Vanya sudah berada di kelas saat ini. Ia tidak ingin terlambat lagi, sudah cukup ia mendapatkan hukuman. Semenjak ia pacaran dengan Bintang, hari-hari nya berubah, ia jadi semangat untuk sekolah dan belajar. Biasa nya ia sangat malas untuk ngapa-ngapain. Vanya duduk dengan Luna sahabat nya sejak SMP.
Tiba-tiba saja di ambang pintu ada seseorang, banyak yang melihat ke arah pintu, karena Luna kepo siapa yang datang, ia pun melihat ke arah pintu juga. Dan ternyata itu Bintang Doni dan Ronald. Pasti mereka ingin menyamperi Vanya. Luna menepuk Vanya sampai Vanya meringis ke sakitan.
"Kenapa sih, pagi-pagi udah nabok aja" ucap Vanya.
"Itu di pintu ada my love lu" Vanya langsung melihat ke arah pintu. Dan benar ucapan Luna, ada Bintang.
Vanya bangkit dan menghampiri Bintang, "ngapain ke sini?," tanya Vanya.
"Emang kamu enggak mau aku kesini?," Bintang berbalik tanya.
"Semalem kamu kemana? Aku telfon enggak di angkat, aku chat enggak di bales, aku tau pasti kamu sama Febbi kan?,"
"Engga Van, aku dirumah jagain mama sakit" sahut Bintang.
Vanya terkejut ia tidak tau kalau mama Bintang sakit, "maaf, aku kira kamu sama Febbi".
Bintang mengelus rambut Vanya yang sangat alus itu, "iya gapapa sayang, nanti pulang sekolah aku tunggu di parkiran" ujar Bintang.
Setelah itu Bintang pamit untuk pergi ke kelas, karena sebentar lagi akan bel masuk. Tidak lama saat Vanya duduk benar bel masuk pun berbunyi. Vanya mengikuti pelajaran dengan tenang, setiap pelajaran ia selalu tergiang dengan ucapan Bintang 'kamu itu pinter, tapi kamu males untuk belajar, kalo mau sukses harus berusaha dan doa' maka dari itu Vanya harus bisa mendapat juara kelas.
Sekarang sudah pukul sembilan, dan tanda nya bel istirahat akan segera berbunyi. Vanya dan Luna sudah bersiap-siap untuk keluar. Mereka membereskan buku-buku dan alat tulis nya ke dalam tas. Tidak lama bel pun berbunyi, dan mereka berdua langsung pergi ke kantin. Waktu di kantin, Vanya sangat terkejut, ketika melihat Bintang bergandengan dengan Febbi. Coba kalian bayangkan gimana kalau pacar kalian di gandeng dengan cewek lain.
Vanya duduk ia tadi nya lapar, ketika melihat adegan drama tadi, nafsu makan nya ilang. Luna tau Vanya memang sering seperti itu, tapi Luna heran, sabar sekali sahabat nya ini. Hati nya kuat, bahkan berkali-kali di sakitin Bintang ia tidak marah. Tetapi Luna tetap membelikan Vanya air mineral, seenggak nya perut Vanya terisi.
Bintang melihat ke arah Vanya, seperti nya kekasih nya itu belum makan, jadi Bintang berinisiatif untuk membelikan Vanya makanan. Ketika sudah dapat ia jalan menuju tempat Vanya. Sedangkan Febbi kesal, kenapa Vanya terus, padahal ada Febbi di situ. Bintang berubah semenjak pacaran sama Vanya. Febbi jadi nomor dua, Febbi kesal, kalau sudah kesal seperti ini biasanya ia akan menghampiri Vanya nanti.
"Hai Vanya nya Bintang" sapa Bintang.
Vanya menelan ludah nya heran, "ngapain Tang? Mau makan bareng?," tanya Vanya.
"Aku udah makan tadi bareng Febbi, aku liat kamu belum makan, makanya aku beliin ini" ujar Bintang, ia menaruh semangkuk itu di atas meja.
Vanya memutarkan bola mata nya, Febbi lagi, kapan sih Bintang terlepas dari Febbi. "Oh iya makasih tapi aku engg-".
Ucapan Vanya terpotong karena Bintang langsung menatap Vanya tajam, "ah iya aku makan makasih Tang".
Bintang tersenyum, "yaudah kamu makan, aku balik kasian Febbi" ujar Bintang.
"Cewek lo itu Vanya, yang selalu di prioritasin Febbi, enggak ada kepikiran ya kalau yang disini sakit hati ngeliat nya!" Ketus Luna. Ia sudah sangat kesal dengan sifat Bintang kepada Vanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu
Teen Fiction"Aku sakit hati aja kamu enggak tau, aku cemburu aja kamu enggak tau, aku enggak marah kamu buat aku sakit hati terus, tapi kenapa waktu aku buat masalah sepele dan kamu marah besar sama aku?," Jadi gimana kalau posisi kalian seperti Vanya, yang te...