Fragmen ketiga: Morakesht

676 148 5
                                    

.

.

.

.

.

Pekatnya darah melahirkan kaum

Di antara tari kematian Para Entitas Gelap

Yang tak terlihat sedang mengumbar senyum selagi menyulut bara yuda

.

.

.

.

.

Sekembar netra tak sengaja memindai candrasa nan berpendar ditimpa sinar rembulan di atas tanah pusara, ketika dua pemburu bayangan hendak hengkang dari tempat itu. Tetungkai cergas mendekati, sementara jemari memunguti. Hati Jungkook dihinggapi pedih tatkala ibu jari mengelus bagian gagang. Ada nama satu anak nefilim yang terukir dengan simbol di sana.

Jung Hoseok.

Seperti ada batu bara menghimpit rusuk kala benak mengurai nama itu di kepala. Mata kembali panas. Tetapi ia mesti bergegas. Sebelum hayat yang dicinta hilang terhempas.

"Kau tak ingin menemukan pedang seraf milik Namjoon sebelum kita angkat kaki dari sini?"

Mendengar itu, benak Seokjin mengawang pada adegan sosok gigantis yang melempar Namjoon ke dalam kereta. Bilah perak bernoda darah hitam iblis ikut dilontar ke dalam kendaraan model kuno itu. Gelengan mantap menjadikan Jungkook sekejap paham.

"Senjatanya ikut diculik. Jadi kita sebaiknya bergegas."

Melirik rekan di sisi yang mengangguk menyemangati, keduanya lantas pergi. Menyingkir dari tanah makam para chauvinis penghuni dunia bawah.

.

.

.

.

.

Pintu kayu mahoni diketuk perlahan lebih dari lima kali. Dibuka ketika bebuku jari nyaris kembali mengetuk untuk tempo keenam. Pelayan wanita bercelemek biram yang menyambut agak sedikit terkejut tatkala menemukan Jungkook dengan sebelah lengan berbalut kain sobek bernoda darah, berdiri di baliknya.

"Apakah vatte sedang di rumah?"

"Ya, tentu saja master. Beliau tengah menghabiskan waktu sendirian di depan perapian marmone sembari menatapi pigura gallene anda." Perapian marmone merupakan pendiangan yang berbahan bakar rusuk iblis Morchlase sehingga nyala apinya ungu kemerahan.

Kebiasaan lama vatte. Pikir Jungkook.

Seokjin mengikuti Jungkook masuk ke dalam seusai mengangguk sekilas pada si pelayan yang terheran-heran. Gestur demikian hanya dilakukan kepada sesama pelayan, semacam sikap salam. Tetapi kostum pemuda itu tampak terlalu mewah untuk ukuran seorang bedinde.

MNEPHLESCION {NamJin/HopeKook/TaeGi/Jimin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang