MA-2 || Plan

21 8 14
                                    

Clara Bumi

Sial! Aku nggak berhasil membuat malu, Debi. Semua ini gara-gara cewek cupu yang sok itu, Adelia Mars. Kali ini nggak akan aku biarkan mereka lolos begitu saja, karena mereka berhadapan dengan Clara Bumi, nggak ada yang bisa menghalangiku, sekalipun orangtuaku. Aku harus lebih waspada agar tidak ada yang mengira aku yang melakukannya, tapi apa dan dengan siapa.

"Eh, aku boleh duduk disini nggak?" tanya anak kelas X yang sepertinya ingin menjadi temanku, "Tentu, silakan."

"Aku kepingin jadi temanmu, kamu Kak Clara itu kan?" tanyanya dengan malu-malu, ini kesempatanku.

"Eum, iya, aku Clara, kalo mau jadi temanku ada syaratnya sih..." ucapku tanpa melanjutkan kalimatku.

"Apa itu, Kak?" tanyanya yang mulai penasaran. Dengan menyunggingkan senyum, aku membisikkan sesuatu kepadanya, "Kalo kamu sanggup, kamu sudah pasti menjadi temanku."

"Baik, Kak, akan ku usahakan, thanks Kak," ucapnya seraya pergi, beralih ke teman-temannya dan aku yakin, mereka akan membantuku, karena aku cewek famous disekolah ini, siapa yang tidak mau menjadi temanku? Semua pasti akan mau, kecuali cewek cupu dan Debi Bumi, walaupun mereka ingin menjadi temanku, aku bersumpah tidak akan mau berteman dengan mereka.

"Lihat saja, mereka akan hancur dalam waktu dekat."

Pertama aku akan mengusulkan penyelenggaraan acara sekolah diadakan dimalam hari, tepatnya pertengahan malam. Ya, mungkin jika tidak ada alasan yang kritis pastilah tidak akan ada guru yang setuju dengan usulanku ini, tapi aku sudah menyiapkan alasan, untuk itu aku harus ke ruang kepsek sekarang juga. Tunggu, kenapa ada Debi dan...
Si cewek cupu itu kenapa masih berada disampingnya?

"Aku nggak akan biarin mereka ke ruang kepsek," ucapku seraya menghampiri adik kelas yang sangat tergila-gila pada ku, Kurniawan, "Eh, dek, boleh minta tolong nggak?" aku harus berhasil dan aku nggak mau rencana ku gagal hanya karena mereka ke ruang kepsek lebih awal, aku nggak akan pernah tau apa yang mereka bicarakan.

"I-iya, ada apa Kak Clara yang cantik," ucapnya malu-malu. Oh, aku paling tidak suka bertemu orang seperti ini.

"Eh, eum, itu tolong kamu buat mereka, kedua cewek itu loh yang mau ke ruang kepsek nggak jadi ke sana, bisa kan?" ucapku dengan nada genit, aku terpaksa melakukan ini, paling tidak itu akan berhasil untuk menghalau dua sejoli itu pergi.

Yeah! Akhirnya Kurniawan berhasil, walaupun wajahnya sekarang sudah nampak beberapa tonjokan, berani taruhan, Debi pasti sudah melakukan sesuatu. Sekarang yang terpenting aku harus mengusulkan ide ku kepada Bu Ranic, selaku Kepala Sekolah kami.
Dengan ngos-ngosan akhirnya aku dapat sampai ke ruang kepsek terlebih dahulu daripada Lia dan Debi, dengan begitu aku akan lebih mudah memengaruhi Bu Ranic yang labil itu.

"Selamat siang, Bu Ranic."
Demi apapun, aku baru pertama kali masuk ke ruangan kepsek dan di sini ruangannya tidak sekecil yang kubayangkan.

"Siang, ada perlu apa kamu kesini?" tanya Bu Ranic tanpa basa-basi.

"Eum, saya Clara Bumi dari kelas XI B, Bu. Saya ingin mengusulkan tentang waktu penyelenggaraan acara sekolah, Bu," syukurlah, aku tidak gugup sama sekali ketika menyampaikan pesan ku.

"Silakan duduk," ujarnya, mungkin Bu Ranic sudah tertarik dengan topik pembicaraan ini.

"Bagaimana jika waktu penyelenggaraan diadakan pada waktu tengah malam, Bu?" tanyaku kepada Bu Ranic.

Mission AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang