BAB III

14 2 1
                                    


Berada pada lingkup yang ramai bukan berarti hidup kita bahagia.
Sepi dan sunyi hati, merasa seolah diri kita sendiri bukan seseorang yang bahagia.
senyuman yang terpancar bukan berarti menandakan kita bahagia. Hanya saja ruang dan waktu yang menyeruak menuntun kebohongan.

Bahagia itu bohong, ramai itu sepi.
Seperti Ara, ara bahagia dengan kebohonganya, dengan kebohongannya semua orang disekeliling ara ikut bahagia. Ramai itu sepi, Ara berada di taman, banyak orang disini tapi Ara merasa sendiri. Ara tidak tau kenapa Ara merasa sendiri, padahal banyak yang menyayangi ara.

Pernahkan kalian berada pada situasi ini? Jika memang iya. Kalian pernah berada pada fase terpuruk. Entah apa yang akan kita lakukan.

Berusaha untuk tetap kuat namun kita rapuh. Berusaha untuk bahagia namun kita sengsara.

Apa yang kalian lakukan jika berada dalam pada situasi itu? Diam? Atau bergerak? Jika bergerak, kemana kalian akan melangkah? Takutkah kalian jika kalian melangkah akan salah jalan? Bukannya mendapat kebahagiaan namun mendapati sebuh jurang nan dalam? Akan kah kalian yakin jika kalian berada dalam jurang bisa keluar lalu bahagia?.

Begitu banyak pertanyaan yang Tuhan belum jawab.
Begitu banyak lika-liku yang tuhan berikan.

Rintangan yang makin hari makin menjatuhkan.
Berdiri bukannya semakin kokoh namun menjadi rapuh.
Hati yang seharusnya menjadi lapang kini menjadi sempit.
Apakah tuhan begitu Adil? Yang nyatanya setiap manusia memiliki beban nya masing-masing.

Namun aku, Ara gadis kecil yang masih belum bisa dikatakan dewasa. Apakah bisa menjalani setiap Ujian dari tuhan?

"Zyy...... Zy... hai, kok bengong" ucapnya seraya duduk disamping Ara.

Ya dia, vino caste. Dia memangangilku dengan sebutan Nazy. Katanya biar beda dari yang lain. Kalian tau dari mana nama itu? NAyra ZYen (nazy). Katanya nama itu lebih cocok untukku. Entah lah aku hanya menurut saja.

"Eh, kok ada disini? Sma siapa vin?" timpal Ara sambil menoleh ke kanan dan kekiri

"Sama mang ucup, udah habis roti gorengnya zy?"

"Oh. Belum nih masih sisa 5"

"Zy, habis ini kamu mau sekolah di SMP mana?"

"Aku sih pinginya di SMP bhakti vin, tapi aku kasihan ibu. Biaya disekolah favorit itu kan mahal. Apalagi aku gak pinter" sambil menunduk

"Jangan patah semangat dong zy, kamu kan sahabat aku. Kalo kamu gak semangat mana bisa kamu masuk di smp itu. Katanya cewe gak lemah, kok sekarang aku lihat kamu lemah. Kamu harus semangat zy, jangan lupa berdoa sama Allah. Minta restu pada Mama kamu. Aku yakin nazy bisa kok" berucap sambil penuh semangat

"Iya vin, makasih semangatnya. Kamu sendiri mau sekolah dimana?. Masih disini kan vin?"

"Tidak zy, aku akan iku Mama sama papaku ke bali. Aku akan pindah kesana" ucapnya

"Oh, kamu baik-baik disana ya vin. Jangan bandel jangan dekil. Oh ya kapan kamu akan berangkat ke bali?"

"Habis Ujian aku akan langsung berangkat zy." Ucapnya dengan sangat lesu

"Kenapa kamu sedih vin? jangan sedih"

"Aku gak mau jauh dari kamu zy, kamu temen aku yang sangat baik zy. Aku takut kamu disini sendiri akan sedih" ucapnya sambil menunduk lesu

"Gakpapa vin, aku disini akan baik-baik saja. Aku yakin kita akan dipertemukan lagi nanti."

"Zy, berjanjilah padaku jangan pernah menangis zy. Aku tau kamu nazy sahabatku yang paling kuat. Berjanjilah padaku zy" sambil memberikan jari kelingkingnya pada nazy.

GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang