IMAGINE 05

892 74 12
                                    


"Mau pulang bersama". Tawarnya. Hinata mematung dan Sasuke tersenyum.

"Aku tidak menerima penolakan". Menarik tangan Hinata dan berjalan santai seolah Hinata hanyut dan menurut.

Untuk pertama kalinya Hinata menghangat dan hatinya terasa berbunga.

Hinata tidak merasakan perasaan seperti ini, jantungnya seolah berdebar terbukti tanganya berkeringat karena gugup.

Hinata melirik ke sebelah kemudi, Sasuke Uchiha si pentolan Taka sedang menyetir mengantarkannya pulang.
Hinata menunduk kembali, wajahnya sontak memerah.

Sasuke melakukan hal sama, melirik namun masih menunjukkan wajah dinginya tanpa expresi.









Disc@MK
Warning@typo,occ dll





Hinata memakan bekalnya pelan, Kiba duduk disampingnya sembari meminum jus jeruknya, Tenten,Matsuri dan Shion sibuk menyantap chiken katsu olahan kantin sekolah. Chouiji memakan kripik kentangnya tanpa membagi.

Suapan kelima, Hinata terpaksa menghentikannya. Di sampingnya, Uchiha Sasuke duduk dan menyapanya. Hinata menoleh dan mendapati pemuda raven tersenyum kearahnya.

Sahabat-sahabatnya mendadak terbatuk melihat Sasuke Uchiha menghampiri mereka,lebih tepatnya Hinata.

"Hinata selalu bawa bekal sendiri ya". Tanya Sasuke pelan namun membuat Hinata menunduk. Terlebih kebanyak fansgilr Sasuke nampak menatap kearahnya. Tentunya membuat Hinata menunduk dan menggit bibirnya gugup.

Kiba dan lainya saling pandang, seolah saling memberi kode lewat pandangan mata.

"Oh, aku ke toilet dulu". Kiba menyela. "Ayo Chouji". Kiba lalu menarik paksa Chouji yang nampak enggan meninggalkan kursinya.

"Aku lupa harus mengembalikan buku ke perpustakaan". Tenten berdiri dan terburu meninggalkan kanti.

"Shion bukankah kau akan menemui Anko-sensie ,ayok aku antar". Matsuri menarik paksa Shion yang belum terlalu mengerti situasi.

Tinggalah Hinata dan Sasuke berdua. Sasuke masih menunjukkan wajah tersenyumnya dan menatap gadis bersurai indigo incaranya.

"Hinata membawa bekal apa". Sasuke bertanya setelah keheningan.

"A-ah, a-aku mem-membawa te-telur gulung dan tu-tumis jamur,a-ah Uchiha-san mau". Hinata tergagap karena saking gugupnya.

Sasuke tersenyum kembali,tangannya justru mengelus surai panjang Hinata. " Bolehkah, Hinata yang menyuapi". Sasuke sedikit menggoda.

Mendengarnya sontak Hinata berdiri, menyerahkan kotak bekalnya. Tanpa menatap Sasuke,Hinata berlari meninggalkan kantin. Hinata dengan wajah berseri-seri sedang Sasuke menerawang tanpa arti.

Dari jauh Shikamaru menatap kearah Sasuke mendekati Hinata. Pemuda berkuncir nanas itu tidak mengerti dengan jalan pikiran Sasuke. Sedikit memgingatkan tapi tidak mampu mencegah.

"Apakah dia benar-benar akan melakukannya". Sai berkomentar.

"Rasanya tidak mungkin gadis itu melakukan hal itu,bukan". Naruto mengikuti arah tatapan Shikamaru sahabatnya.

" Hinata seperti gadis baik-baik". Gaara memainkan ponsel tidak terlalu peduli.

"Pipinya memerah, aku takut kalau rencana Sasuke berhasil". Sakura sedikit gelisah. "Aku seorang perempuan dan paham kalau Hinata sudah jatuh ke pesona Sasuke". Sakura menatap Ino. Meski Ino tidak  berkomentar tapi Sakura yakin, Ino sependapat dengannya.

"Yang benar belum tentu benar, yang salah terdengar benar". Shikamaru menatap semakin dalam Sasuke.

Gaara paling acuh, namun sebenarnya tanganya bergetar seolah tidak setuju dengan tindakan sahabatnya.








.
.
.

Istirahat kedua Hinata sibuk mencari sebuah buku diperpustakaan. Hinata sering terlihat diperpus, karenan memang salah satu hobinya adalah membaca.

Setelah menemukan buku dicarinya, Hinata duduk dibangku ujung. Tidak berapa lama seseorang yang ingin dihindarinya turut serta.

Hinata menegang, tidak mengerti dengan Sasuke,si idola sekolah gencar mendekatinya. "Sasuke-san". Gumam Hinata sedikit bergetar.

Sasuke mencondongkan wajahnya, menatap bulu mata lentik Hinata,wajahnya,bibir mungilnya, hidungnya bahkan kedua manik indah milik hinata.

"Aku paling suka tomat dant tidak menyukai manis-manis". Tutur Sasuke. Hinata mengerjap bingung. Setelahnya baru mengerti ketika Sasuke meletakkan kotak belak miliknya. Sasuke tidak berkata apapun lagi, pergi begitu saja namun meninggalkan debaran menggila.










.
.
.


Untuk kesekian kalinya,Hinata tidak memahani seorang Uchiha Sasuke . Hinata berjalan pelan menemui pangeran sekolah di ruang tamu rumahnya.

Hinata berhenti sejenak, Hinata melihat Sasuke dari belakang. Pemuda itu tenang dan tidak terlalu banyak bergerak. Cukup lama sampai Hinata memutuskan benar-benar menemuinya.

"Ma-maaf menunggu lama". Hinata kemudian duduk di sofa sebrang Sasuke.

Sasuke mengangguk tersenyu. "Apa Hinata ada acara malam ini?". Tanpa basa-basi Sasuke bertanya.

"Hanya membaca bu-buku". Hinata gugup luar biasa.

"Kalau bagitu maukan keluar menonton denganku". Sasuke menunjujkan keseriusannya. Berbeda dengan Hinata yang justru menahan debaran.

"Hinata". Ulang Sasuke.

"Ma-maaf,aku tidak bi-bisa". Hinata meruntuki kembali kegagapannya.

"Kalau begitu, hanya di taman bagaimana?". Sasuke menawar.

Hinata tanpa sadar justru mengangguk. Sasuke tersenyum.

"Ayo". Sasuke mengulurkan tangannya.

"EH" . Hinata setengah berteriak.













TBC








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang