Cinta Yang Tak Ku Sadari - Part 4

24 1 0
                                    

{4 April 2020}

TUINGG... TUINGG...

Dimas Sayang.

Sayang. Aku udah ada di bawah, yah😘

Aku tersenyum membaca pesan singkat dari kekasihku 'Dimas'. Kini aku telah resmi menjalin hubungan dengannya. Aku telah yakin mengambil keputusan itu sejak tiga hari yang lalu. Sejauh ini aku merasa hubungan kami baik-baik saja. Yah, walaupun tujuan utamaku dalam menjalin hubungan ini bersamanya belum terlaksanakan, tapi setidaknya saat ini aku
merasa sudah jauh lebih baik.

Sekali lagi ku patuk diriku didepan kaca. Ku lihat penampilanku malam ini sudah sempurna. Ok, aku kini sudah siap Candle Light Dinner Dengan kekasihku.

"Maaf yah, nunggunya lama." Kataku saat tiba dihadapannya. Ku lihat dia tersenyum manis sambil menatapku dengan tatapan penuh kagumnya.

"Kamu cantik sekali malam ini."

Aku tersenyum mendengar pujiannya. Aku lantas menggandeng tangannya lalu mengajaknya untuk segera pergi dari ruang tengah itu.

Di ruang depan, kami bertemu dengan ibuku. Beliau juga kini telihat jauh lebih baik setelah mengetahui hubungan kami. Aku dan Dimas berpamitan padanya dan seperti biasa, ibuku selalu berpesan,

"Hati-hati di jalan, yah. Pulangnya jangan terlalu malam."

Aku dan Dimas tersenyum dan mengangguk. Setelah kami berpamitan, kami langsung melangkah meninggalkan ruangan itu, Namun...

KRINGG... KRINGG...

Telepon rumahku berbunyi. Entah kenapa, hatiku seperti tertarik saat mendengar deringan itu. Sejenak langkahku pun ku hentikan. Mau tak mau Dimas juga menghentikan langkahnya. Dia menatapku bingung, tapi aku tak menghiraukannya karna kini tatapanku hanya terfokus pada ibuku yang tengah mengangkat telepon.

"Ya Halo."

"..........................."

"Ohh, jadi ini Anda. Untuk apa lagi anda menghubungi keluarga kami."

Aku tak tau pasti siapa orang yang berada diseberang sana. Tapi melihat reaksi ibuku yang semarah itu, aku yakin kalau yang menelpon saat ini pasti keluarga dari
Nico..

Ku lihat ibuku mengisyaratkanku untuk pergi, tapi aku menggeleng. rasanya kakiku tak ingin beranjak dari tempat itu.

Aku terus mendengarkan percakapan
mereka. Ahh tidak, lebih tepatnya sih perkataan ibuku karna aku sama sekali tak bisa mendengar suara apa pun dari seberang sana.

"......................................."

"Sudah yah Bu Nila. Mulai detik ini keluarga kami sudah tidak mempunyai urusan apapun lagi dengan keluarga Anda. Jadi stop hubungi kami lagi."

Bu Nila? Tuh kan benar tebakanku. Itu ibunya Nico.. Hatiku semakin bertanya-tanya, untuk apa ibunya Nico
yang masih berstatus ibu mertuaku itu menelfon kami malam-malam begini? Apakah terjadi sesuatu dengan
Nico?

Aku mulai panik. Perhatianku pada ibuku semakin ku fokuskan..

"................................."

"Ahh, Sudah. Saya tak mau lagi dengar apa-apa." Ku lihat ibuku semakin marah. Beliau hendak ingin mematikan sambungan telfon itu, Tapi..

"..........................."

Bu Nila kembali berbicara diseberang sana. Aku tak tau apa yang beliau katakan tapi ku lihat wajah ibuku langsung berubah. Dia terlihat shock dan seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh ibu
mertuaku.

Kumpulan Cerpen (HasnaAnna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang