04. Gagal Menghindari Suga

414 85 11
                                    

Wendy membuka kotak bekalnya bersamaan dengan kedatangan Seulgi ke bangkunya. Gadis itu mengambil tempat di bangku Jisoo seperti baisanya. Kedatangan Seulgi juga turut membawa kegaduhan yang menjadi ciri khasnya.

"Wen, kerkom jadi yah hari ini di rumah gue," ucap Seulgi tanpa melirik Wendy. Tangannya membuka kotak bekal yang ia bawa.

Sebuah pemandangan baru di hadapan Wendy membuatnya terkejut. Seulgi cenderung gadis yang boros dan suka jajan di kantin. Mendapatinya membawa bekal adalah hal yang baru "Tumben lo bawa bawa bekal. Kesambet setan apaan?"

Seulgi menoleh cepat. "Sirik gue lo bawa bekal mulu."

"Sirik?" Wendy bertanya tak percaya. Ia menahan tawanya sambil melihat Seulgi. "Gak salah lo sirik sama gue?" Bukannya harusnya Wendy yang iri pada Seulgi? Kenapa justru Seulgi yang iri padanya? Apa pula yang Wendy punya untuk bisa membuat Seulgi iri? Memikirkannya membuat Wendy ingin tertawa.

Seulgi memukul pelan lengan Wendy. Selain suka bersikap seperti anak kecil, Seulgi juga akan memukul orang lain ketika marah dan tertawa. "Serius! Gue bela-belain bangun pagi demi masak."

Wendy menyendok nasi goreng buatan Seulgi dan memakannya. "Eum, kurang asin, Gi."

"Serius?" Seulgi buru-buru menyendok makananya. "Yah, teurs gimana dong?"

Wendy menaruh sebagian kerupuk yang ia bawa ke dalam kotak bekal Seulgi. Ia juga memotong sebagian telur dadarnya untuk Seulgi. "Nih. biar gak hambar." Kemudian wajah Wendy menengadah dan kembali menatap Seulgi sambil menyendok bekalnya. "Lo udah nyari materi yang gue kirimin selama?"

Seulgi ikut menyendok nasi ke dalam mlutnya bersama dengan kerupuk. "Udah. Tapi gue gak ngerti."

"Yaudah. Yang penting udah dicari dulu."

Ketika tengah asik mengobrol, beberapa orang berjalan mendekat. Dari ekor matanya Wendy bisa melihat bayangan tiga orang berjalan beriringin semakin mendekat. Wendy berhenti mengobrol dengan Seulgi dan menoleh. Matanya menyoroti ketiga orang yang berjalan beriringan itu satu-satu. Ternyata Namjoon, Taehyung, dan –Wendy menundukan kepalanya secepat kilat begitu sampai di orang terakhir. Orang yang berjalan di sisi paling kanan itu Suga.

Meksipun mulai belajar bersikap tenang mengikuti Seulgi, semua hal itu tidak ada artinya. Di depan Suga Wendy akan tetap kembali seperti orang bodoh yang tidak tahu harus berbuat apa. Jantung Wendy akan berdetak di luar frekuensi tanpa perintah. Matanya tidak bisa melihat Suga tepat di mata. Wendy akan otomati meunduk dan berusaha menghindar.

Ketiga lelaki itu berhenti tepat di depan bangku Wendy dan berdiri mengelilinginya. Namjoon berdiri di dekat Wendy duduk di sebelah kiri, Suga berdiri di samping Seulgi, sedangkan Taehyung duduk di kursi kosong di depan Seulgi.

"Ngapain lo pada ke sini? Tadi gue ajakin istirahat bareng malah nolak," sindir Seulgi kesal.

Taehyung tertawa. "Ini kan lagi isitraht bareng, bego."

"Bukan. Lo pada pasti mau malakin gue."

Suga tertawa kecil dan ikut menyahut. Wajah menoleh ke arah Seulgi dengan mata setengah menutup karena tersenyum. "Kabar mata lo gimaa, Gi? Masih suka ilang?" tanya Suga jahil.

Seulgi mendengus. Ia menengadah dan melihat Suga dengan tatapan membunuh. "Mata lo juga sekarang ilang yah. Maling kok teriak maling."

Mata Wendy mencuri lihat sambil ke arah Seulgi dan Suga. yang tengah mengobrol. Seulgi terlihat begitu santai mengobrol dengan Suga. Seolah bercandaan mereka tidak memiliki arti lebih. Tidak membuat sakit hati apa lagi menghina. Mereka bercanda seperti teman lama dan Wendy merasa iri. Ia juga ingin bisa mengobrol seringan itu bersama Suga.

She Wants To Be Like Her [Suga x Wendy] Long ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang