Jess baru saja masuk di ruang gantinya. Setelah bertemu Aidan, manajer-nya Jess bergegas mencari Nina. Sebelum menuju stage, dia penasaran dengan sosok mantan pacar Valentina yang katanya adalah anggota band pembuka-nya malam ini. Jess berbelok di koridor memasuki salah satu ruang ganti untuk band lainnya.
Saat dia memasuki ruangan tampak orang-orang di dalamnya berwajah cemas. Jess mendekati salah satu dari mereka yang sama sekali tidak menyadari kedatangan Jess di sana.
"Kalian sudah siap?" tanyanya.
"Ya, tapi bisakah kami meminta waktu beberapa menit?" jawab salah satu dari mereka.
"Ada apa?"
"Vokalis kami sedang ada urusan yang mendadak, kami meminta maaf karena ini benar-benar penting"
"Baiklah, aku akan berbicara dengan Nina. Kalian selesaikan saja masalah kalian dulu" Jess lalu berlalu keluar.
Saat menuju stage, Jess tak sengaja menabrak Nina yang sedang berjalan terburu-buru.
"Nina!" tegur Jess.
"Maafkan aku, Jessy. Aku sedang sibuk sekaligus pusing, band pembuka itu meminta kita mengundur waktu. Ppfftt, enak saja aku jadi tambah pusing dibuatnya" omel Nina.
"Di mana Valentina?" tanya Jess mencari-cari wanita itu saat dia tidak menyadari dia tidak ada di sisi Nina.
"Ah, dia di.... Kemana dia? Tadi kurasa dia bersamaku di sini" Nina menoleh, mencari Valentina namun dia juga baru menyadari wanita itu tidak ada di sisinya.
"Ugh, Nina" gumam Jess kesal.
Jess berlalu meninggalkan Nina pergi mencari Valentina. Dia sudah memasuki toilet, stage dan ruangan lainnya namun wanita itu tidak ada di sana. Saat kerumunan gadis-gadis penggemarnya melihat sang idola, mereka berbondong-bondong untuk mendekati Jess untuk meminta foto atau sekedar tanda tangan. Jess semakin gelisah karena dia tidak juga menemukan Valentina.
Valentina terduduk menutup wajahnya dengan tangannya dan menangis terisak. Glen meninggalkannya di sana, pria itu menyuruhnya untuk pergi dan tidak ingin mengakui anaknya sendiri. Dunia Valentina seakan hancur, seperti ketika dia mengetahui kehamilannya beberapa minggu yang lalu. Bagaimana dengan mimpi dan masa depannya nanti? Bagaimana dengan orang tuanya? Apakah dia akan tetap menerimanya dan bayi dalam kandungannya ini? Apakah orang tuanya akan sama seperti Glen yang memintanya untuk menggugurkannya?
"Val!" teriak seseorang memanggilnya.
"Val, hey. Hey, lihat aku. Apa yang kau lakukan di sini?" Jess dengan pelan mengangkat tubuh wanita itu yang terduduk di sudut tembok.
Jess terkejut melihat mata indah wanita itu lebam dan kedua pipinya yang memerah. Tanpa bertanya lagi, Jess memeluk wanita itu. Dan air mata Valentina kembali pecah dalam pelukan Jess.
"Aku ingin pulang" ucap Valentina lirih.
Jess menarik dirinya menatap Valentina lekat.
"Kenapa? Siapa yang melakukan ini padamu?" Jess melihat wajah wanita ini dengan perasaan yang kacau.
"A..Ak.."
"Val, katakan padaku siapa yang melukaimu?" tanya Jess dengan nada meninggi.
Valentina semakin ketakutan. "Apa mantan pacarmu yang melakukan ini padamu?"
"Dia, apa dia yang membuatmu menangis seperti ini?" tanya Jess dengan amarah yang terlihat jelas dari tatapan hitam matanya.
"Aku.."
"Tidak, tidak Val. Persetan, dia telah membuatmu menangis!" ujar Jess lalu berjalan masuk kembali ke dalaam bar.
"Jess kau mau kemana? Jess!" teriak Valentina namun tak dihiraukan Jess.
----
"Hry, keluar kau!" seru Jess mendobrak pintu ruang ganti yang ditempati Glen dan kawan-kawannya.
Semua mata di sana menatap Jess heran dan terkejut, begitu pula Glen yang sedang berganti pakaian.
"Ada apa?" Glen baru saja mendekat dan tiba-tiba Jess dengan amarahnya yang memuncak memukul wajah Glen dengan keras.
"Hey!" teriak teman-temn Glen tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.
Beberapa orang datang menghampiri ruangan itu setelah mendengar keributan yang diciptakan Jess. Saat petugas keamanan datang melerai mereka, Valentina dengan susah payah menyeruak kerumunan orang untuk melihat apa yang terjadi di sana.
Betapa terkejutnya dia mendapati wajah Glen yang berlumuran darah dan Jess dengan nafas tersengal penuh emosi berada di atasnya. Namun ekspresi wajahnya berubah ketika dia menyadari kehadiran Valentina di tengah-tengah mereka.
"Val" ucap Jess lirih.
"Oh My God!" pekik Valentina.
"Ayo kita pergi dari sini" Jess cepat menarik tangan wanita itu, menyeruak melewati kerumunan orang-orang yang sibuk menyoroti mereka dengan ponselnya.
Valentina menurutinya, membiarkan tangan Jess menuntunnya keluar dan memasuki mobilnya meninggalkan bar itu.
Jess sesekali menatap Valentina dengan cemas. "Apa kau baik-baik saja"
"Kenapa kau melakukan itu Jess?" tanyanya dengan nada bergetar.
"Karena... dia membuatmu menangis"
"Jess..."
"Aku tau kau masih mencintainya, tapi laki-laki itu dia tidak pantas untukmu, Val. Dia tidak pantas untuk melakukan itu padamu, karena kau jauh lebih berharga dari apapun"
"Tapi bagaimana pun dia adalah ayah dari anak di dalam kandunganku" Jess menghentikan mobilnya secara mendadak.
"Aku datang ke sini, aku ingin memberi tahunya bahwa aku sedang hamil"
"Kenapa kau tidak memberitahuku sejak di awal?"
"Untuk apa? Agar kau iba padaku? Untuk menertawakanku bahwa aku wanita murahan bodoh yang masih mengharapakan mantannya untuk mengakui anaknya?"
"Aku tidak... aku tidak seperti itu, Val"
"Jess, kau tidak seharusnya berharap apapun pada seseorang yang baru kau temui. Kau tidak akan mendapatkan apapun kecuali kekecewaan"
Valentina turun dari mobil meninggalkan Jess yang diam terpaku di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In New York [C o m p l e t e d]
RomanceNew York, kota dengan segudang cerita di dalamnya. Begitu pula yang dirasakan Valentina, ada sesuatu di New York yang membuatnya tak akan melupakan kota itu. Perjalanan yang salah justru membuatnya bertemu seorang pria asing, mantan pacarnya hingga...