Every flower blooms in its own time
Ketika malam membentangkan warna gelapnya, sinar rembulan menerangi langit kota ini. Aku masih terasing di kamarku. Mataku seperti memandang kilauan bintang. Hatiku bersenandung. Pikiranku tak menentu. Entah apa yang menimpa diriku. Teringat peristiwa sepedanya menabrak batu membuat hatinya terasa kalut. Wajah Adnan yang rupawan bagai awan-awan di langit yang tak hilang dari ingatanku. Pandangan matanya yang teduh menunduk membuat hatiku semakin terpikat. Baru ku mendengar suaranya dan menatap wajahnya. Hatiku luluh.
Apakah ini cinta? beginikah rasanya? Terasa sejuk menembus dada dan masuk di dalam hatiku. Ya Allah, tak bisa ku pungkiri aku telah jatuh hati pada hamba-Mu yang bernama Adnan. Aku terpesona kepadanya. Ya Allah, aku jatuh cinta. Izinkanlah aku mencintainya.”
Bunga di hatiku bermekaran, namun kumbang belum datang menjemputnya.
***
Tempat yang berbeda, tampak Adnan yang tiba-tiba saja menangis. Ia menangisi hilangnya kekhusyuan dalam sholat. Ia bingung harus berbuat apa. Setelah pertemuan yang tak disengaja dengan Nuha ia tidak mampu mengendalikan hatinya. Sirat mata dari niqab hitam Nuha menghujam jantungnya dan menelusup kuat dalam relung jiwanya. Pesona Nuha melintas dalam solat, meskipun ia mencoba menepisnya jauh-jauh."Ya Allah, ampunilah hamba-Mu yang lemah ini, Engkau Maha Tahu segala isi hati. Aku tak mau kehilangan cinta-Mu, namun Engkau juga lebih tahu hatiku ini telah terpaut pada pesona seorang makhluk-Mu. Ya Allah, tuntunlah hati dan jiwaku pada takdir yang Engkau ridhoi.”
***
Siang hari, usai solat dzuhur Adnan pergi ke rumah seseorang. Jelas tujuannya yaitu rumah Nuha. Niatnya mantap untuk mengkhitbahku. Sampai di sana ia disambut baik oleh ayahku. Orang-orang di rumah senang dengan kedatangan Adnan yang dikenal anak dari pemilik toko yang dermawan itu.Aku keluar sebentar untuk membawa jamuan dan kembali ke kamarku, namun dari balik kamar yang tidak jauh dari ruang tamu aku mendengarkan pembicaraan ayahku dengan Adnan. Ia pun mengutarakan maksud kedatangannya, yaitu mengkhitbahku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA SEBATAS RASA
RomansaBunga itu layu, padahal sudah ada yang berusaha menjaganya. Dirawat penuh kesabaran, tanpa letih. Namun, ia membutuhkan tangan lain untuk membuatnya mekar dan harum.