Part 3

29 4 2
                                    

Hanya terdengar suara garpu dan piring yang saling beradu. Keduanya sangat menikmati sarapan paginya. Tak butuh waktu lama untuk mereka menghabiskan menu sarapan pagi ini. Jam dinding menunjukkan pukul 05.45 dan keduanya sudah rapih dengan seragamnya masing-masing.

"Ayah hari ini antar aku ke sekolah kan?" Tanya gadis yang tiba-tiba bersuara.

"Iya dong, masa hari pertama kamu sekolah di sini ayah nggak antar" ucap ayahnya.

Setelah percakapan tersebut keduanya kembali hening. Gadis itu sibuk memainkan ponselnya dan ayahnya sedang sibuk mengoleskan selai diatas selembar roti yang ingin dimakan.

"Yah, bang Edgar kok nggak keliatan ya?" ucap gadis itu sambil celingak-celinguk mencari seseorang.

"Palingan juga dia nginep di rumah temannya"

"Loh dia nggak sekolah?"

"Kalau ayah tanya sih dia jawabnya pasti sekolah"

"Berarti bang Edgar sudah sering nggak tidur di rumah?"

Ayahnya hanya menaikkan alis dan menganggukan kepalanya dan gadis itu tidak berbicara apa pun lagi.

***

"Permisi.." ucap seorang laki-laki paruh baya bersama putrinya saat hendak memasuki ruangan kepala sekolah. Sangat terlihat nervous putri disampingnya saat ini. Tidak butuh waktu lama, mereka dipersilahkan untuk masuk ke dalam.

"Udah Vi gak usah nervous gitu. Semua akan baik-baik aja" ucap ayahnya yang berusaha menenangkan dan hanya dibalas anggukan oleh putrinya itu.

Beberapa menit kemudian ada seorang perempuan paruh baya yang berjalan ke arah mereka dan bergegas duduk di kursi depan mereka saat ini. Di nametagnya tertera bahwa beliau menjabat sebagai kepala sekolah.

Sudah 15 menit ayahnya berbincang dengan perempuan paruh baya di depannya itu. Tiba-tiba bel masuk berbunyi, ketiganya bangun dari sofa yang didudukinya saat ini dan kedua orang paruh baya itu saling berjabat tangan.

"Yaudah Vi, ayah pulang yaa. Nanti kalo butuh apa-apa chat bang Edgar aja. Nanti ayah kirim nomer bang Edgar ke kamu. Sekarang kamu ikut Bu Novi, nanti beliau mengantarkan kamu ke kelas" pamit sang ayah ke putrinya.

"Iya yah" ucap putrinya sambil mencium tangan sang ayah.

***

"Assalamualaikum anak-anak. Hari ini kelas kalian kedatangan murid baru. Ibu harap kalian bisa berteman baik dengannya" ucap kepala sekolah di depan kelas.

"Perkenalkan diri kamu" sambungnya sambil melihat ke arah murid baru yang ada di sampingnya saat ini.

"Selamat Pagi.. Perkenalkan nama saya Violetta Keana. Gue pindahan dari National Junior College Singapur. Senang bertemu kalian" ucapnya sambil menutupi rasa gugupnya saat ini.

"Ibu harap kalian bisa membantu Vio untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kalian tetap di kelas dan tunggu sampai guru yang mengajar masuk. Vio kamu duduk di kursi yang kosong itu" lanjut Bu Novi dan berjalan meninggalkan ruang kelas.

Vio berjalan ke arah kursi yang kosong itu. Disampingnya terlihat siswi yang kelihatannya sangat pendiam. Dan saat ini rasa ketakutan menyelimuti tubuhnya.

Vio mendudukkan bokongnya di kursi tersebut. Ia pikir akan seperti novel-novel yang ia baca, jika menjadi murid baru akan disapa dan disambut baik oleh kelilingnya, tetapi nyatanya sampai saat ini belum ada yang mengajaknya berbicara padahal sudah sejak 15 menit yang lalu ia duduk disana.

Fratello MaggioreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang