Chapter 2

285 19 0
                                    

"Kau tidak tidur lagi Abel? Lihat kantung matamu" ucap Eve sesaat setelah aku memasuki studio

"Ya aku kurang tidur, aku ada pekerjaan yang mesti ku selesaikan" balasku, sembari duduk di mejaku

Kenyataannya aku tidak tidur hampir dua hari ini karna dilema. Aku ingin menelepon Cheline tapi aku tidak berani dan memutuskan untuk membuat diriku kebingungan sepanjang malam, aku pikir aku akan menganggunya dan bagaimana bila dia memberikanku nomor palsu atau mungkin dia juga tidak akan mengangkat teleponku. Ahh aku bisa gila.

Dan aku juga kebingungan, apa dia gay? Jika dia straight tentu saja aku akan menyerah dan melepaskannya detik ini juga

"Hei Abel" ucap Eve

"What?" ucapku dengan malas

"Coba kau ajak Cheline untuk makan siang" Eve memberikan ide

Aku menatap Eve tidak percaya

"What the fuck Eve, dia akan pikir aku menjijikan dan mengapa kau menyuruhku menjadi wanita yang agresif seperti itu" protesku

"Karna kau lamban sekali bodoh, sainganmu itu banyak" sindir Eve

"Lalu bagaimana jika dia tidak..mmm" aku tidak melanjutkan ucapanku

"Dia tertarik padamu" ucap Eve

Aku membulatkan mataku, benarkah? Tapi bagaimana mungkin? Apa Eve berbohong?

"Tadi pagi aku menonton acara talk show yang mengundangnya, dia mengatakan tipe idealnya" lanjut Eve

"Lalu lalu lalu?" ucapku tak sabaran mendengar kelanjutannya

"Dia mengatakan, dia menyukai seseorang yang bertubuh lebih tinggi darinya..."

'Ah itu aku sekali' ucapku di dalam hati

"Dia menyukai seseorang yang selalu memujinya.."

'Lihat aku ini memang idaman semua orang' aku menatap Eve lebih serius

"Dia menyukai seseorang yang lucu dan bertingkah lembut padanya dan.." Eve menghentikan ucapannya

"Dan apa?" kini aku telah di dekat Eve, untuk mendengarkannya lebih jelas

"Dan dia menyukai seseorang yang pandai memotret"

TERKIRIM

"Aku sudah mengajaknya makan siang" ucapku sembari memeluk ponselku

"Kau menjijikan sekali" Eve menatapku dengan jijik

"Terimakasih Eve, kau segalanya" aku memeluk Eve

----

Cheline menyetujui ajakanku, dan sekarang aku sedang menunggu kedatangannya di cafe dekat gedung agensinya.

Aku menatap jamku lalu menatap ke jendela, begitu terus kulakukan. Betapa gugupnya aku.

Kring

Aku menatap pintu masuk ketika bel pintu tersebut berbunyi, menandakan konsumen yang datang

Itu Micheline.

Aku melambaikan tanganku

Oh my god

Dia terlihat sangat cantik, senyumnya sangat menawan. Dia memakai sweatshirt berwarna putih dengan logo chanel yang terlihat jelas, dipadukan dengan celana jeans berwarna biru muda, ditambah dengan high heel berwarna hitam.

There Something Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang