Debi Bumi
Aku benci keadaan ini, aku benci jika berurusan dengan Clara. Dia bukan seorang yang baik untukku dan untuk yang lain--sebenarnya begitu--tetapi sifatnya yang suka memengaruhi orang lain itulah yang membuatnya dianggap baik.
Baru saja kami akan keruang kepala sekolah, tetapi malah sudah keduluan dia--sebelkan jadinya--mana Kurniawan juga sok menghadang kami lagi, aku yakin Clara sudah melakukan sesuatu.
Aku harap besok aku akan mendapatkan ide untuk itu. Sebenarnya jika hanya main baku hantam jelas aku yang menang, tetapi Clara tidak sebodoh itu, ia akan menggunakan otak liciknya untuk membuat orang lain berada di pihaknya.
"Woy, temenin aku ya nanti," Adel nggak tau perasaan aku, apa gimana sih?
"Kemana?" tanyaku malas, seharusnya kita memikirkan sesuatu untuk membuat anak-anak lain mau mendukung usulan kami.
"Ke rumahku," jawab Adel dengan senyum yang menurutku sih, agak aneh.
"Oke lah, tapi nanti gue nginep rumah lo ya? Sehari aja," aku ingin sekali menginap di rumah Adel, pasti seru.
"Eh, jangan," larangnya.
"Kenapa? Nggak boleh? Ya udah," sial, kenapa aku jadi sensi.
"Bukan, aku nggak mau aja, soalnya belum beresin kamar, kapan-kapan ya,"
"Kapan-kapannya kapan?" belibet tolong lidahku.
"Ya, kapan-kapan deh, kalau kamarku udah rapi," okelah terserah saja.
krusak...
"Suara apa tadi?" spontan aku menoleh ke belakang.
"Deb," ucap Adelia sambil menganggukkan kepalanya.
Artinya apa, aku nggak pintar main kode-kode-an.
"Katanya mau ke rumah Andre, kan? Yuk, ikut aku aja," Adelia kenapa, tiba-tiba bahas Andre.
Kamuflase.
"Iya, gue pingin banget ke sana, temenin gue, ya?" alibiku, karena sekarang aku sudah tau maksud Adelia.
"Oke deh, yuk ke kelas dulu," ajaknya.
oOo
Kami berdua berjalan menuju kamar mandi perempuan, bukan ke kelas. Karena sekarang bukanlah jam pelajaran, tentu saja. Adelia tidak akan mau ku ajak membolos.
"Lo tadi pura-pura nggak tau apa gimana sih?" bisik Adelia kepada ku.
"Biasa, agak lama mikirnya," jawabku santai, tapi masih setengah berbisik, karena aku curiga orang yang mengintai kami tadi juga seorang perempuan.
"Lo punya gawai nggak?" tanya Adelia sambil mengeluarkan gawai dari sakunya.
"Punya tapi yang nggak bisa buat WhatsApp, emang kenapa?" aku memang tidak pernah bermain media sosial seperti siswa-siswi lainnya.
"Mau gue belikan?" tanya Adelia. Wajahnya nggak ada raut bercandanya, apakah aku akan dibelikan beneran? Ah, sepertinya itu tidak perlu, terlalu merepotkan. Gini-gini aku masih punya malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Adventure
Mystery / ThrillerIni adalah sebuah cerita yang dibawakan oleh Debi Bumi seorang cewek kelewat tomboi yang sangat dibenci keluarganya semenjak ia lahir di dunia. Ya, bukannya lebay maupun alay tapi memang benar keluarganya berantakan sejak ia kecil. Berbeda dengan a...