus tau, pikir Ganen.

Ganen melirik kearah ujung kakinya, sebuah gantungan kunci bertuliskan Niana dan alamat lengkapnya tertera disana. Ia segera meraih gantungan kunci itu dan memasukkannya ke ransel.

Malam harinya setelah puas berkeliling, Ganen kembali ke hotel. Pria itu memilih untuk membersihkan tubuhnya dan menyantap hidangan makan malam yang hotel sediakan. Ganen sudah terlalu malas untuk keluar hotel lagi hanya untuk sekedar mencari makan malam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BITTER #TheDharmawangsaWhere stories live. Discover now