The Arrival and The Epic Fan Dance

4.1K 322 20
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

"Ibunda."

"Iya Jiminie?"

"Menikah itu apa?"

"Aigo. Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu Sayang?"

"Tadi Gikwang-hyung bilang kalau aku ini adalah anak yang sangat manis dan baik hati jadi kelak yang akan menikah denganku adalah orang yang sangat beruntung."

Ibunda Jimin tersenyum lembut. Jemari lentiknya tak berhenti mengusap-usap rambut pirang sang bungsu kesayangan. Wanita berparas cantik itu sempat menerawang jauh menatap jendela istana sebelum menjawab pertanyaan putra kecilnya yang seminggu lalu genap berusia enam, "menikah itu...












"Pangeran!"

Jimin tersentak. Diaturnya napas pasca terjerumus ke dalam kenangan yang akhir-akhir ini sering menggerogoti alam bawah sadar. Berangsut duduk sembari mengumpulkan kesadaran dapat dia rasakan kehadiran seseorang tepat di samping ranjang. Tangan Kanan-nya berdiri dengan raut cemas, berjarak lebih dekat dari biasanya ketika dia membangunkan sang majikan.

Dapat Jimin rasakan pula terpaan cahaya matahari mengenai selimut yang menutupi sebahagian badan, jadi tahu bahwa tirai kanopi tempat tidur telah terbuka semua begitupun tirai jendela kamar.

Jelaslah bilik pangeran bungsu Kerajaan Hanryuu telah tersapu mentari pagi namun sang pemilik masih dibayangi oleh mimpi. Sang Tangan Kanan kembali bersuara,

"maafkan hamba karena telah berteriak Pangeran,"sosok itu membungkuk dalam, dia dibalas dengan gelengan lemah dan desahan singkat,

"tidak apa-apa."

"Anda tidak terlihat tengah bermimpi buruk,"dengan khawatir dia berucap dan lebih mendekat ke arah Jimin yang kesadarannya telah terkumpul sempurna, "tetapi anda tidak kunjung bangun Pangeran. Apa anda baik-baik saja? Akhir-akhir ini hamba perhatikan-

"Aku tidak apa-apa Junghan,"Jimin menyingkap selimut dan mulai berdiri. Telapak kakinya lalu dimanjakan oleh lembutnya karpet beludru merah marun sembari mulutnya meneguk habis segelas air putih yang diraih dari baki emas yang disodorkan oleh salah satu pelayan pribadi. Saat gelas diletakkan ke tempat semula Jimin sudah melangkah ke arah kamar mandi diikuti oleh Junghan dengan jarak dua langkah. Kening Jimin lalu mengerut samar mendapati dua wajah asing yang tersenyum menyambut kehadirannya.

THE TALE OF PRINCE JIMIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang