1.0 : Luka

3.2K 509 153
                                    


Vote before reading ❤
Vote sebelum baca, okay?

Enjoy~

Enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Gue menggerakkan kaki gue pelan dan meringis. Tangan gue nyeri, kaki gue nyeri, kepala gue pening, dan telapak tangan gue juga perih. Gue seketika menyesali perbuatan gue beberapa jam yang lalu. Menunggu Kak Jihoon ternyata membuat gue makin stress karena dia tadi marah banget di telfon. Kurang lebih begini..

"Lo jatoh?"

"I- iya.."

"Bisa gak sih sehari aja lo jangan bikin gue pusing?!"

"Justru karena itu.. Aku- aku gak mau kakak tau, tapi malah jatoh..."

"Azura, lo ngerti gak sih jatuh dari motor itu bahaya banget?! Orang ada yang bisa patah bahkan meninggal tau gak!"

"Kak Jihoon.. Jangan begitu.. Aku kan jadi takut mati..." gue udah hampir nangis tadi waktu bilang ini.

"Gue ke sana."

"Buat apa? Dikit lagi aku pulang."

"Tungguin gue, gue ke sana biar enak ngomelin lo."

Terus telfonnya diputus begitu aja. Jadi tadi sore gue, Hoshi, dan Yeji belajar motor. Gue yang bersikeras untuk bisa naik motor karena rencananya, gue mau minta beliin motor sama mami karena melihat Kak Jihoon yang udah semester akhir. Dia gak mungkin nganter-jemput gue lagi. Gue gak mau ngerepotin intinya. Dan gue memaksa Hoshi untuk meminjamkan motornya, awalnya sih gak mau, tapi gue udah berjanji kalau motornya ada yang rusak gue yang bayar servisnya. Akhirnya gue coba untuk mengendarai sendiri. Awalnya Yeji yang menuntun gue dari belakang, saat merasa bisa gue gak sengaja mengerem saat motornya jalan, otomatis gue jatuh dan motornya menimpa gue. Beruntung Hoshi dan Yeji cepat membantu, kalau gak gue udah gepeng kayaknya mah.

Mami dan papi gak mau ke rumah sakit karena katanya udah capek sama tingkah gue. Mungkin mereka aslinya cuma lagi sibuk dan Kak Jihoon yang disuruh mengurus gue yang aneh ini. Hoshi dan Yeji merasa bersalah banget. Enggak sih, lebih tepatnya mereka menyesal karena motor mereka sedikit lecet walau gak ada kerusakan yang merugikan. Mereka yang mengantar gue, karena harus mengurus servis motornya yang lecet, mereka izin pamit dan gue memberi mereka uang atas kesalahan gue.

Yaudah, intinya gue merasa takut banget sekarang karena nungguin Kak Jihoon. Gue udah dibolehkan pulang, hanya tinggal menebus obat nyeri dan salep di apotek, tapi gue menunggu Kak Jihoon aja. Gue duduk di bangku panjang di depan UGD. Disini spot paling pas untuk melihat pengunjung yang baru datang dari pintu utama.

SEMESTA || Lee Jihoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang