"Aleta!"
Aleta menoleh ke sumber suara dan melihat Rosa melambaikan tangannya di sudut kantin.
"Lama banget lo By, bentar lagi bel masuk tuh." cerocos Bobby saat Aleta duduk dan langsung menyantap makanan yang sudah dipesankan Rosa.
"Iya makanya gue langsung makan nih bakso. Keburu bel nanti," ucapnya sambil mengunyah. "Jangan tanya dulu, gue lagi makan!" lanjutnya tidak ingin ada yang mengganggunya makan.
Aleta terus memasukan baksonya cepat, mulutnya penuh, pipi gempalnya semakin terlihat mengembung. Rosa dan Bobby yang melihatnya berusaha menahan tawanya, Aleta terlihat sangat menggemaskan.
"Pelan-pelan, Ta. Nanti keselek loh." ucap Rosa memperingati. Tapi Aleta tidak membiarkan mulutnya kosong, ia terus memasukan bakso yang ada di mangkuk ke mulutnya.
Bobby yang awalnya ingin terbahak karena wajah Aleta menggemaskan kini terlihat serius menatapnya. Aleta sudah kelewatan, bahkan dia belum meminum seteguk jus di gelasnya. Kalau di biarkan, Aleta bisa tersedak beneran.
"Aleta Queenby Elinel!"
Aleta berhenti mengunyah saat Bobby memanggil nama lengkapnya tegas. Jika Bobby sudah seperti ini, Aleta tidak berani lagi menentang.
"Kunyah dulu yang bener biar abis. Masih ada lima menit sebelum bel." lanjutnya tenang namun terkesan tegas.
Rosa menahan tawanya. Aleta ini ... seperti anak yang sedang diomeli oleh Ayahnya.
"Ma-"
"Telen dulu, Aleta!"
Dengan kesal, Aleta mengunyah dengan cepat dan langsung menelan dengan sekali telan. Namun, Aleta merasakan bakso itu tersangkut di tenggorokannya dan dadanya terasa sesak.
Dengan sigap, Rosa mengambil jus jeruk dan memberikan kepada Aleta untuk segera di minum.
Setelah dirasa sudah beres, Aleta menghembuskan napasnya lega.
"Fyuh ... Thanks, Oca!"
Aleta bersedekap dan enggan untuk melihat ke arah Bobby.
"Masalahnya gue belum sempet ngerjain tugasnya Pak Eki. Makanya gue rencananya pengen buru-buru ngantin terus balik ke kelas buat ngerjain. Eh, waktu gue malah terbuang gara-gara cowok sinting yang peluk-peluk gue di atap. Gila!" jelas Aleta masih tidak melihat Bobby.
Bobby dan Rosa terkejut dan langsung mempertipis jaraknya dengan Aleta.
"KOK BISA?" tanya Rosa histeris.
"SIAPA, BY?" kali ini Bobby yang bertanya.
Aleta sudah menduga reaksi kedua sahabatnya pasti akan seperti ini.
"Bahkan gue lupa namanya. Pake manggil aku-kamu lagi, ish ... geli gue."
"Mukanya inget gak?" Rosa penasaran.
"Lo mau gue apain tuh cowok, By?" suara berat Bobby terdengar sangat menyeramkan.
Aleta dan Rosa tidak bisa berkata apa-apa. Mereka sibuk mencerna apa yang baru saja Bobby katakan. Kemudian ... Aleta dan Rosa saling tatap dan mendadak tubuhnya menegang saat teringat sesuatu.
Jangan, jangan sampai terulang lagi. Gue gak mau Bobby kena masalah besar cuma karena gue ... Lagi. Aleta sibuk dengan pikirannya, "T-tau lah, g-gue mau ke kelas. Dan lo, By. Gue marah sama lo, gue harap lo gak bakal buat hal yang bikin gue bener-bener marah sama lo." ucapnya meninggalkan Rosa dan Bobby di kantin.
Bobby berkedip dua kali, "Emangnya ... gue mau ngapain, Ca?"
"Entahlah. Ayo ah, udah bel tuh," ucap Rosa mulai bangkit dari duduknya, namun Bobby masih enggan untuk bangun. "Ayo, By..." dengan terpaksa Rosa menarik lengan Bobby.
ΦΦΦ
Suasana tegang kini menyelimuti penghuni kelas XI IPS 1. Pasalnya guru yang mengajar saat ini tidak bisa diajak untuk bercanda. Raut wajahnya selalu tampak serius, walaupun keriput sudah tampak jelas di usianya yang bisa dibilang tidak muda lagi.
"Aleta Queenby Elinel," Pak Eki melihat ke arahnya. "Mana buku tugas kamu?"
"Mati gue!" ucapnya tanpa suara, "Anu, Pak ... s-saya belum ngerjain tugas B-bapak." lanjutnya ragu.
"Keluar, berdiri di lapangan, hormat pada bendera sampai pelajaran saya selesai!" ucap Pak Eki tegas.
"Tapi panas, Pak," ucapnya meminta keringanan.
Pak Eki menunjuk ke arah pintu. Teman satu kelas Aleta tidak berani membantu. Jika guru lain yang memberi hukuman, pasti banyak yang membantu Aleta. Terutama para laki-laki.
Aleta menghela napas dan sempat melirik ke arah Rosa dengan wajah memelas, kemudian berjalan keluar kelas menuju lapangan.
"Gila, mataharinya terik banget. Dan gue harus hormat ke bendera sampe dua jam. Bisa jadi ikan asin gue!" ucapnya bermonolog.
"Gue heran deh sama Pak Eki. Punya anak gak sih? Tega banget sama muridnya, gak nanggung-nanggung kalo ngasih hukuman."
Aleta mengibas-ngibaskan tangan kirinya ke wajahnya. Saat melihat ke arah koridor, Aleta melihat siswa berjalan membawa tumpukan buku. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Aleta menghentikan siswa itu saat melewatinya.
"Tunggu!" cegatnya, dan cowok itu berbalik.
Aleta melihat name tag dan atribut kelas cowok itu. Kebetulan sekali dia satu kelas dengan Bobby.
"Gue boleh minjem satu buku gak?"
"Gak boleh." ucap cowok itu singkat.
"Ish! Panas tau. Boleh ya, ya, ya." Aleta tidak menyerah.
"Gue gak peduli."
Aleta tercengang, biasanya kalau dia minta tolong sesuatu pada cowok. Cowok itu langsung menuruti begitu saja. Berbeda sekali dengan cowok di hadapannya. Ketus, cuek, dan wajahnya terlalu serius seperti Pak Eki.
"Gue cuma minjem aja, punya Bobby. Tolong ya ... please." ucapnya dibuat sedramatis mungkin.
Cowok itu melihat ke tumpukan buku yang ia bawa, dan tumpukan paling atas tertera nama Aileen Bobby dengan sangat jelas. Tanpa buang-buang waktu lagi, cowok itu langsung mengambil dan memberikan kepada Aleta. Kemudian cowok itu langsung pergi meninggalkan Aleta sendiri.
Aleta tersenyum senang sambil menatap punggung cowok itu yang mulai menjauh.
"ALVIAN. Thanks!" Aleta melambaikan tangan pada Alvian, walaupun Alvian tidak melihatnya.
ΦΦΦ
Gak tau saya bisa konsisten sama cerita ini apa enggak (kaya cerita yg lain). Tapi, dijalanin aja dulu yakan.
Fyi ... Saya jelasin sedikit.
1. Aleta manggil Rosa itu Oca ya guys. Bobby juga sama.
2. Bobby manggil Aleta itu By karena ngambil nama tengah Aleta kan Queenby. Tapi kalo Bobby lagi tegas mangilnya Aleta.
3. Aleta manggil Bobby juga By karena Bobby gak suka ada yang nyingkat Bob, atau Aileen (karena dulu suka ada yang plesetin jadi Alieen)
4. Rosa manggil Aleta ya Aleta guys, soalnya kalo manggil By nanti Bobby malah ikutan terpanggil.
5. Mereka bertiga itu sahabatan dari keciiiiiil banget. Dari masih jadi embrio-wkwkw-Vomment guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
LETAVIAN
Teen FictionAleta hanya bilang, "Gue mau jadi cewek lo kalo lo mau tanda tanganin persyaratan-persyaratan yang udah gue tulis lengkap sama materainya!" Bukannya menolak, cowok itu seakan terhipnotis oleh pesona seorang Aleta Queenby Elinel. Dia tidak peduli pe...