Arum manis

3 2 1
                                    

Rara tersenyum senang membuat Dian mamanya, menatap penuh tanya.

"Kamu kenapa Ra?"tanya Dian bingung melihat anaknya yang senyum-senyum sendiri.

" Rara diajak Rangga ke pasar malam" Dian hanya mengangguk singkat. Pasalnya dia sudah tau duluan saat Rangga menghampiri kedapur dan meminta ijinnya untuk membawa anak gadisnya ke pasar malam dekat alun-alun.

"Yaudah sana buruan dandan yang cakep" Dian mendorong Rara agar cepat bersiap-siap.

Tak lama Rangga datang mengetok pintu.

"Duh ganteng banget si A'a" ujar Dian menggoda kekasih anaknya.

Rangga tersenyum geli menanggapi "Mama berlebihan".

" Berangkatnya hati-hati ya A' jangan lupa tangan Rara diborgol biar enggak lari dan bikin kamu nyari ntar"pesan Dian saat melihat putrinya mendekat.

"Siap Ma, kami berangkat dulu" ujar Rangga sopan dan mencium tangan Dian.

"Rara berangkat dulu ya ma"pamit Rara bergantian.

Pasar malam kali ini lebih ramai dari hari-hari sebelumnya mungkin karena malam minggu jadi para keluarga, remaja, teman,maupun anak-anak tampak datang dengan senyuman dan menghabiskan waktu di pasar malam ini.

Jarak tempuh rumah Rara dengan alun-alun memang tak terlalu jauh namun Rangga yang sengaja melaju motor dengan kecepatan tenang takut membahayakan keselamatan Rara. Apalagi ini malam minggu jalanan sangat padat.

Setelah 15 menit mereka sampai dan langsung mengitari pasar malam ini. Rara tampak tersenyum senang berjalan-jalan, melihat-lihat dengan gembira tampa melepas tautan tangan dari Rangga.

Keduanya terhenti di salah satu wahana kora-kora. " Rara mau naik ini ".

Rangga menggeleng cepat " Jangan ntar lo pusing ".

Rara mendengus kecewa namun dengan cepat tersenyum kembali. Rangga khawatir dengannya

" Yaudah tapi naik yang itu ya" Rara menunjuk Bianglala yang tampak indah dengan lampu warna-warni.

Rangga mengangguk kaku lalu meminta Rara menunggunya membeli tiket untuk menaiki bianglala.

Mereka berbaris untuk menunggu giliran, dan berakhir duduk di tempat sangkar.

"Huaaawwww"pekik Rara senang bianglala melaju perlahan.

Rara tersenyum girang saat sangkar yg ia naiki berhenti tepat di atas.
" Rangga liat deh kotanya indah".

"Emm" guman Rangga tak jelas.

"Loh Rangga kok nutup mata hahahaha" tawa Rara meledak melihat raut  ketakutan Rangga.

"Kamu takut ya?"goda Rara diselingi tawanya.

" Eng-gak lah"sanggah Rangga.

"Iyakah" Rara semakin menggoda Rangga yang jelas-jelas ketakutan.

GREKKK

Sangkar terhenti lagi diatas membuat Rangga menarik Rara untuk duduk disamping nya.

Rara menatap Rangga lalu meletakkan telapak tangannya diatas telapak tangan Rangga. "Rangga gak usah takut ada Rara".

"Emmm" Rangga semakin menggenggam tangan Rara erat.

Sudah 2 menit berlalu Rangga dan Rara diturunkan.

"Rangga duduk dulu disini ya" Rara berlari meninggalkan Rangga yang masih pusing terduduk dibangku.

Rara kembali dengan membawa 2 botol air mineral "Minum dulu biar pusingnya hilang".

Rangga menenggak hingga setengah air botol. Sungguh kepalanya mulai membaik setelah minum.

" Kita pulang aja ya"saran Rara yang melihat raut wajah Rangga.

Rangga menggeleng "Gak usah kamu belum puas".

Rara tersenyum lalu memeluk Rangga erat " Sebenarnya Rara belum puas tapi rasa khawatir ke Rangga lebih besar".

"Yaudah tapi beli martabak buat mama dulu ya" Rara mengangguk merasa senang jika Rangga sangat menghormati mamanya.

"Rangga beli arum manis sekalian ya buat Ella" Rangga tersenyum senang menanggapi. Ella adalah adik bungsu Rangga yang sering bermain dengan Rara.

Rangga selesai membeli oleh-oleh segera menghampiri Rara yang duduk dibangku "kok beli arum manisnya dua" heran Rara.

Rangga menyodorkan arum manis ke Rara "buat lo".

Rara berbinar lalu melahap Arum manis dengan senang sedangkan Rangga terkekeh melihat cara makan kekasihnya yang terkesan lucu baginnya.

"Rangga mau?" Rara mendekatkan Arum manisnya pada Rangga yang langsung digigit ukuran besar.

"Manis banget kan? Ntar lama-lama Rara pasti diabetes deh"gumam Rara yang masih didengar Rangga.

Rangga menggeleng"Enggak bakal lo kena diabetes yang kena ntar gw nya".

" Kok bisa?"

"Lo lebih manis soalnya"

- T E R L A L U  M A N I S -

21 Desember 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TERLALU MANISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang