Sidang ketiga baru saja selesai. Tyger sudah tidak lagi bersama kita, namun kata - kata terakhirnya masih terngiang - ngiang di kepalaku. Dia bilang sesuatu tentang... Hiro?
Kita semua baru saja hendak keluar dari ruangan, sebelum suara itu tiba - tiba muncul kembali dan berkata...
"Hah... kalian tahu, kalau kalian tetap seperti ini, maka semua ini tidak akan ada serunya lagi, bahkan pembaca pasti bosan nantinya. Begini saja, aku akan mengingatkan kalian sesuatu yang mungkin kalian lupa, dengan begitu semua ini mungkin akan menjadi lebih seru."
"Kalau begitu cepatlah, katakan apa yang kami lupakan?" Tanya Hiro.
"Yang kalian lupakan... itu simpel. Kalian lupa kalau semua petunjuk ini berhubungan satu sama lainnya. Semuanya merujuk ke satu orang yang sama, tapi selama ini kalian hanya menuduh orang karena sebuah petunjuk yang baru saja kalian temukan, tanpa melihat kembali petunjuk yang lalu."
Sejenak, ruangan terasa lenggang. Kata - kata suara itu ada benarnya, kita selama ini hanya menuduh Hormant, Diana, dan juga Tyger karena satu petunjuk saja, bukan semuanya.
"Karena itulah aku sarankan kalian melihat kembali petunjuk - petunjuk yang kalian temukan. Mungkin sebuah benang merah akan muncul, tapi siapa yang tahu... HAHAHA"
dan dengan tawa itu, suara itu hilang. Hormant mengisyaratkan aku, Roselia, dan Oktave untuk mengikutinya ke arah dapur. Kamipun menurut saja.
"Baiklah, sekarang hanya tinggal kita berempat. Salah satu dari kita adalah mafianya. Ini mungkin akan terdengar mustahil, tapi apakah disini ada yang merasa bahwa dirinya adalah mafia dan ingin mengaku saja?" Tanya Hiro setelah kami berempat duduk di salah bangku dapur.
Kami semua hening. Aku tahu bahwa diriku bukan mafianya, jadi diantara Roselia, Oktave, dan Hiro, salah satu dari meraka adalah mafianya. Menurutku Oktave bukan mafianya karena aku telah menaruh kepercayaan pada dirinya. Roselia sendiri menurutku terlalu polos untuk merancang semua ini, jadi...
"Tentu saja. Baiklah, kalian sudah dengar apa yang suara itu katakan tadi, jadi sebaiknya kita mengecek ulang semua petunjuk yang telah kita temukan. Aku akan mengecek HP ku sendiri yang berisi foto Kafe milik Diana. Roselia bisa mengecek bola basket milik Tyger, dan Oktave bisa mengecek buku milik mu, Aqila,"kata Hiro.
"Tentu, tapi bagaimana denganku?" Tanyaku.
"Kau... bisa mengecek peralatan Hormant. Siapa tahu ada sesuatu yang bisa digunakan."
Benar juga, saat itu aku masih kurang meneliti laptop milik Hormant, hanya melihat beberapa program dan catatannya saja. Kali ini, aku akan menulusuri lebih dalam lagi.
"Baiklah, aku mengerti," kataku.
"Kalau begitu ayo, waktu kita tidak banyak. Kalau ada sesuatu, katakan saja. Toh, kamar yang kita akan selidiki berdekatan semua," kata Oktave.
Kami semua pun segera beranjak ke kamar yang kami tuju. Aku masih ingat cara untuk masuk ke kamar Hormant, namun saat aku mendekati pintu kamae hormant, pintunya terbuka otomatis. Aneh, apakah ini ulah suara itu? Aku melihat yang lainnya, dan sepertinya kamar Diana dan Tyger juga terbuka otomatis.
Hal ini bisa dipikirkan nanti, aku bergegas masuk ke kamar Hormant, mengambil laptopnya dan menyalakannya. Layar laptopnya masih menunjukan tampilan yang sama, dengan berbagai catatan digital yang mencatat segala hal yang Hormant ingat dan beberapa instruksi penggunaan programnya. Kali ini, aku akan mencoba membukanya satu persatu.
Sudah sekitar lima belas menit aku membuka catatannya satu per satu, bahkan aku membukanya tidak sekali, namun dua hingga tiga kali. Isinya hanya ingatannya tentang masa sekolahnya dulu, saat dia dipanggil oleh salah satu gurunya, dan instruksi program buatannya. Aku mulai putus asa dan berpikir laptop ini sudah tidak memiliki petunjuk lainnya. Saat itulah aku secara tidak sengaja menggeser salah satu catatan digital itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Mafia
Mystery / ThrillerIni bukan sekedar permainan menebak, namun ini tentang hidup dan mati kita semua.