"Jungmin-ah"
"Paman Tae? Jungmin rindu paman Tae"
"Paman juga rindu sekali dengan Jungmin. Jungmin betah tinggal disini kan?"
"Iya paman. Jungmin betah. Bagaimana kabar dedek Taeyoon"
"Taeyoon sehat. Jungmin ingin ketemu? Taeyoon ada diruang keluarga"
Jungmin menganggukkan kepalanya. Mengikuti paman Tae nya. Ya Kim Taehyung nama panjangnya, anak nyonya Kim yang dulu membantu eommanya menolong Jimin yang pingsan. Dan istrinya Kim Yoongi serta anaknya Kim Taeyoon. Mereka sedang berkumpul dirumah nenek.
Sesampainya di ruang keluarga Jungmin memberi salam kepada semua orang yang ada di dalam. Ia tak lupa memeluk erat appa dan eommanya.
Nenek Jeon mempunyai 2 anak. Yang pertama nyonya Kim*. Anak kedua Tuan Jeon. Masing-masing dari mereka hanya punya 1 anak. Yaitu Kim Taehyung dari nyonya Kim dan Jeon Jungkook dari Tuan Jeon.
*Marga berganti karena ia menikah dengan lelaki dari keluarga Kim.
Jimin yang ada di ruangan itu hanya memperhatikan tingkah anaknya yang sedang bermain dengan Taeyoon. Sampai nenek mengalihkan atensinya.
"Jadi bagaimana Jimin-ah. Apa kamu mau menerima Jeon Jungkook?"
Ya, orang yang menghamilinya dan yang pernah jadi kekasihnya adalah Jeon Jungkook. Orang yang dari dulu sampai sekarang tidak pernah tergantikan oleh siapapun.
Jimin hanya menunduk. Ia tak tau harus jawab apa. Hatinya bilang iya namun pikiran nya bilang tidak. Ia takut salah dalam mengambil keputusan.
Kemudian ia menatap Jungmin.
Jungmin kecil yang hanya ingin ibunya bahagia. Ia agaknya paham bagaimana sakitnya perasaan sang ibu ketika ia menanyakan perihal appa nya.
"Izinkan Jungmin bicara nenek"
Nenek pun mengangguk. Jungmin melanjutkan bicaranya.
"Eomma. Jungmin tau perjuangan eomma dari Jungmin masih di dalam kandungan sampai sebesar sekarang itu tidak mudah. Jika eomma menerima appa karena demi Jungmin, Jungmin tidak mau. Jungmin akan bahagia kalau eomma bahagia. Bahkan jika Jungmin hanya akan bersama eomma saja Jungmin akan mendukung terus keputusan eomma. Ikuti saja kata hati eomma nde. Bagaimanapun kebahagiaan Eomma yang paling utama untuk Jungmin. Eomma saranghaeyo"
Jungmin pun memeluk Jimin erat. Air mata Jimin lolos begitu saja. Anaknya berpikir sedewasa ini demi kebahagiaannya. Padahal ia tau di dalam hati kecilnya Jungmin ingin sekali mempunyai keluarga lengkap seperti teman-teman nya. Jimin jadi berfikir bagaimana ia menghidupi Jungmin kedepannya. Ia tidak mau Jungmin sampai putus sekolah karena tidak ada biaya.
Tuan Jeon menghampiri Jimin. Dimintanya Jungmin untuk ke sisi appanya. Tuan Jeon merangkul Jimin.
"Anakku, maafkan aku sudah membuat hidupmu diterpa begitu banyak ujian. Maafkan aku yang tidak bisa mendidik Jungkook dengan baik. Maafkan aku yang tidak mengetahui keberadaan kalian sebelumnya. Sekarang kita sudah bertemu. Appa mohon izinkan appa membahagiakan kamu dan Jungmin, cucu appa. Jangan pisahkan appa dengannya. Izin kan anak appa untuk bertanggung jawab dan memberikan kebahagiaan terhadap kamu dan Jungmin. Appa janji, jika anak itu membuat kamu menangis bahkan sampai meninggalkan kamu lagi dan Jungmin akan appa tebas kepalanya."
Ucapan terakhir tuan Jeon sukses mencairkan suasana. Jimin juga agaknya sedikit bisa tertawa kecil dibalik kecanggungan yang tadi ia rasakan. Sekali lagi tuan Jeon meyakinkan Jimin. Namun Jimin belum juga memberikan keputusan.
Jungkook pun akhirnya angkat bicara. Ia bukan hanya bersimpuh namun ia bersujud di kaki Jimin memohon maaf dan ampunan. Ia juga mengaku jika ia masih sangat mencintai dan menyesal pergi tanpa memberi kabar. Jimin tentu saja kaget dengan perlakuan Jungkook padanya.