Abi diam di posisinya, layaknya patung, dia pasrah dengan apa yang akan dilakukan Mega kepadanya. Mega perlahan menurunkan kancing hoodie milik Abi, melepasnya lalu menjatuhkannya ke lantai, kaos hijau yang dikenakan pria itu juga di tarik ke atas oleh Mega hingga memperlihatkan badan Abi sepenuhnya. Meskipun Abi seorang pria, dia tetap harus mendapatkan kesetaraan gender karna sekarang, Abi merasa dilecehkan oleh wanita itu.
Kesetaraan gender adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka, yang bersifat kodrati. Mega memaksanya untuk melakukan apa yang tidak diinginkannya sama sekali, sekalipun dia pria, dia tetap punya harga diri. Jika Abi melaporkan Mega kepada polisi, apakah mereka akan percaya.
Tentu tidak, Mega memiliki wajah yang polos, lembut dan cantik, semua orang akan tertipu melihat wajahnya dan tidak akan menyangka melakukan pelecehan seksual terhadap pria, malah sebaliknya. Banyak pria yang menginginkan wanita itu tapi kenapa harus dirinya, ini sungguh aneh, sangat aneh.
Mega memegang tengkuk leher Abi lalu mencium pria itu dengan lumatan sedangkan Abi hanya diam dan menerima tanpa mau membalasnya. Mega menarik tangan Abi agar pria itu memegang pinggangnya, Abi terlihat enggan untuk melakukan itu.
Tidak ada jarak lagi diantara keduanya, Abi dengan pasrah mengalungkan tangannya ke pinggang wanita itu, memeluk tubuh Mega erat. Kulit polos mereka bersentuhan, tubuh Abi seakan tersengat, di aliri arusan listrik, gimanapun dia pria normal. Akhirnya Abi terbuai lalu membalas ciuman Mega.
Abi tidak tahu bagaimana caranya berciuman tapi nalurinya sebagai pria keluar begitu saja. Tangan Abi tidak lagi memeluk pinggang wanita itu, malahan membelai punggung Mega dengan lembut. Abi mengangumi keindahan tubuh wanita itu, langsing, putih dan mulus.
Tangan Abi menjalar kemana saja, membelai bagian apa saja yang bisa digapai olehnya. Tangan kiri Abi memegang tengkuk leher Mega, untuk memperdalam ciuman mereka. Sedangkan tangan kanan Abi mulai nakal, dia melepas kaitan bra Mega satu persatu. Mega hanya diam, saat pria itu melakukan itu kepadanya, dia memberikan kesempatan kepada Abi untuk mengambil alih.
Kaitan bra Mega terlepas, Abi menurunkannya dan menjatuhkannya ke lantai, Abi meneguk salivanya, saat dada Mega bersentuhan dengan dada bidangnya, menempel. Tubuh Abi terasa hangat, dia memeluk tubuh Mega semakin erat dan ciuman keduanya semakin panas, saling mengecap dan membalas. Kedua lidah mereka beradu, menyusuri setiap rongga mulut lawannya.
Mega melepas ciuman mereka sepihak, ada rasa kecewa dari Abi. Keduanya bertatapan cukup lama. Tiba-tiba Mega memegang tangan pria itu, menuntun Abi untuk mengikutinya. Mega masuk ke dalam kamarnya, begitupun Abi.
Abi tidak henti-hentinya meneguk salivanya, saat menatap tubuh Mega intens. Tubuh wanita itu sangatlah sempurna, membuat Abi ereksi, terangsang seketika dan akal logikanya hilang begitu saja dengan ukuran payudara Mega yang juga cukup besar, membuat Abi terus membayangkannya dan ingin menyentuhnya. Abi yakin, payudara wanita itu, akan selalu ter—rekam di memori pikirannya.
Mega membaringkan tubuh Abi di ranjang miliknya. Mega naik ke atas tubuh pria itu, dia duduk di perut Abi. Mega menggigit bibir bawahnya, dia bingung mau melakukan apa lagi, jujur saja, Mega juga tidak tahu bagaimana caranya bercinta dan menggoda pria. Ini pengalaman pertama untuknya, dia gugup, pasti dan juga malu, karna Abi menatap tubuh telanjangnya, cukup intens dan pertama kalinya dia setengah telanjang di depan pria.
Mega menarik tangan Abi untuk menyentuh payudaranya, Abi hanya menurut, Pria itu hanya menyentuh tanpa meremasnya, dia kelihatan kaku sama seperti Mega juga. Tubuh Abi bergetar hebat, merasakan sensasi panas di tubuhnya dan bagian inti tubuhnya juga ikut mendesak untuk keluar dari balik celananya. Mega menempelkan tubuhnya dengan Abi, lalu mencium bibir pria itu, cukup lama.