05

1.2K 95 8
                                    

-Baekhyun pov

Aku menangis sesenggukan sampai lewat tengah malam.
Aku begitu terluka sampai berfikir,

Apakah aku tidak berhak bahagia seperti orang orang lain?

Masa mudaku nyaris tak ada indah indahnya karena yang kupikirkan hanyalah bagaimana aku menyiapkan diri untuk membahagiakan mertua dan orang tuaku.

Saat aku sudah ikhlas menerima takdirku bahwa selamanya aku akan menjadi bagian penting dari keluarga ini.
Tapi Chanyeol malah menyiksaku dengan diamnya, Dengan tatapan kebencian dan penolakannya.

Aku ingin pulang menghambur kepelukan ibu, Memohon nasihat Ayahku. Tapi aku sekarang adalah laki laki yang sudah menikah dan harus mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang. Salah melangkah sedikit saja, wibawa rumah tanggaku akan merosot dan itu tidak boleh terjadi.

Aku harus tetap pura pura harmonis walau perang dibatinku berkecamuk setiap detiknya. Aku harus menanggung lukaku sendiri. Tabah mengobati dukaku sendiri karna aku yakin ini akan menjadi jalan menuju kebahagiaanku

Aku tersentak kaget saat mendengar eomma membuka pintu kamarnya, Aku harus lekas pergi sebelum eomma melihatku terisak disofa ruang tamu ini, karna itu akan membuatnya terluka.

Aku segera berranjak ke kamarku dengan langkah lunglai dan hati hancur.
Kulihat Chanyeol tertidur pulas disofa, Aku diam duduk dikursi riasku. Mengamati detail wajahnya

Aku selalu gemetar melihat bibir dan dagunya, Tapi aku tau, aku tak perlu lagi mengundang hasrat karna itu hanya akan menyakiti diriku sendiri
Dia selalu dingin saat aku sedang ingin.

Aku harus mengumpulkan kekuatan untuk berpura pura dimeja makan nanti, dimana appa dan eomma akan melihat kami sebagai pengantin baru yang mesra. Ini adalah bagian tersulit bagiku dan aku tidak tau sampai kapan aku bisa menutupinya.

Kadang aku berfikir apa yang sesungguhnya dia minta? Kami tinggal satu kamar selama berbulan bulan tapi dia tak pernah mengajakku bicara aku tidak tau isi hatinya dan aku bingung apa yang harus aku lakukan?

Apakah dia ingin aku pergi sejauh jauhnya pergi dari kehidupannya?
Apakah dia ingin mengarungi hidup bersama dengan orang yang dicintai nya dan itu bukan aku?

Air mataku selalu menetes saat aku membayangkan nya.

Kuraba seprei merah menyala hadiah dari Luhan yang sia sia, aku teringat lagi penolakannya. Aku ingat pandangan matanya yang menatapku dengan tatapan risih.
Itu sakit sekali dan aku tidak punya kalimat untuk menggambarkan sedalam apa lukaku.

Chanyeol suamiku sudah membuat aku merasa terhina dan tidak berharga. Kekuatanku sampai habis dan aku tak tau lagi kemana aku harus mencarinya.
Aku lelah, aku ingin pergi jauh sejauh yang aku bisa.

"Ada apa baek? Suaramu terdengar sedih? Apa kau mau aku datang?" itu suara Luhan yang aku telfon. Dia langsung menangkap nada sedihku walau susah payah ku tutupi

"Kurasa aku akan kesana siang nanti, Tak apa apa kan? Aku ada kencan buta kau tau" Dia terkikik sendiri

Dia berhenti biacara saat sadar aku tak antusias membahas kencan buta nya. Lalu berjanji akan segera datang karna khawatir dengan suara ku yang makin parau.

Saat dia datang, kubilang padanya aku ingin dia mengajakku pergi sampai malam. Ia tau apa yang harus dia lakukan tanpa aku mengatakan apapun padanya. Dia mengatakan pada Eomma bahwa kelurganya mengundangku makan malam dan eomma memperbolehkan karna tau kelurga kami sudah saling akrab.

Aku pamit dengan Chanyeol dan dia hanya mengangguk dengan ekspresi datar, tanpa meliriku, tanpa bertanya.
Tak meminta penjelasan. Tak bisakah ia melihatku sedikit saja yang merana? Tak taukah dia penolakannya tadi malam, membuatku hatiku tercabik².

Sampai didalam mobil Luhan, aku menangis lagi, Aku lelah berpura pura. Aku bilang pada Luhan untuk membawaku pergi jauh, Aku lelah aku merasa semua yang kunlakukan sia sia.

Luhan membiarkan ku menangis tanpa henti tanpa bertanya kenapa.
Dialah sahabat ku, Dia sangat tahu, tangisku tidak bisa disela sela dengan pertanyaan apapun. Dia hafal, aku akan memulai cerita ku hanya saat aku menginginkannya. Dia hanya bisa memandangku dengan tatapan sedih.

"Lu"

"Ya baek?"

"Aku benar benar merasa putus asa"

Luhan membisu, menyentuh pundakku. Dia tak bisa mengatakan apa apa, Dia ingin bertanya tapi memilih diam karna air mataku menetes semakin deras.

Sesaat kemudian aku melihat Chanyeol berlari kecil menuju mobilnya. Dia menyetir sambil menelfon dan terlihat sangat bahagia. Dia terlihat sangat tak perduli padaku, dia hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Dia menyerahkan segala urusan disini kepadaku tanpa bertanya apa yang sbnrnya kuinginkan.

Aku tersedu. Mengingat hasratku yang memuncak tadi malam lalu dia mematikannya tanpa perasaan. Dia tidak tau tak ada manusia yang rela di hancurkan harga dirinya.

Chanyeol, tidak tau, ketika dia melemahkan orang lain, artinya dia membiarkan orang lain menyadari kekuatannya.

Perlakuannya tadi malam padaku, diambang hasratku. Justru membuatku menyadari aku punya kekuatan tersembunyi.

"Lu bawa aku pergi ke pantai"

"Pantai dijeju?"

Aku mengangguk

"Oke, kau ingin kita mampir kerumah Sehun, baek?"

"Tidak lu, aku hanya ingin menenangkan diriku di pantai yang tenang" Jawabku lirih

Dia bertanya begitu sebab pantai yang biasanya kita kunjungi dekat dengan rumah Sehun.

Luhan mengangguk, telfon kesana kesini untuk mewakilkan urusan bisnisnya.

Untuk pertama kalinya aku melihat Luhan terdiam, tidak bicara apa apa.
Sepertinya dia tau aku sedang sangat teluka.

.

.

.


Luhan menggenggam tanganku saat sudah sampai parkiran.
Aku menangis karna mestinya Chanyeol lah yang menggenggam tanganmu dan menenangkanku.

Aku terduduk ditepi pantai.
Aku ingin menceritakan semuanya pada luhan, Aku ingin meminta pendapat Luhan tentang Joy dengan hati tenang. Sambil menatap air laut yang tenang, Aku ingin tenang dulu lalu menceritakan nya pada Luhan.

Kupikir setelah menikah, aku akan behasil meluluhkan hatinya tapi Chanyeol begitu terus meneruskan sikap dinginnya, Chanyeol semakin semena mena.

Aku berjalan ditepi pantai sambil menikmati angin yang berhembus dengan tenang sambil menangis dalam diam.

Ingat perjuangan ku , ingat lukaku , ingat perlakuan Chanyeol.

Saat aku mulai tenang dan tangisku berhenti, aku berjalan mundur, Aku terkejut karna dibelakangku, Oh sehun mengamatiku dengan diam.

Aku berdebar, ia begitu tenang
Dia masih menatapku, Dia datang tepat pada saat aku kehilangan kekuatanku untuk bertahan dalam rasa sakitku.

Aku menunduk sebentar kemudian menatap matanya yang tenang seperti angin dan air laut.

Aku menunduk sebentar kemudian menatap matanya yang tenang seperti angin dan air laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.
Lebai bodoamat gw kalo jadi baek juga pasti nangis terus😭

My Husband CHANBAEK [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang