Tentang Keajaiban

115 4 0
                                    

Tahun 2013. Awal semua mimpi-mimpi besar dirangkai, bertepatan dengan awal dari kehancuran mental dimulai. Kalimat dari Bruce Lee yang berbunyi "Do not pray for an easy life. Pray for strength to andure a difficult one." saat itu menjadi huruf-huruf  yang kucetak tebal  lalu kutempel di cermin, kau pasti mengerti apa maksudku. Tahun ini diwarnai perceraian kedua orang tuaku, menyedihkan, bukan?

Tahun 2014. Aku memulai semua mimpi itu. Beberapa orang mengatakan bahwa impian  tidak sebatas harapan dan tulisan, lebih dari itu impian adalah sebuah kerja keras, dan aku memulainya. Sederhana mungkin, aku hanya ingin kuliah dan menulis. Waw, menyedihkan sekali anak perempuan ini. Hidupnya diwarnai perpisahan juga impian-impian besar yang ternyata bagi sebagian orang itu hanya harapan dangkal. Bagiku, impian besar bukan perihal sebanyak apa uang dihasilkan melainkan sebangga apa ketika berhasil ada disana.

"Ca, remedial kita," ujar seorang temanku seraya mengacungkan dua kertas dihiasi tinta merah bertuliskan angka dua puluh. Iya, kau tidak salah baca. Dua puluh saja untuk nilai kimia. Aku tertawa menanggapinya, ia juga demikian. Barangkali, Tuhan memang menakdirkan pertemuanku dengan teman satu bangkuku itu untuk menertawakan kebodohan.

Oh tidak.

Kami tidak bodoh.

Nilai itu karena, kimia.bukan.jiwa.kami. Itu saja, dan lagi-lagi sederhana.

"Eh, Ta," panggilku seraya cepat-cepat membuka tas sekolah, mengambil ponsel menyedihkan yang beberapa kali terjatuh dan kini warna putihnya tak lagi utuh melapisi.

"Apaan?" tanyanya penasaran.

"Pembacaku naik, jadi jumlahnya seratus," pekikku menggema membuat temanku itu merebut paksa ponselku dan menatapnya lamat-lamat.

"Keren. Tapi ini belum seberapa."
Aku memasukkan kertas ulangan tadi ke bawah meja, menyatukannya bersama sendok-sendok makan yang lupa tidak dibawa pulang —Ah, pantas saja Ibu beberapa kali menanyakan dimana sendok-sendoknya.

Fita. Temanku ini adalah teman yang paling jujur. Ia tak peduli jika kalimatnya akan membuatku kesal seperti kalimat tadi, "Belum seberapa". Tapi sungguh, kalimatnya berhasil membuatku terus mengembangkan tulisanku di salah satu platform terkenal akhir-akhir ini. Satu tahun berjalan mengenalnya, aku masih tidak mengetahui apa bakatnya selain menemukan musik EDM terkeren dari berbagai belahan dunia. Aku juga tidak tahu apa impiannya selain menonton konser Martin Garrix, Alan Walker, Rich Brian, dan beberapa idola lainnya. Hadeh.

Tahun 2015. Ibuku menikah lagi. Tentu saja dengan lelaki yang tidak lebih baik dibanding Ayah kandungku. Memang anak mana yang akan menunjuk orang lain jika ditanya siapa lelaki yang paling dicintainya, ya tentu saja Ayahnya. Sebab itu, selebih apapun lelaki lain dimata orang lain, bagi seorang anak selalu lebih baik Ayahnya. Pasti. Apalagi, anak perempuan. Pada tahun ini pula, pembacaku melonjak. Dua ratus ribu. Kurang dari setahun setelah aku memamerkan jumlah seratus pembaca pada temanku itu. Hebat.

Disini, aku dihantam beberapa kali oleh proses pendewasaan. Jelang pendaftaran kuliah, tiba-tiba semua keluargaku "angkat tangan". Saat itu, aku baru sadar apa arti perpisahan orang tua bagi seorang anak. Rasanya, seperti terbuang padahal masih diberi makan. Aku sudah berkhayal bahwa semua akan berjalan sesuai apa yang ada di kepalaku, ternyata ini jauh diluar dugaan. Mereka memutuskan impian anaknya.

Sejak hari itu aku membenci semua orang, keluargaku, bahkan diriku dan impianku sendiri.
Tiga bulan berjalan tanpa impian apapun. Hidup serasa tidak hidup. Tulisanku yang semakin ramai pembaca itu terbengkalai bagai gedung mewah yang pembangunannya terhenti ketika baru mendirikan pondasi. Hampa setiap malam di sudut kamar usai bekerja dari pagi hingga petang, menjadi seorang karyawan. Aku membenci hidupku saat itu, hampir mengakhirinya di dalam kamar. Beruntungnya aku masih melihat tulisan bercetak tebal di cermin yang kutempel beberapa tahun lalu. Bruce Lee tanpa sadar telah menyelamatkan satu nyawa. Aku.

Perihal Hati-Hati yang RemukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang