IMAGINE 02

1.6K 216 24
                                    

Lorong rumah sakit itu mendadak sunyi. Suara tangis berhenti begitu dokter keluar ruang operasi.

Hiasi Hyuuga bersama Hikari terlihat bersama. Sementara sahabat- sahabat Hinata menunggu dengan cemas.

"Beberapa tulang patah, limabelas jahitan di paha kanan, namun.ada hal yang lebih -, dokter Kabuto mengehentikan ucapannya.

"Ada apa?". Hikari masih dengan berderai air matanya.

"Kami bisa menyelamatkannya untuk saat ini tapi untuk.membuatnya sadar adalah keajaiban". Setelah mengucapkan kalimat itu suara tangis dari Hikari terdengar kembali. Bahkan Matsuri dan Tenten menjerit tidak tahan.

Kiba pergi disusul oleh Shino. Mereka harus membuat perhitungan pada Sasuke.

.
.
.

Kasus Hinata terjun dari atas gedung menggemparkan Jepang. Pasalnya Hinata yang terjun bebas tidak sengaja tertangkap kamera vidio salah satu Siswi. Satu jam diunggah dan mampu viral setelahnya.

Tidak hanya Hinata yang tertangkap kamera vidio melainkan Sasuke dan lainnya nampak terlihat setelah gadis indigo itu terjun.

Hiasi bertindak menyeret wajah- wajah yang berada di atap gedung sekolah.

Sasuke dan gengnya sendiri hanya diam dalam sel, menununggu pengacara keluarga mereka menyelamatkannya.

.
.
.

Satu minggu Hinata berada dalam rawatan medis , dalam satu minggu itu Sasuke masih berada dalam sel tahanan. Statusnya dengan para sahabatnya masih saksi bukan sebagai tersangka.

Hikari datang menemui Sasuke ,berharap apa yang didengarnya bisa merubah keputusannya.

"Sasuke Uchiha". Hikari menyebut nama seorang pemuda, pemuda yang sering diceritan oleh putrinya.

Sasuke hanya menatap kedua manik serupa Hinata.

"Benarkah kabar yang kudengar". Hiakari memulai.

Sasuke masih diam tanpa berniat menjawab. Namun onixnya tidak melepas tatapannya.

"Hinata sering menceritakan sahabat- sahabatnya, tentang dirimu yang paling sering diceritakannya, kau tahu dia sangat mencintaimu, aku tidak.percaya jika kau nak Sasuke yang mendorongnya". Hikari mencoba mencari jawaban dari onix kelam itu.

"Itachi Uchiha". Bukan menjawab pertanyaan ibu Hinata, Sasuke justru menyebutkan satu nama yang membuat Hikari membola.

"Kau adik dari pemuda bernama.Itachi". Kini giliran Sasuke yang membola.

"Apakah Nak Sasuke dendam, dan mengira putri saya yang membunuhnya". Hikari sekarang tersedu. Hikari mengeluarkan sebuah buku milik seorang pemuda yang pernah menolongnya..

"Ambilah, ini milik kakakmu". Setelah menyerahkan buku milik.Itachi, Hikari ibunda Hinata meninggalkan Sasuke.

Dalam batinya mungkinkah jawaban akan kegundahannya berada di dalam sana. Dan Sasuke memejamkan onixnya. Mencoba mempercayai kebenaran lain yang diterimanya.

Perlahan Sasuke mengambil buku tersebut, halaman pertama Sasuke mengenali bahwa tulisan itu milik kakaknya.


Januari 2013

Seorang gadis bermahkota indigo duduk seorang diri di sebuah taman kota London. Berlatarkan gedung Apartemen terelite di London.

Tidak ada yang tahu paras cantiknya adalah sebuah kamuflase akan kebutaannya. Gadis itu buta karena sebuah kecelakaan. Dan penyebabnya adalah diriku, Itachi.

Itachi bersalah akan hal yang dilakukannya seharusnya dirinya tidak mabuk dan menabrak gadis itu. Gadis kecil yang sekarang tidak mampu melihat cahaya.

Aku mendekatinya dan berharap mampu mengobati luka karena pupus harapan. Dua minggu kami bersahabat dan aku justru semakin bersalah.

Dalam keraguan aku mencoba peruntungan. Namun Tuhan berkehandak lain. Gadis itu tidaklah buta permanen.

Dirinya bahagia bukan main mendengat kabar tersebut.

Operasi pertamanya berhasil, gadis itu melihat kembali. Dan kami masih bersahabat, meski usia kami bertaut jauh kami tetap bersahabat. Sampai saat dimana gadis itu memanggilku dengan sebutan kakak. Aku tersenyum bahagia.

Hari bahagia dan Tuhan tidak merestuinya.

Pertengahan bulan Juli, Hinata mengalami komplikasi akibat kecelakaan. Jantungnya mengalami kerusakan fatal.

Keraguan dan kegelisahan menyelimutiku. Andai aku tak menabraknya malam itu dan andai aku tidak menuruti Deidara, mungkin aku tidak akan membuat gadis kecilku terluka.

Dalam kepanikanku, justru kabar lain mematahkan semangatku. Entah ini takdir atau justru doa yang terkabul.

Aku tidak tahu harus bersyukur atau memaki diriku sendiri yang jelas aku merasa lega.

Dokter memberi vonis pada diriku. Kanker Otak stadium.akhir. sebuah sakit kepala yang tidak terkira sering ku alami selama dua tahun terakhir dan inilah jawabannya.

Ini takdir dan doa ku terkabul. Jantung kami cocok .

Akulah penyumbangnya, karena nyawaku akan berakhir juga. Aku akan tetap mati meski dengan Jantung. Aku siap dan semua memyetujuinya.

Akhir Juli aku akan resmi meninggal. Sebelum itu aku mengirim surat terakhirku pada adikku di Jepang. Tidak terkecuali aku menceritakan tentang gadis kecilku bernama Hinata. Pertama kalai aku jujur, aku tidak ingin sekedar menjadi kakak untuk Hinata.





Sasuke meremas dadanya sakit, Surat yang sampai padanya. Sangatlah berbeda. Disini Itachi sangat menyayangi Hinata sedang dalam suratnya Itachi sangat membenci bahkan tertulis disana sebuah pemaksaan terjadi.

Sasuke sadar Konan telah mengganti isi surat kakaknya. Dan Sasuke baru menyadarinya jika wanita sialan itu menyukai kakaknya.

Sasuke memegang dadanya nyeri. Sasuke telah salah paham pada gadis yang tidak bersalah. Gadis yang bahkan dilindungi oleh Kakaknya. Di dalam tubuh Hinata terdapat detak yang sama dengan Itachi.

Sasuke berteriak dalam jeruji besi sedang teman- temannya menghela nafas. Sasuke menyesal karena mengabaikan peringatan Shikamaru.




.
.
.

Kiba memandang sayu ke arah tubuh yang terbaring lemah. Kiba mengenal.Hinata di usianya masih balita. Sama.seperti Shino, Chouji, Matsuri ,Lee dan Tenten. Mereka bersahabat dari kecil sampai terpisah saat Hinata memutuskan tinggal bersama ibunya di London.

Kiba menyadari hidup Hinata selalu dalam kemalangan. Mengalami kebutaan, komplikasi akibat kecelakaan dan sekarang dirinya justru tidak melindunginya. Membiarkan gadis itu sendiri dalam keterpurukannya. Kiba harusnya menentang ide Shino dan Tenten. Kiba harusnya mengikuti permintaan Matsuri untuk tidak membenci Hinata.

"Hinata aku menyesal". Kiba menangis di samping tubuh terbaring lemah Hinata.





.
.
.

Tenten yang hendak menemui dokter Kabuto berhenti seketika. Tidak.sengaja.dirinya mendengar perbincangan antara sang dokter sengan seseorang yang Tenten tidak mengenali suaranya.

"Gadis itu tidak hidup karena alat bantu, yang bisa menyembuhkan bukan kita tapi Tuhan dan keajaiban". Tenten mengenali suara dokter Kabuto.

Tanpa menunggu kelanjutannya Tenten berlari sembari menangis. Benarkah harapan Hinata hidup hanya sedikit. Benarkah hanya keajaiban yang bisa diharapkan.

Berlari hingga mencapai pintu rawat Hinata. Tenten menemukan Kiba yang menunduk menangis. Tanpa salam Tenten berlari dan memeluk Kiba.

Keduanya menangis bersama. Tenten menangis karena harapan kecil sahabatnya untuk hidup.sedang Kiba menangis karena penyesalan.














TBC

IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang