1

4 1 0
                                    

Rasanya, semesta tak pernah berpihak padaku. Ya, kamu tau betul, Sa, aku sedang apa saat aku mengatakan itu. Menangis. Ah, hampir saja aku lupa. Aku seakan-akan melibatkanmu dalam menulis cerita ini, padahal kau tau cerita ini ada saja mustahil rasanya.
Aku akan mulai mengenalkan sosok yang sedari tadi ku ajak bicara tapi tak pernah bersuara. Yang membuatku hampir gagal menghilangkan seluruh bagian darinya yang tertinggal. Yang membuatku hampir kehilangan kata saat orang menyeruakkan namanya.
Namanya Aksa. Aksa Tirthabadi.
Kalian ingin bertanya seperti apa Aksa itu? Iya kan? Jika kalian mengira dia cuek, acuh, dan hal-hal menyebalkan lainnya, dia ituu.. Dia itu definisi orang menyebalkan yang paling menyebalkan menurutku. Dia tampan, ramah, baik, hidungnya mancung, badannya tinggi, bulu matanya lentik dan banyak hal-hal yang hampir sempurna dari dirinya yang banyak sekali orang idam-idamkan. Tapi tidak untukku. Aku tau sisi gelapnya. Aku sangat tau.
Dia tampan, tapi terkesan angkuh menurutku. Ia selalu mengagung-agungkan kelebihannya untuk sekedar mendapatkan hati para wanita yang, aah sudahlah. Dia baik, tapi terkesan terlalu baik ketika dia menolong siapapun wanita dengan menggunakan perasaan. Tapi, dia penuh kejutan. Bisa membahagiakan, bisa mengejutkan, bahkan sangat bisa memberi kejutan yang penuh kesedihan. Terkesan berlebihan, ya? Tapi memang begitu adanya. Itu sisi menariknya.
Aku sangat ingat sekali ketika itu masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di sekolahku berakhir. Tepatnya hari senin, aku memasuki kelas baru, dan teman-teman baru tentunya. X MIPA 1. Kelas unggulan, katanya. Oh iya, hampir saja aku lupa. Dua hari sebelum masuk kelas baru, aku sudah mendapat undangan grup kelas. Lucu sekali rasanya ketika melihat member grup, aku reflek tertuju pada profil Aksa. Menarik, kataku. Kata-kata "menarik" yang dua hari lalu aku lontarkan tiba-tiba berbandi g terbalik dengan kenyataan pada saat aku bertemu dengannya di kelas. Ternyata orangnya angkuh, sombong, so ganteng. Aku tidak suka. Aksa, maaf ya. Tapi memang begitu kenyataannya.
Tak lama, para senior datang ke kelasku. Ingin menjemput Aksa katanya. Aksa pada saat itu terpilih menjadi paskibraka. Dia akan di karantina selama 2 bulan. Fyuh, lega rasanya. Yang lama aja deh, Sa kalau bisa. Hehe.
Selama 2 bulan tanpa Aksa, banyak hal-hal yang menyenangkan yang aku temui. Bergabung dalam OSIS, mengikuti ekstrakulikuler, bertemu dengan banyak sekali teman-teman baru, berkenalan dengan guru, dan masih banyak lagi. Hidupku menyenangkan, Sa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flashback, on!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang