.
.
.
.
.
Simbol pemicu ingat, menyandang makna bertentangan pada kaum berdarah blasteran.
.
.
.
.
.
Seekor Corvus Macrorhynchos bertengger di atas kepala patung serdadu pemanggul senapan. Menggaok mersik kala menyaksikan seorang bocah lelaki membantai satu gadis dewasa dengan satu belati perak pudar. Bola mata total kelabu gelap nan kotor. Mulut berbelatung menetesi cecair hitam ke tanah. Rambut abu sepanjang pinggang tergerai berantakan. Jasmani ramping jatuh ke tanah.
Gadis itu memekau selagi menggelepar hebat. Tentakel-tentakel di leher yang dipantak belati, mengerut terbakar. Raga makhluk itu menguap menjadi asap kehijauan.
Satu mortalitas melesat ke Gerha Pluto. Satu kehidupan menghilang dari Gaea.
"Seokjinie? Sedang apa di sana?"
Suara familiar milik seorang wanita bergema melodius di telinga. Si bocah lelaki sekejap berbalik dan menemukan wanita cantik dengan rambut gelap tergelung ke atas. Bando merah bertatahkan nefrit menutupi mercu kepala. Jubah gelap panjang menutupi kostum tempur ketat di baliknya. Rune Zakriolic terajah di bagian samping lehernya. Markah pemburu bayangan.
"Tadi ada iblis kemari. Nyaris menyerangku, gallene. Jadi kuhancurkan ia dengan belati pemberian pippo Jeon."
Gurat terperanjat terukir jelas di wajah si wanita cantik. Bocah itu tahu sang gallene hendak memarahi tetapi entah bagaimana, emosi disembunyikan. Dikendalikan.
"Kau membuatku cemas. Jangan pergi ke tempat asing sendiri—AVATOCHKLARH!" sepasang tangan mencengkeram kencang sisi lengan bocah itu selagi menasihati. Namun mendadak melaung kencang dalam bahasa yang tak dapat dipahami sang bocah usai pandangan wanita itu membentur pada gagak di atas kepala reca. Seraya telapak tangan yang tertoreh sebuah simbol terarah ke gagak.
Sontak kukila berbulu hitam bergaok makin kencang selagi hewan itu pelan-pelan terbakar.
"Vic!" Mereka berbalik bersamaan. Sosok tinggi bertudung tergopoh menghampiri.
"Jeon!" Wanita yang dipanggil balas berteriak.
Kegelisahan terpancar pada wajah serta gelagat sang wanita. Sehingga si pria pendatang langsung paham. Bahaya mengintai.
"Seekor gagak menyaksikan Seokjin membunuh iblis." Mata si pria terbelalak kala mendengar berita itu.
"Kita dibuntuti. Jika iblis mengintai melalui gagak, artinya informasi telah disebar melalui suara kaok gagak." Sepasang netra biru memindah tatap pada si bocah. "Seokjin, iblis seperti apa yang baru saja kau bunuh?"

KAMU SEDANG MEMBACA
MNEPHLESCION {NamJin/HopeKook/TaeGi/Jimin}
FantasySequel Mundane Menial Pedang beradu saling denting Peluru terlontar menggema desing Gulita mengintai di balik bayang hening Reminisensi dibedah demi menguak enigma bergeming Sang Pelayan Fana bergaris darah asing Paham bahwa sihir tak sekadar instin...