Bagaimana kehidupan keseharian Baekhyun dan Chanyeol yang menikah tanpa cinta karna dijodohkan orang tua mereka
Dan bagaimana perjuangan Baekhyun untuk mendapatkan hati chanyeol
~BoyxBoy
Eomma meminta kami ke toko kue langganannya, aku sudah menduga kalau Chanyeol enggan, lalu akan meminta supir kluarga prak saja yang mengantarkanku.
Dia memang sangat menghindari pergi denganku kecuali untuk menghadiri acara penting, Tapi karna ini adalah perintah eomma, dia tidak bisa menolak, Aku paham karakter suamiku, dia tidak mungkin menolak perintah eommanya sekalipun untuk urusan sederhana.
Dimobil seperti biasa, dia hanya diam sambil memainkan ponsel nya entah apa yang membuatnya sebahagia itu jika memainkan ponsel, Apa karna wanita itu?
Aku diam mematung sambil merasakan parfum lembut yang menguap dari tubuhnya, Tidak ada yang bisa ku lakukan selain menikmatinya dari kejauhan:)
Aku masuk ketoko sendirian untuk membeli kue pesanan eomma, eomma meminta Chanyeol menemaniku tapi dia hanya menunggu dimobil.
Selesai membeli kue, kami tidak berhenti kemana pun, untuk membeli makanan atau minuman misalnya. Aku sudah hafal wataknya dari dulu,dia memang tak pernah ingin membahagiakanku.
Dia membelokan mobilnya ke toilet umum. Seperti biasa, dia tak mengatakan apa apa.Bahkan untuk sekedar pamit sekalipun
Saat aku memainkan ponselku, ponselnya berbunyi, chanyeol tak membawanya, Aku menoleh cepat, Inginku sentuh benda itu tapi aju tak bisa menghitung kemungkinan berapa detik lagi dia masuk mobil, Kalau dia tahu tentu saja dia akan murka karena aku sudah lancang.
Maka aku hanya melihat ponsel itu tanpa berkedip, Nama Joy yang muncul dilayar lengkap dengan fotonya.
Kalau kalian melihat foto nya pasti kalian akan mencintainya, Semua orang akan jatuh cinta kepadanya Dia memiliki kecantikan yang tak biasa sangat bertolak blakang denganku.
Dadaku bergemuruh Telfon berbunyi lagi, tak ada tanda tanda chanyeol keluar dari toilet, Aku hampir saja memencet tombol jawab kalau saja tak melihat chanyeol berjalan menuju mobil kami.
Aku menunduk pura pura sibuk dengan ponselku, Rasanya hatiku begitu nyeri, Ia melihat layar ponselnya lalu menatapku. Seolah memastikan apakah tadi aku tau dering ponselnya berbunyi.
Sesaat kemudian ia keluar menutup pintu mobil. Menyandarkan tubuhnya, sepertinya menelfon balik. Aku menatapnya dari dalam mobil dengan hati yang kacau, Apalagi saat ku lihat ia tertawa, Chanyeol terlihat bahagia.
Setiap aku tahu Joy menghubunginya, aku tak tau kenapa kekuatanku seperti terkuras habis, mungkin sangat dahsyatnya gemuruh dihatiku.
Kadang aku ingin mengadu pada orangtuaku, tapi aku tidak boleh seenaknya mengadukan ini,kini aku telah berrumah tangga apapun masalahnya aku harus menghadapinya sendiri.
Melihatnya menelfon seorang wanita, Aku merasa hatiku begitu sakit Dia mengabaikanku, dia tak pernah menatapku, Tapi dia bisa begitu bahagia saat berbicara dengan wanita lain. Dia benar benar sperti sedang jatuh cinta.
Saat dia masuk mobil, Aku memalingkan muka, menatap terus keluar kaca, Aku ingin memencet tombol agar senderanku sedikit rebah, tapi aku takut dia tau tangisku, jadi aku memilih diam tidak bergerak.
Saat mobil sampai depan rumah, ia turun mendahului ku seperti biasa. Seolah aku tak ada disampingnya, dia tak pernah perduli. Ku simpan tangisku untuk ku tumpahkan dikamar mandi
Tapi saat aku masuk kedalam rumah aku terkejud karna seseorang duduk diruang tamu kami, Eomma melayaninya berbicara dengan gembira.
"Eoh,Baekhyun kau sudah pulang? Duduklah dulu, Dia menggumu dari tadi, Dia salah satu sekertaris di perusahan Eomma, Kau mengenalnya kan?" Aku mengangguk bederbar debar tak berani menatapnya.
Aku duduk, selanjutnya hanya perbincangan² biasa
Dia adalah Oh Sehun,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teman SHS'ku dulu, sejak aku menjadi murid baru, dia sangat menjaga jarak denganku, Hal itu dilakukannya karna ia sangat menghormati ku. Karna tau bahwa aku adalah calon menantu keluarga Park. Sahabat keluarga Oh.
Dia adalah Oh Sehun, yang tenang seperti air sungai dimalam hari saat dia berada didekatku ia selalu menentramkan hatiku.
Dialah Oh sehun yang sering menghiburku karna ia tau hidupku begitu membosankan, dia tau kalau masa depanku akan sangat berat.
Eomma meninggalkan kami, pamit untuk menyiapkan makan malam Aku terus menunduk menyembunyikan sedih.
"Bagaimana keadaanmu baek? Apa kau baik baik saja?" Aku mengangguk, hampir menangis Aku tak mungkin mengadukan kesepianku dan kesedihanku padanya.
"Apa sudah ada junior Park?" Dia bertanya sambil tersenyum. Aku bingung maksud pertanyaan sampai aku sadar Dia pasti bertanya apakah aku sudah hamil.
"Huh" Jawabku dengan nada bingung, dia tertawa lembut, Tawanya membuatku ingin menumpahkan segalanya
"Kau terlihat kurus baek"
Tenggorokanku tercekat, perhatiannya menghanyutkanku dalam sebuah perasaan mabuk yang sempurna, Hampir saja aku terjerat dalam kelembutan sinar matanya.
Aku tak mungkin bilang hidupku seperti disia²kan dan diabaikan. Aku tak mhnhkin mengatakan itu Aku harus menanggungnya sendirian.
Hujan turun merintik di atap rumah, angin berhembus menggoyangkan gorden, Aku diam mendengarkan rintik hujan, meresapi rinduku padanya yang teramat dalam. Dia tidak boleh tau kesedihanku, dia tidak boleh tau apa yang terjadi.
Dia terus menatapku dengan penuh rasa khawatir karna kesedihan mulai memancar dari wajahku. Tapi aku tau ini tak boleh diteruskan. Aku harus segera membangun jarak sejauh jauhnya walau hatiku sangat merindukannya.
Aku menyudahi kalimatnya dengan kalimatku. "Jalanan pasti licin,Hati hati kalau pulang ya hyung"
Dia membenarkan letak duduknya, lalu mengambil pena dan kertas dari sakunya. Menulis angka angka, menyerahkannya padaku
"Ini nomor ponselku, hubungi aku jika ada apa apa, dan kau boleh bercerita kapan saja jika kau mau"
Aku mengangguk, sekuat tenaga aku menahan air mataku agar tidak jatuh, dia berpamitan dan titip salam untuk eomma dan appa.
Aku masuk kamar kulihat chanyeol masih sibuk dengan laptopnya
Diluar hujan makin deras, kulihat Sehun masuk mobil untuk pulang menembus hujan. Aku rindu tapi aku tau itu harus ku simpan sendiri dalam diam,lalu kumusnahkan. Aku membuang nomor ponselnya, kertas itu segera mengapung bersama genangan air hujan yang mengalir dan menjauh.
Aku menutup jendela, Tidak Sehun bukan Joy Aku harus menaklukan Chanyeol dengan kelembutan kasih sayangku Bukan dengan menghadirkan Sehun.