"Tadi lo dihukum sama cowo kan?" Tanya Eva pada Nayra
"Mm, iya. Kenapa? Ada masalah?" Tanyanya santai
"Kamu tau itu cowo siapa?"
Nayra hanya mengeleng sambil mengeluarkan buku mata pelajaran selanjutnya
"Eh bego, itu tuh cowo paling dingi di sekolah ini. Lo kok gak bisa tau sih?"
"Eh pinter, entah dia dingin atau panas bukan urusan gue juga kali. Emang harus ya gue kenal semua penghuni gedung sekolah ini?" Tanyanya sambil menautkan kedua alisnya. Heran dengan sifat Eva yang selalu saja kepo urusan orang.
Sedang kan Ana hanya diam dan menyaksikan pertengkaran mereka
"Tau ah Ra, capek ngmong sama lo"
"Tuh tau"
"Eh Nay kok bisa-bisa nya lo di hukum berdua sama dia?" Tanya Ana penasaran.
"Ah iya itu juga yang mau gue tanyakan" timpal Eva sambil mengacungkan lalu mengerak-gerakkan jari telunjuknya
"Gue juga kagak tau, sebelum gue dihukum dia udah berdiri disitu"
"Ohh" jawab mereka berdua.
Setelah nya mereka bicara soal tanya jawab masalah hukuman. Bel berbunyi nyaring disetiap koridor kelas menandakan pelajaran akan segera dimulai.
Seperti biasa mereka mengikuti pelajaran dengan tertib. (Yayalah mereka kan anak baik. Hehe)
"Eh Nay pulang bareng yuk" ucap Eva menawarkan tumpangan kepada Nayla
"Emm, boleh deh. Aku turun seperti biasa"
"Kenapa sih gak sampek rumah aja. Kan capek jalan kaki. Lagi pula gue bawa motor kok gak mobil jadi muat lah masuk-masuk gang kecil""Engak papa Va, biar sehat aja"
"Sehat pala lo, capek yang ada" jawab eva
"Emang ada ya jalan kaki siang-siang bikin orang sehat?" Tanya Ana
"Eh Oon, pliss Oon nya jangan keluar lagi yah. Capek tar kalo Oon lo keluar lagi. Simpen aja disaku Oon nya. Kalo perlu buang tuh Oon" jawab Eva dengan nada kesal
"Kalo Ana bisa buang Oon nya sudah Ana buang dari kemaren-kemaren"
"Mau tau cara buang Oon lo?"
"Mau dong Va, beritahu dong" ucap Ana sambil girang
"Belajar bego!" Dengan nada tinggi dan ketus
Bagi mereka debat seperti ini biasa tidak ada yang merasa tersakiti. Mungkin dulu Ana sempat kesal dengan ucapan Eva yang begitu kasar. Namun lama kelamaan Ana dan Nayra terbiasa akan hal itu. Jadi mereka memaklumi dan menjadi hal lumrah jika dalam keadaan seperti ini.
"Heh! Lo mau pulang apa mau debat disini?" Tanya Nayra serasa menahan tawa melihat perdebatan mereka
"Pulang lah, yakali gue bacot disini sampek besok pagi. Yang ada berbusa mulut gue yang seksih ini" ucap Eva dengan Pede nya tingkat dewi.
"Pede lo sudah berada di tingkat berapa sekarang?" Tanya Ana pada eva
Pasalnya setiap kali Eva pede dengan kelakuaanya Ana selalu mengatak tingkatan yang berbeda-beda
"Tingkat dewi untuk sekarang" ucapnya santai sambil berjalan menuju pintu kelas
"Iya dewi halu" sentak Nayla dan Ana bersama-sama dengan tawa terbahak-bahak diikuti tos tangan dengan Ana
"Iih, tau ah. Kalo kalian berdua gue mesti kalah" gerutu Eva sambil menghentak-hentakkan kakinya
"Perfect" jawab serentak dari Nayra dan Ana dengan tawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelap
Random"tiada Terang tanpa Gelap" Kata-kata itu adalah penyemangat bagi seorang gadis. Dia ditinggal oleh ibunya sejak dibangku kelas 4 SD. Ayahnya? Entahlah dimana dia sekarang. Kepoin yuk kelanjutanya. Maaf ya kalo kaku, ini cerita pertama aku. Semoga...