Sed Bellus Psycho #4

1K 105 76
                                    

Aznii Saralee


Present

🔪Sed Bellus Psycho🔪


DLDR

GS

🌻

- Happy Reading -

📖

Note
👇
Bagi yg suka film Psikopat, aku saranin buat nonton Orphan. Itu keren bgt. Anak 9 tahun tapi udah bunuh orang. Dan keseluruhan cerita, kalian tonton aja sendiri.

Ruang keluarga

"Oppa, kenapa lama sekali?"

Sehun menghela nafas jengah. Terhitung sudah hampir sepuluh kali lebih adiknya mengatakan kalimat yang sama, dan dengan ekspresi yang sama pula. Dan itu karena jalang yang ia sewa belum juga sampai.

Sehun sampai dibuat heran, kenapa Luhan yang paling ngotot dengan jalang itu ketimbang dirinya.

"Aku sudah tidak sabar ingin bermain." Luhan memainkan pisau berukuran sedang yang ada di genggamannya. Benda itu begitu mengkilat, dengan ujungnya yang runcing dan tajam.

Sehun mengambil pisau itu dari tangan adiknya, lalu menaruhnya di atas meja. "kau ingin memakai pisau itu?" tanyanya dengan alis terangkat sebelah.

Luhan mengangguk antusias. Matanya berbinar terang, seolah ia baru saja mendapatkan barang diskonan. Ia lantas mengalungkan lengannya di pundak tegap kakaknya, dengan gelagat manja yang sudah menjadi ciri khasnya.

"Kenapa tidak memakai kapak kesayanganmu itu?"

Sebelum menjawab, Luhan terlebih dahulu merubah posisinya menjadi duduk mengangkang, lalu melingkarkan kakinya di pinggang kakak laki - lakinya. Posisinya yang tengah duduk di pangkuan Pria itu selalu bisa membuatnya nyaman.

"Aku hanya ingin. Lagipula menggunakan pisau akan lebih menyenangkan." kalimat itu lolos dari bibir Luhan dengan begitu entengnya. Bibirnya mengulas senyum lucu yang sering ia tunjukkan, membuatnya terlihat menggemaskan.

Sehun hanya bergumam. Kini jemarinya sudah mendarat di pipi berisi Luhan, menyapunya ringan, dengan tatapan mata yang meneduhkan. Jika sudah bersama Gadis itu, ia akan berubah dalam seratus delapan puluh derajat. Di kantor ia terkenal dengan julukan 'Lord Devil' karena bibirnya tidak pernah tertarik sedikitpun meskipun itu hanyalah senyuman tipis.

Ting

Tong

Luhan terlonjak senang begitu ia mendengar bel rumah berbunyi. Itu pasti mainannya. Gerakan nya yang terlampau senang membuat nya secara tidak sengaja menekan aset pribadi milik kakaknya.

"Arghh, kau menekan nya, Sayang." kening Sehun berkerut karena rasa ngilu yang ia rasakan. Sial! Asetnya sudah setengah bangun, dan adiknya justru menekannya, sungguh menyakitkan.

Bibir Luhan terbuka seruas dua jari. Ia tidak paham dengan apa yang dikatakan Kakaknya. Dan lagi, apa yang ia perbuat sehingga Pria itu terlihat kesakitan? Jika ia tidak salah dengar ada kata 'menekan'. Memangnya apa yang ia tekan?

Luhan terlalu asik dengan pemikirannya sampai tidak menyadari jika tubuhnya tidak lagi berada dalam pangkuan kakaknya. Ia telah berpindah menjadi duduk diatas sofa.

"Oppa." Luhan menoleh kanan kiri. Pria yang tadi memangkunya itu sudah tidak terlihat oleh netranya. Bibirnya mengerucut, dengan mimik wajah merajuk.

Sed Bellus Psycho [HunHan GS] • On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang