Aznii Saralee
•
•
Present
•
🔪Sed Bellus Psycho🔪
•
•
DLDR
•
GS🌻
- Happy Reading -
📖
Udara berhembus lumayan kencang, mampu menerbangkan helaian anak rambut yang tersampir nakal di antara celah telinga. Hawa sendu itu masih ada, namun entah mengapa ada sesuatu tak kasat mata yang lebih mendominasi, seperti aura kemarahan yang terbentuk dari sebuah kebencian.
Apa yang lebih menyakitkan dari sebuah kematian?
Dan apakah ada persitiwa yang terjadi tanpa adanya campur tangan dari Tuhan?
Suasana pemakaman tidak lagi ramai. Kini hanya tersisa dua orang anak manusia berbeda gender yang masih merasakan duka atas kepergian dari orang terkasih.
Duka itu memang ada, tapi tidak ada air mata yang tumpah, seolah duka yang dirasakan hanyalah sebuah kedustaan semata.
Lagi, angin berhembus, lebih kencang. Menebarkan semerbak rasa yang turut hadir dalam keheningan yang mengudara bagaikan kabut asap yang mencemari atmosfir.
"Kita sudah tidak mempunyai Mommy dan Daddy lagi. Apa sekarang kita hanya tinggal berdua?"
Suara halus yang keluar dari bibir pink alami itu mampu menyingkirkan keheningan yang sempat tercipta. Tubuhnya yang kecil mungil tetap bertahan dalam dekapan hangat dari sesosok Pria yang selalu melindunginya.
Gadis itu adalah Luhan. Oh Luhan, Putri bungsu dari Oh Siwon dan Oh Yoorim yang kini telah tiada akibat dari sebuah pembunuhan berencana yang dilakukan oleh seseorang tidak bermoral.
Merenggut kebahagiaan orang lain. Begitu terlihat buruk, bukan?
"Tentu saja." Pria berahang tegas dengan tubuh proporsional itu menjawab pertanyaan Gadis dalam dekapannya dengan raut yang begitu tenang. Matanya menatap lurus kearah gundukan yang masih segar dengan adanya sebuket bunga yang terletak di sisi nisan.
"Apa kita tidak akan mencari maid?" Luhan menatap wajah rupawan itu dengan mata berkedip beberap kali. Lengan rantingnya masih setia memeluk erat pinggang kakak laki - lakinya, ia hanya merasa nyaman dalam posisi seperti ini.
Sehun, Putra sulung dari keluarga Oh yang merupakan kakak laki - laki Luhan itu sedikit menghembuskan nafas, lalu memilih untuk memperhatikan mata rusa adiknya yang sebening telaga. "kita tidak membutuhkan maid."
Luhan mengerucutkan bibirnya, merasa kesal dengan jawaban dari kakak laki - lakinya. "apa Oppa gila?! Rumah kita begitu besar dan luas, bagaimana bisa Oppa mengatakan bahwa kita tidak membutuhkan maid!" ucapnya dengan tidak tahu sopan santun.
Alis tebal Sehun terangkat sebelah, dengan matanya yang mancarkan aura mengerikan. Ia sangat tidak menyukai sikap adiknya yang terkesan tidak ada sopan santun nya. Apalagi Gadis itu mengatainya gila. Hell, ia serasa ingin melemparkan adiknya ke kandang buaya sekarang juga.
Luhan yang menyadari aura mengerikan itu cepat-cepat memasang wajah menggemaskan yang biasanya mampu membuat kakaknya luluh. "Oppa, jangan marah. Aku minta maaf." ucapnya dengan suara imut.
Butuh waktu beberapa detik untuk Sehun menanggapi kalimat adiknya. Bagaimanapun juga, ia tidak bisa marah terhadap makhluk manis di dekapan nya ini. Rasa sayangnya lebih besar daripada rasa marahnya.
"Lain kali perhatikan bahasamu. Aku ini lebih tua darimu, dasar nakal." Sehun menarik gemas hidung bangir Luhan. Adiknya ini selalu bisa membuatnya lebih rileks.
Luhan tersenyum lebar hingga menampakkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi. Ia sedikit berjinjit, lalu mengecup bibir tipis kakaknya dengan pipi bersemu layaknya kepiting rebus.
"Siapa yang menyuruhmu untuk menciumku, hmm?" Sehun mendorong kening Luhan dengan bibir tertarik. Senyumnya sangat tipis, namun begitu menawan.
Skinisp seperti ini tidak lagi tabu untuk keduanya.
Luhan tersenyum lucu, kepalanya mengusel-usel di dada bidang kakaknya, dengan maksud ingin menyembunyikan rona di pipinya yang sudah menjalar sampai ke telinga. Baru kali ini ia mencium Pria itu lebih dulu, bagaimana ia tidak malu?
"Bersiap-siaplah, Sayang. Hukuman untukmu akan tiba sebentar lagi."
Luhan mengangkat kepalanya, ia mengerti maksud dari kalimat yang meluncur bebas dari bibir Pria itu. Ini tidak akan baik. Seharusnya ia tidak seberani itu dengan mencium bibir kakaknya terlebih dahulu. Oh Luhan bodoh!
"Jangan pernah berpikir untuk kabur atau aku akan menambah hukumanmu. Kau mengerti, sayang?"
Luhan mengangguk dengan kaku. Jika sudah seperti ini, ia tidak akan bisa lari.
Karena Luhan tahu, kakaknya adalah Pria berbahaya yang jika dengan nya tidak mengenal kalimat penolakan.
TBC
Chap satu segini dulu yaa, ntar ditambah lagi kalau respon kalian pada baik😽
Sorry for typo -,
- See You Next Chap -
🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Sed Bellus Psycho [HunHan GS] • On Going
Mystery / ThrillerOh Luhan - Jangan tertipu oleh wajah nya yang bak Barbie hidup. Dia adalah Dewi kematian, dengan sebuah penyimpangan yang mengganggu kejiwaan nya. Jangan pernah bermain-main dengan nya atau kau akan merasakan sebuah penyesalan. Oh Sehun - Dia adalah...