Keysia berjalan ke arah meja yang tadi diberitahu oleh Rafael, dengan wajah lesu karena hari-harinya akan berantakan kedepannya.Dengan santai Keysiamenundukkan bokongnya dikursi, lalu meregangkan semua otot otot yang tadi dibuat kaku oleh boss baru yang menyebalkan itu.
Semangat Keyyy.....ayo semangat dengan pekerjaan barumu dan kamu harus bisa membuktikan ke Mr.Bastard itu kalo kamu bisa bekerja dengan baik...sorak sorak dari dalam hati Keysia.
Keysia membuka map-map yang sudah ada dihadapannya dan mulai menyelesaikannya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul satu siang, itu berarti waktunya untuk istirahat dan juga makan siang. Keysia berdiri dan mengambil tugas tugas yang sudah diselesaikan olehnya, untuk segera diserahkan kepada bossnya yang menyebalkan itu.
Keysia mengetok pintu ruang kerja Rafael, lalu dibalas oleh teriakan yang menyuruhnya untuk segera masuk.
"Sudah ?" Tanya Rafael.
"Sudah saya selesaikan semua Tuan. Ini semua mau diletakan dimana ?" Keysia tidak mau basa basi lagi, karena perutnya sudah bunyi-bunyi sejak dari tadi minta disisi.
"Letakan diatas meja itu." perintah Rafael.
Keysia segara berjalan ke arah meja yang ditunjuk oleh Rafael, lalu melekan semua map map yang telah diselesaikannya ke atas meja kerja Rafael.
"Saya permisi Tuan." Keysia berbalik. Namun, lagi dan lagi tampaknya gagal, karena pinggangnya sudah ditarik oleh Rafael.
"Sebentar Baby. Kita harus jalan bersama. Kamu mau makan siangkan ?" Tanya Rafael dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Maaf Tuan, tapi saya ingin makan siang sendiri." Keysia berusaha melepaskan tangan Rafael yang berada dipinggangnya.
"Hey Nona, tampaknya tingkat percaya dirimu tinggi sekali ya, " ejek Rafael sambil tertawa.
"LEPASKAN" sentak Keysia, karena wajahnya sudah memerah menahan malu atas ucapan Rafael.
"Relax sayang, aku tidak akan macam-macam dengan kamu kok," Rafael tidak menyerah untuk menggoda Keysia. Namun, Rafael semakin gemas kepada tingkah lucu dan reaksi yang Keysia berikan.
"Mr. William, bisa anda lepaskan saya. Jam istirahat saya sudah terpotong lima belas menit Tuan," kata-kata ketus pun mulai meluncur dari bibir Keysia.
"Baiklah kalau begitu, aku akan melepaskanmu dengan satu syarat ?" Ujar Rafael dengan senyum mencurigakan.
"Apa ?" Keysia memasang wajah was-was karena dia tau apa yang akan Rafael minta.
"One kiss." pinta Rafael.
Dengan sekali gerakan Keysia mencium bibir Rafael. Namun, sialnya memang pria seperti Rafael tidak bisa dipercaya.
Rafael menahan tengkuk leher Keysia untuk memperdalam ciuman. Hingga Rafael bisa mengabsen semua gigi yang ada di dalam mulut Keysia.
Setelah lumayan kehabisan napas, Keysia mendorong dada bidang untuk menjauhi dirinya.
Rafael melepaskan ciuman mereka dan tersenyum bangga.
"Bastard." maki Keysia lalu dengan segera keluar dari ruangan yang tampak seperti neraka bagi Keysia.
Sesampainya dikantin kantor, Keysia membeli makanan dan segera mencari bangku kosong yang ada didalam kantin. Keysia menemukan satu meja kosong di pojok sebalah barat kantin dan segera berjalan karahnya.
Keysia memakan makanannya dengan tenang, karena tidak ada seorang pun disebelah kanan, kiri ,depan atau pun belakang dirinya. Hanya dia sendiri di meja ini, sangat menyenangkan karena tidak ada yang mengganggu dirinya. Namun...
"Hay," sapa pria yang tiba tiba duduk didepan dirinya.
"Ya ?" Singkat padat dan jelas.
"Karyawan baru ? " tanya pria itu. Lalu dijawab oleh Keysia hanya dengan gumaman.
"Bagian apa ? Pantas saja aku baru melihatmu untuk pertamakalinya," pria itu masih memperhatilan Keysia yang masih asik dengan makanannya, tanpa mau peduli omongannya.
"Sekretaris." jawabnya Keysia cuek.
"Sekretaris Rafael ?"tanyanya pria itu lagi semakin penasaran.
"Ya." kini Keysia makin kesal, karena diganggu terus menerus oleh pria didepannya. Lalu Keysia mengangkat wajahnya dan menatap orang yang ada dihadapnnya.
Nikmat Tuhan mana yang kau duskatan Key..
"Waw. Aku tidak menyangka, Rafael mendapatkan sekretaris secantik dirimu," puji pria itu.
"Lucu." ketus Keysia.
"Namaku Kevin. Kau ?" Tanyanya lagi lagi dan lagi.
"Keysia."
"Sepertinya kita berjodoh. Karena huruf depan nama kita sama." Kevin tersenyum lebar menatap Keysia.
"Tidak, terimakasih." jawab Keysia acuh. Dengan segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari kantin. Meninggalkan Kevin yang tercengang dibuat oleh Keysia.
Sepanjang hidupnya, Kevin lah yang selalu meninggalkan wanita, kecuali seseorang yang dulu sangat berharga bagi dirinya. Namun, sekarang sepertinya karma sudah dimulai dari wanita yang pertama kali meninggalkan Kevin tanpa menoleh sedikitpun.
Keysia segera masuk ke dalam lift dan menekan tombol 30 untuk segera keruangannya. Setalah lift terbuka Keysia berjalan ke arah mejanya dan melihat pintu ruang kerja Rafael sedikit terbuka.
Tanpa sengaja, Keysia melihat adegan yang tidak sepatutnya dia lihat. Rafael sedang memangku seorang wanita, dengan menghadap ke arah. Keysia menegang karena tiba-tiba mata Rafael terbuka dan menatapnya tajam kearahnya.
Keysia langsung membuang wajahnya dan segera duduk dikursinya. Dengan cepat Keysia mengambil tasnya dan mengeluarkan botol kecil, lalu segera meminum isi dari botol itu.
Tubuh Keysia semakin relax, setelah Keysia meminum sesuatu dari dalam botol. Lalu Keysia mulai melanjutkan pekerjaannya dengan tenang.
Tanpa Keysia sadari, Rafael menatap Keysia dengan serius.
"Pergi." Usir Rafael pada wanita yang ada dipangkuannya.
"Tapi, Beb.." Belum selesai wanita itu berbicara, Rafael sudah menatapnya dengan tajam.Sehingga wanita itu segera berdiri dari pangkuan Rafael dan berjalan keluar dengan lenggak lenggok khas wanita murahan.
Rafael berjalan ke arah majanya, mengambil ponselnya dan segera menelfon seseorang.
"Cari tau apapun tentang Keysia Nathania. Segera beritahu saya jika sudah dapat."
———————————————————————
Hei jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya ☺️☺️☺️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard boss
Lãng mạnComplete 21+ JANGAN LUPA FOLLOW YA 🤟🏻 "let's start the game," Keysia merasa sangat percaya diri. Pasalnya dia memang sangat sering meminum vodka tanpa pernah mabuk, hingga orang orang bisanya bingung dengan Keysia yang tidak pernah mabuk. ...