Part 1

40 4 0
                                    

"Berebut temen ngga boleh sirik kalau sirik udahan" ucap anak-anak itu sangat kompak.

Terik matahari membuat lapangan bola terlihat sangat panas saat ini. Terlihat beberapa anak yang sedang bermain  disana. Tetapi hanya ada satu anak perempuan yang terlihat dan sisanya adalah anak laki-laki.

"Hitam yaa hitam" bisik salah satu anak laki-laki itu memberikan isyarat kepada anak perempuan disampingnya sebelum mereka gambreng untuk membagi tim.

Saat ini mereka semua sudah terbagi menjadi dua tim sama banyak dan sedang berkumpul dengan timnya masing-masing.

"Adek abang mah emang susah yaa buat dipisahin" ucap salah satu anak yang lain.

"Emang kenapa? Nggak boleh?" Jawab anak perempuan itu dan tidak ada jawaban apa pun yang terdengar.

Masing-masing dari kedua tim tersebut sedang mengatur formasi dan strategi untuk menjebol gawang lawan.

"Lo jadi kiper aja, ngga usah maju-maju. Biar gue sama dia aja yang nyerang. Ngerti?" Ucap seorang anak laki-laki itu kepada anak perempuan di sampingnya.

"Jangan Gar, lo yakin? Gue aja yang jadi kiper" ucap anak laki-laki yang lain di tim mereka.

"Udah lo yakin aja sama gue" ucapnya.

"Ih tapi kan aku mau jadi penyerang juga" rengek anak perempuan itu.

"Dengerin kata gue, kalo lo gak mau denger mending pulang sana ngga usah ikut-ikut gue main" ucap anak laki-laki tadi yang menyuruhnya menjadi kiper.

"Yaudah tapi aku nggak mau sendalnya di jadiin gawang" ucap anak perempuan itu sambil memanyunkan bibirnya.

"Gampang itu mah, yang penting kalau ada bolanya ke arah lo, lo tangkep jangan takut"

"Okee siap bos"

Permainan dimulai sejak 10 menit lalu, entah sudah beberapa kali anak perempuan itu menangkap bola yang datang ke arahnya untuk menjaga agar bolanya tidak masuk ke gawang yang ia jaga saat ini.

"Gooolllll" ucap salah satu anak laki-laki tersebut dan membuat anak perempuan itu tersenyum girang.

"Wiihhh bang Edgar hebat" ucap anak perempuan itu.

"Skor jadi 5-0 yaa" sambungnya.

"Udah ah gue udahan" teriak salah satu anak laki-laki yang terlihat lesu.

"Giliran kalah aja udahan" ledek anak perempuan itu.

"Bukan gitu, gue udah capek banget ini, palingan sebentar lagi juga gue pulang" ucap anak laki-laki itu sambil mengelap keringatnya yang bercucuran.

"Lo hebat juga jadi kiper" ucap anak laki-laki tadi yang sempat meremehkan.

"Makanya lo percaya aja sama gue, dia udah jago pokoknya" ucap anak yang dipanggil bang Edgar oleh adik perempuannya itu.

Sudah ada beberapa anak yang pulang setelah permainan selesai. Saat ini hanya tersisa 3 orang yang masih duduk di pinggir lapangan tersebut.

"Loh kak Gavin nggak jadi pulang? Tadi katanya mau pulang" tanya anak perempuan itu kepada salah satu anak laki-laki yang masih ada disana.

"Ntar aja ah, bareng kalian aja gue pulangnya. Eh jago juga lo jadi kiper, biasanya kan kalau cewek pada takut kalau bola dateng ke arahnya" jawab anak itu sambil terkekeh.

Fratello MaggioreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang