[00] Chit-Chat While Breakfast

280 73 77
                                    

Kalian harus tau!
Sebuah comment dan vote adalah hal sederhana yang bisa buat penulis wattpad bahagia. Apa lagi saat kalian benar-benar membaca cerita mereka 😘
#kodebiardivoment

***

"Meja makan keluarga Dewanta selalu hangat karena tindakan konyol Bapak Juan atau pun Aden Ken."

***

Suasana hening dan terlihat serius di sebuah ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hening dan terlihat serius di sebuah ruangan. Semua orang duduk dengan rapi dan tegap, namun ada satu yang terlihat agak lesu. Sebentar lagi akan tiba saatnya absensi dilaksanakan.

"Selamat pagi!" sapa seorang pria dengan semangat.

"Pagi!"

Suasana kembali tegang untuk beberapa saat. Saking tenangnya, semua orang malah jadi terlihat mengantuk, mengingat saat itu masih pukul 06.45. Pria yang tadi menyapa mulai melihat orang-orang yang ada di rungan tersebut satu persatu.

"Ok, absensi akan dimulai. Yang namanya disebut angkat tangan sambil bilang hadir," jelas pria itu.

"Siap Pak!"

Pria tadi mulai memicingkan matanya. "Yang pertama, Wanda Rayana Dewanta, alias istri!"

Wanda merapikan rambutnya lalu mengangkat tangan kanannya. "Hadir, sayang!"

Dan akhirnya ritual gila yang dilakukan keluarga Dewanta dimulai, absensi keluarga. Bagi yang gak datang tepat waktu, sanksinya potongan uang saku sebesar lima puluh persen.

Pria yang melakukan absensi tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah Juan Dewanta. Salah satu pengusaha yang saat ini cukup terkenal di mancanegara. Beliau dikenal dengan sifatnya yang profesional dalam mengurus setiap pekerjaannya.

"Martin Delano Dewanta, alias anak pertama!"

"Hadir, dad!"

Juan cukup kagum dengan anaknya yang satu ini. Sebagai anak sulung, Delan akan menjadi penerusnya. Dan kedisiplinannya terbukti saat dia hadir tepat waktu. Bahkan di usia yang baru menginjak 21 tahun, Delan akan segera wisuda S2 dalam jurusan Menejemen Bisnis. Delan juga anak yang paling pengertian dan perasa.

"Selanjutnya, Leonov Nasa Dewanta, alias anak kedua!"

Yang dipanggil hanya mengangkat tangan dengan wajah yang lesu dan malas.

"Bilang hadir dong, Nasa," tegur Wanda dengan lembut.

"Iya, hadir."

Untuk anak yang kedua ini, Juan sangat bangga dengannya. Di umur 10 tahun, Nasa sudah mengikuti banyak perlombaan di berbagai bidang. Saking seringnya menang, banyak pialanya yang dibuang. Apa lagi sekarang Nasa sudah menginjak usia 17 tahun dan pialanya makin banyak.

Tapi satu hal yang Juan tidak suka dari Nasa, dia terlalu mirip dengan ayahnya. Januar Dewanta. Sifat dan sikap tidak jauh beda, bahkan mereka ini lebih seperti teman dekat dari apa cucu dan kakeknya.

Belum lagi kalau Nasa sudah mengadu tentang kelakuannya yang melakukan ritual aneh ini. Bisa habis sudah Juan dimarahi oleh Januar. Makannya Juan takut macam-macam dengan Nasa agar menghindari omelan ayahnya.

"Terakhir, Edward Kennedy Dewanta, alias si bungsu!"

Hening kembali. Sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau si anak ke-3 hadir di ruang makan. Juan tidak bisa membiarkan ini. Kedisiplinan harus ditegakan!

"Edward Kennedy Dewan-"

"Sebentar!! Ken lagi ngeden di wc. Jangan potong uang jajan Ken ya, ini juga gara-gara Dad beliin seblak sambelnya 5 sendok makan!!"

Yap itu suara si anak ke-3 alias Ken yang sedang mules di wc. Untuk anak ke-3, Juan merasa kalau Ken benar-benar anaknya. Sama-sama konyol, sama-sama gak suka nonton horor, bedanya hanya Ken lebih tertarik dengan IPA dan Juan benci pelajaran IPA dulu.

Tak lama kemudian Ken datang ke meja makan. Bocah kelas 2 SMP itu segera menciup pipi setiap orang yang ada diruangan. Tapi untuk Nasa, dia dapat perlakuan special.

"Bang Nasa liat sini bentar," ucap Ken.

Nasa yang sedang tiduran dimeja makan karena mengantuk pun segera bangun. Saat itu lah Ken menangkup wajah Nasa dan mencium keningnya, awalnya sih biasa saja, hingga...

"Bang tadi Ken habis cebok, terus sabun cuci tangannya habis, jadi Ken belum cuci tangan. Trus tadi masih ada bau-bau poop di tangan Ken. Kecium gak tadi?"

Mata Nasa langsung melek seketika. "KENNEDY JOROK ANJ-"

Pletak

"Sakit," ucap Nasa sambil memegang jidatnya yang di sentil oleh Wanda sebelum kata-kata haram terlontar.

Melihat itu Delan hanya tertawa dengan puas dan dihadiahi tatapan tajam dari Nasa. Ken pun menghampiri Delan untuk bertos ria. Tapi Ken malah menahan tangan Delan.

"Bang Del, habis Ken lepas tangannya, jangan lupa buat cium tangan abang. Dijamin pasti ada wangi poop-nya Ken!"

Sekarang gantian.

Nasa yang tertawa puas.

"KENNEDY!!"

Semua orang pelayan di kediaman Dewanta tertawa. Kelakuan setiap majikannya itu selalu mengundang tawa bagi mereka.

"Waduh, ramai sekali ya pagi ini," ucap pelayan dengan rambut pendek di dapur.

"Iya. Aden Ken tadi jail, jadi semua orang tertawa," ucap pelayan dengan rambut yang lebih panjang.

Tak lama kemudian muncul Pak Dudi, supir pribadi Juan. "Meja makan keluarga Dewanta selalu hangat karena tindakan konyol Bapak Juan dan Aden Ken."

Semua pelayan, Pak Dudi dan pegawai lainnya ikut senang melihat keluarga yang harmonis ini.

Semua pelayan, Pak Dudi dan pegawai lainnya ikut senang melihat keluarga yang harmonis ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Halo guys, ini bukan cerita pertamaku . Tapi ini cerita pertama yang ku pubilsh. Hope u enjoy it ya!
Buat kalian yang buat cerita semangat juga!

Nasa [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang