Cinta Yang Tak Ku Sadari - Part 5

36 2 0
                                    

{ 7 April 2020 }

3 hari sudah Nico pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Dan selama itu juga aku hanya mengurung diri didalam kamar. Yang ku lakukan hanyalah menangis dan menangis. Aku terus menangisi kepergiannya.

Kini, aku tak dapat lagi melihatnya. Aku tak bisa lagi melihat cintaku. Suamiku telah pergi. Dia pergi untuk selama-lamanya.

"Kenapa secepat ini Tuhan. Aku bahkan belum sempat melihatnya untuk yang terakhir kalinya. Dia dia juga belum sempat berpamitan padaku. Tapi Kenapa kau ambil dia dengan cara seperti ini."

Aku terus meratap. Rasanya ini tak adil bagiku. Kepergiannya terlalu mendadak, membuatku hingga saat ini masih diselimuti rasa tak percaya kalau kini suamiku telah pergi untuk selama-lamanya.

Surat perceraian kami belum sempat dikirimkan pihak pengadilan untuknya. Jangankan itu, aku bahkan belum sempat
melihatnya untuk yang terakhir kalinya.

KRIEETT

Pintu Kamarku terbuka. Aku tak memperdulikannya. Pikirku, itu pasti Dimas karna selam 3 hari ini, dia selalu datang ke rumahku dan selalu menemaniku di kamar ini.

"Keke."

Aku terhenyak begitu mendengar suara itu. Suara itu, suara itu tak asing lagi ditelingaku. Aku sempat beberapa kali mendengarnya. Itu, itu suara wanita j*lang sial*n itu.

Pandanganku beralih ke arah pintu. Kulihat wanita J*lang itu berdiri disana bersama Dimas. Aku menatapnya Tajam. Seperti ingin membunuhnya saja.

"Ngapin kamu kesini." Kataku dengan Nada dingin yang menusuk. Kulihat dia tersenyum. Cihh… aku semakin
benci saja melihatnya.

"Bagaimana kabarmu, Keke?" Dia bertanya dengan nada yang dibuat semanis mungkin. Aku semakin muak mendengarnya. Hatiku terus mengumpat. Untuk apa wanita j*lang sial*n itu datang kemari dan bertanya seperti itu segala. Apa pedulinya. Ohh, atau dia datang kesini karna ingin melihat kehancuranku.

"Keluar!!"

Tanpa berbasa basi lagi ku perintahkan dia langsung keluar dari kamarku. Tapi sepertinya dia tak mau mendengarkan perkataanku. Aku menatapnya semakin tajam.

"Dimas, tolong bawa dia keluar." Perintahku pada Dimas.

Dimas juga sepertinya tak ingin melaksanakan perintahku, karna kulihat, dia hanya diam disamping wanita j*lang itu.. Tapi aku tak terlalu memusingkan hal
itu. Aku terus menatap wanita sial*n itu dengan tajam.

"Aku bilang keluar!!"

"Tunggu Dulu Keke. Aku mau--"

"KELUARRRR!!!!!!!"

Kesabaranku sudah habis, aku tak bisa lagi menahan keinginanku untuk membentaknya. Tapi dia keras kepala
juga. Bukannya mengikuti perintahku, dia malah menatapku dengan tajam pula.

"Sekali lagi aku bilang. KELUAR"

"Tidak!!! Aku--"

"Aku bilang… KELUAARRR!!!"

BRUKK… PYARRR

(Keke melempar Gelas air mineral dan jam weker yang ada dimeja kecil disamping tempat tidurnya)

"Ok KEKE, Ok. Aku akan keluar, tapi setelah aku menyampaikan pesan terakhir Nico."

Mendengar nama suamiku disebut olehnya, aku langsung terdiam. Tubuhku yang sempat kehilangan kontrol juga perlahan meredam. Aku kembali menatapnya. Tatapanku Masih tajam, sama seperti
sebelumnya. Tapi kali ini tatapanku bercampur dengan pandangan yang mendesaknya untuk menjelaskan apa maksud perkataannya tadi.

Kumpulan Cerpen (HasnaAnna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang