Ah! Punggungku terasa sakit. Aku terbangun di kursi kamarku. Kulihat Oktave tertidur di ranjangku dan masih terlelap. Aku tak ingin mengganggunya, jadi aku segera mengambil peralatan mandi dan beranjak ke kamar mandi. Sebelum keluar, aku melihat Oktave yang tertidur. Ada rasa yang aneh di hatiku, tapi perasaan apa ini?
Lorong ruangan masih sepi dan hanya aku seorang yang sedang berjalan ke arah kamar mandi dan gym. Saat kubuka pintu ruangan itu, kulihat Tyger Z sedang melakukan gerakan pemanasan. Aku tebak dia akan olahraga lagi. Maklum saja, ini bukan pertama kalinya aku melihat dia bolak-balik dari kamarnya ke ruangan ini.
"Hai, Qila," Tyger memanggilku. Ia mengayunkan tangannya, seolah mengajakku untuk bergabung. Karena aku merasa sedikit takut, aku pun menuruti ajakannya.
"Kau mau mandi kan? Ayo kita olahraga dulu, sekalian kotor," ajak Tyger.
"Ah tentu," jawabku dengan gugup. Aku masih sedikit takut dengan dirinya, terlebih karena badannya yang lebih besar dariku, dan ukuran otot-ototnya yang sebesar ukuran otot orang dewasa.
"Kau gugup ya? Santai saja. Aku mungkin terlihat menakutkan bagimu, tapi aku orang baik-baik Qila."
Aku terkejud, ia dapat tahu apa yang aku pikirkan tentang dirinya, padahal aku belum melakukan apapun. Karena itu, aku mulai bicara jujur padanya.
"Sebenarnya aku merasa aneh denganmu, Tyger. Dua hari ini saat semuanya sedang gempar dengan Hormant, kau terlihat santai dan tidak ingin terlibat. Tapi bukan berarti aku mencurigaimu, cuma ya..."
"Haha, aku paham Qila. Memang aku terlihat santai. Tapi sebenarnya aku juga ikut was - was. Aku ingin membantu untuk mencari kebenarannya tapi disaat bersamaan aku juga takut bila ternyata yang kuungkap itu salah."
Aku mulai mengambil posisi sit up. Aku memang tidak terlalu lemah dalam berolahraga, bahkan aku pernah ikut ekstrakulikuler lompat pagar. Saat itu yang mengajar ekstra itu adalah....
"Aghhh!" Kepalaku terasa sakit lagi saat aku mengingat namanya. Tanganku reflek meremas kepalaku.
"Qila, apa yang terjadi? Apa kau baik - baik saja?" Tanya Tyger. Ia nampak terkejut juga melihatku yang mendadak kesakitan.
"Tidak, tidak apa - apa. Aku baik - baik saja. Maaf, aku sepertinya mengagetkanmu ya?" Kataku. Rasa sakit ini tidak sesakit kemarin saat aku mencoba mengingat nama orang yang menyuruhku menulis daftar nama itu.
"Apa yang terjadi barusan Qila? Kau kelelahan saat sit up? Atau kau kurang tidur?" Tanya Tyger dengan khawatir. Ternyata benar yang ia katakan, dia memang orang yang baik.
"Tidak apa - apa, aku mungkin kelelahan. Aku mandi dulu saja ya Tyger?" Kataku. Walaupun tidak sesakit kemarin, aku masih pusing karena sakit kepala yang datang secara tiba - tiba itu.
"Tentu, bila itu bisa membantu," kata Tyger.
Aku segera mengambil peralatan mandi ku kembali dan beranjak ke kamar mandi, meninggalkan Tyger yang melanjutkan push up nya sendirian.
Sepuluh menit berlalu, dan aku sudah selesai mandi. Sambil mengeringkan rambutku, aku melihat ruangan gym. Sepi, nampaknya Tyger sudah kembali ke kamarnya. Aku juga harus segera kembali ke kamarku dan memikirkan rencanaku. Besok akan diadakan pengadilan lagi dan sebelum itu, aku sudah harus menemukan petunjuk kedua.
Aku berjalan kembali ke kamarku. Namun saat melewati kamar Hiro, aku melihat Hiro dan Tyger sedang memperhatikan sesuatu di HP nya Hiro. Aneh, kemarin dia bilang hanya bisa menyimpan satu foto saja. Kemarin Hiro sempat mengambil foto layar laptop Hormant, tapi bila mereka memerhatikan itu, lalu apa gunanya?
Saat memikirkan itu, aku teringat satu hal yang mungkin bisa membantu mencari petunjuk selanjutnya. Aku merasa bodoh karena terlupa tentang benda itu. Aku bergegas menuju kamarku untuk mengembalikan peralatan mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Mafia
Mystery / ThrillerIni bukan sekedar permainan menebak, namun ini tentang hidup dan mati kita semua.